KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Cerita Anak
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Artikel » Sajak Berkisah

    Sajak Berkisah

    BY 15 Sep 2024 Dilihat: 15 kali
    Sajak Berkisah_alineaku

    Sajak Asa Sang Pemimpi

    Tugas mulia mendidik generasi bangsa

    Di bawah sumpah bakti untuk negeri tercinta 

    Terpatri janji merajut asa masa depan 

    Dengan kesabaran dan ketulusan

     

    Meski langkah tiada seindah harapan 

    Garda terdepan memerangi kebodohan 

    Gempuran masa teknologi gemilang 

    Terkikisnya akhlak dan adab ketimuran 

     

    Kami tiada mampu derana sendirian 

    Menggapai cita setinggi langit 

    Adalah kita, bukan kami

    Bersama kerahkan daya upaya 

     

    Adalah kita, bukan kami

    Insan cendekiawan yang peduli 

    Tanpa kerjasama, dukungan, dan doa

    Cita kami sekedar angan-angan

     

     

    Senja Menggenggam Asa

    Sepasang kekasih senja

    Hitam legam bermandikan peluh

    Gerobak usang menemani kaki renta

    Mengais rezeki dari sisa keserakahan

     

    Lelaki tua menapaki aspal panas

    Demi Sang Istri, mata baginya

    Bersama memecah suara sumbang

    Mengumpulkan recehan, dari brankas tak berguna

     

    Raga tidak lagi sekuat masa belia

    Semangat hidup membara, bagai anak muda

    Meredam lapar dari rupiah halal

    Pantang meminta belas kasihan

     

    Sabita asa tergantung di langit malam

    Mengharap belas kasih Yang Maha Kuasa

    Insan kerdil tiada berdaya

    Bertarung dalam buasnya kehidupan

     

     

    Insan Cendikiawan

    Sinar harapan bagi dunia

    Mengubah paradigma pendidikan

    Hilangkan kebodohan dengan ketulusan

    Memanusiakan manusia

     

    Pejuang Tangguh tiada letih

    Mendidik anak Negeri

    Menggapai cita mulia

    Demi bangsa Indonesia

     

    Memberi suri tauladan

    Membimbing dengan kesabaran

    Menguatkan jiwa seorang pelajar

    Menumbuhkan cinta ilmu pengetahuan

     

     

    Kerinduan Masa Lalu

    Selaksa kisah dalam dekapan renjana

    Bocah kampung menelusuri hutan kecil

    Berenang bersama penghuni sungai

    Berburu melinjo dan buah jamblang

     

    Dara lincah bermain di antara rindang pepohonan

    Lelaki dan perempuan tiada berbeda

    Permainan berakhir hingga senja

    Hutan kecil berselimut kegelapan

     

    Seperti biasa, kami singgah sebentar

    Pohon belimbing berbuah ranum memanggil

    Tiada sanggup membayangkan kelezatannya

    Bagi kami, bocah-bocah kecil

     

    Kini, semua hanyalah kenangan

    Hutan kecil itu sirna

    Tempat bermain bocah kecil telah pergi

    Berganti hutan beton berpagar besi

     

     

    Pengembara Kerdil

    Kala kisah pilu datang menyapa

    Rasa hati berkecamuk nestapa

    Senandung rindu, mengetuk pintu langit

    Lirih berbisik dalam malam sunyi 

     

    Duhai, Tuan Penguasa Alam Semesta

    Kiranya dapat hamba meminta

    Hadirkan insan berwajah renta

    Di antara selimut malam

     

    Kepingan sabita kenangan

    Terpendar, merentas waktu

    Terkurung penyesalan masa lalu

    Tiada sanggup hadirkan pengorbanan

     

    Pengembara kerdil di kaki langit

    Bertapa kesunyian hati

    Ringkih bertahan hingga ujung senja

    Berharap sinar asa kehidupan

     

     

    Lukisan Buram 2022

    Sepenggal kisah lara kanvas kehidupan

    Bermula kepergian Sang Ksatria berhati hampa

    Catatan kebohongan membungkam seribu tanya

    Kebenaran terungkap meruntuhkan segalanya

     

    Raga membisu menahan perih

    Berjuang di antara pertarungan diri

    Hidup dalam kenyataan pahit

    Menghitung waktu kebahagiaan tiada henti

     

    Empat bulan perjuangan dalam ruang kesunyian

    Menahan luka, takdir Tuhan Yang Maha Kuasa

    Hingga bumi menelan jasad tiada bernyawa

    Hujan air mata membasahi tanah basah

     

     

    Kisah Dua Insan

    Kala itu…

    Dering pesan membisikkan keraguan

    Tragedi kecil seorang sahabat

    Skenario Tuhan, Dua insan bertemu

     

    Di antara kebisingan deru mesin bersahutan

    Lalu-lalang pasang mata mencari arah tujuan

    Memekik kondektur mencari penumpang

    Pedagang asongan menjajakan dagangannya

     

    Diam-diam mencuri pandang

    Terpikat paras dan budi bahasa tenangkan jiwa 

    Tiada mampu meredam ribuan tanya

    Mungkinkah telah sampai di akhir pelabuhan?

