KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Catatan Harian
  • Cerita Anak
  • Cerita Bersambung
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kisah Inspiratif
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • Madhoe Retna
  • Manajemen
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Opini
  • Organisasi
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • SDM
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Artikel » Sajak Berkisah (Bagian 4)

    Sajak Berkisah (Bagian 4)

    BY 07 Agu 2025 Dilihat: 1 kali
    Sajak Berkisah_alineaku

    Sebaris Kata Kala Hujan

     

    Hujan tak lagi memberi kesejukan

    Meronta bumi menelan kehausan

    Daun dan bunga-bunga berguguran

    Benih harapan mati tenggelam 

     

    Gemercik air beradu genderang langit

    Alam membisu berselimut kegelapan

    Jiwa pemberani seketika pergi

    Tawa riang malaikat kecil ditelan keheningan

     

    Angin menyebarkan kabut pekat

    Perlahan merobohkan raga perkasa

    Tersayat benang jaring laba-laba malam 

    Keangkuhan tiada lagi berkuasa

     

    Mata elang terus memburu

    Mangsa kedinginan dan kelaparan

    Berhamburan mencari tempat berteduh

    Kepakan sayap malaikat menjemput kematian. 

     

    Rasa dalam Tanya

    Jika lara ini tak jua pergi

    Maka sampaikanlah kerinduan di kala hujan 

    Senandung lirih hati lelah bertahan

    Biarkan semua rasa mengalir bersama rinai kali ini

     

    Bagaimana dapat kau bertanya?

    Apakah sebuah pertanyaan begitu rumit terdengar?

    Mengapa jawaban berakhir keegoisan?

    Siapa mampu menemukan arah tujuan?

     

    Di mana ruang harapan bersembunyi?

    Hempaskan raga dalam keheningan

    Menghirup aroma ketenangan

    Memanggil jiwa yang letih

     

    Dan sebagian rasa terpahat dalam dinding karang tak bertuan 

    Memekik lara di tengah kebisingan

    Menatap langit indah berwarna

    Perih memeluk erat luka.

     

    Insan Kerdil Bergumam

    Di mana letak cermin kejujuran?

    Sementara mata dunia menyimpan bayangan terbalik dari kenyataan

    Berhentilah mengulurkan tangan!

    Sekedar menutupi perangai serigala berbulu domba

     

    Masihkah manusia kerdil menjadi tempat pelampiasan keserakahan?

    Suara sumbang memecah ketidakadilan 

    Hening dibungkam kekuasaan

    Hukum rimba merajalela

     

    Penguasa menjadi pemenang

    Siapa peduli benar atau salah?

    Jauh dari kelaparan hidup dalam kemewahan

    Menimbun harta demi kesenangan

     

    Mata tertutup hati berguncang hebat

    Amarah memuncak ribuan tangan berdoa 

    Memohon pada Tuhan Yang Maha Esa

    Hapuskan tirani, tegakkan keadilan rakyat tertindas.

     

     

    Luka Wajah Senja

    Di mana kepingan kisah yang mampu bercerita?

    Berpendar-pendar menghias langit malam

    Tersemat dalam dekapan renjana

    Seorang insan berhati baja

     

    Perjalanan panjang penuh dera ujian

    Tawa dan tangis bergantian menemani

    Perjuangan seorang ibu yang tiada berkesudahan

    Mengantar kebahagiaan putra dan putri

     

    Bagaimana kata dapat menjadi sebuah kalimat?

    Terdiam, membisu dalam keraguan

    Lidah begitu kelu di hadapan wajah senja

    Kegelisahan masih merajai hatinya

     

    Merenung, membayangkan kisah kehidupan

    Di antara masa lalu dan masa depan

    Cermin diri bagai sebuah pembelajaran

    Mungkinkah penyesalan menjadi nyata?

     

    Wahai ibu berhati baja!

    Berhentilah memikirkan anak-anakmu

    Lihatlah! Raga mulai menua, semakin renta dimakan usia

    Untuk sejenak, bahagiakanlah hatimu, Ibu. 

     

    Kucing Kecil Bermata Biru

    Pertemuan dalam rasa keangkuhan

    Lincah tingkahmu terpendam 