     

    Berkecamuk rasa dalam kerinduan

    Metamorfosa asmara mengubah takdir

    Kisah kehidupan dua insan

    Menggantung asa di langit mimpi

     

     

    Setapak Harapan

    Lirih hati memanggil angin kesejukkan

    Tergantung asa di langit malam

    Ruang tak bertuan menyapa

    Bias fatamorgana dalam retina

     

    Setapak harapan

    Berkelok penuh lumpur kebohongan

    Mengakar ilalang bisu

    Gemercik oase kejujuran beradu

     

    Pengembara hilang arah

    Entah pada siapa hatinya merindu?

    Ujung pena lelah menggoreskan tinta

    Lembaran cita semu

     

     

    Dua Kata

    Dua kata, aku ada

    Menyusun serpihan hati lara

    Terseok-seok menggapai Impian

    Merajut asa di antara suara sumbang

     

    Dua kata, aku ada

    Bara semangat membakar diri

    Demi sebuah janji

    Meski mata dunia meremehkan

     

    Dua kata, aku ada

    Tersemat bagai bintang dalam lukisan malam

    Binar asa yang sempat padam

    Terukir nama sang Pujangga

     

    Dua kata, aku ada

    Dunia mengakui aku ada

    Tanpa memandang sebelah mata

     

     

    Kreator : Diah Anggraeni

    Bagikan ke

    Comment Closed: Sajak Berkisah

    Sorry, comment are closed for this post.

    Popular News

    • Menurut Stephen Covey Manusia Memiliki Kebutuhan Dasar, Kecuali? a. To Live b. To Love c. To Listen d. To Leave the Legacy Jawaban: c. To Listen Menurut Stephen Covey Manusia Memiliki Kebutuhan Dasar, Berikut Pembahasannya: Stephen Covey, seorang penulis dan konsultan manajemen terkenal, dalam karya-karyanya sering membahas tentang kebutuhan dasar manusia. Dalam bukunya yang terkenal, […]

      Jun 25, 2024
    • Hari sudah menunjukkan pukul 14.30. Suasana di sekolah tempat Ustadz Hamdi mengabdikan diri sudah mulai sepi. Anak-anak sudah banyak yang pulang. Ustadz Hamdi masih duduk di meja kerjanya sambil memeriksa satu persatu tugas murid-muridnya. Saat itu tiba-tiba HP Ustadz Hamdi berdering “Kriiing, kriiing, kriiing…”  “Halo…., Assalamu alaikum !”  “Wa alaikum salam. Ini Lisa, pak Ustadz.” […]

      Jun 06, 2024
    • Aku adalah teman sekelas Sky di SMP, kami berada dikelas yang sama selama 3 tahun. Sekarang setelah masuk SMA kami berada di sekolah dan kelas yang sama. Sky selalu menjadi orang terpopuler di sekolah, Sky tinggi,  tampan, dan sangat ramah. Namun sayangnya aku merasa dia selalu dingin hanya padaku, aku bahkan tidak tau alasan dibalik […]

      Jun 10, 2024
    • Mahaga Belom Bahadat adalah bahasa Dayak Ngaju yang mempunyai makna yaitu menjaga kehidupan yang saling menghargai, menghormati serta menjunjung tinggi kehidupan Adat Istiadat maupun tradisi kearifan lokal di wilayah yang kita tempati. Era zaman sekarang ini sudah banyak sekali para generasi yang melupakan prinsif-prinsif hidup yang telah dulu ditinggalkan para leluhur(nenek moyang) kita, padahal banyak […]

      Jun 02, 2024
    • Part 13 : Candi Borobudur Keesokan harinya Rama sibuk mencari handphone yang biasa membangunkannya untuk berolahraga disaat Rama berada di Jogja. Rama tersenyum dan semangat untuk bangun, membersihkan diri dan segera membereskan kamarnya. Tidak lupa Rama juga menggunakan pakaian yang Rapih untuk menemui Rani hari ini. Sementara Rani seperti biasa masih bermalas-malasan di dalam kamarnya […]

      Sep 07, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021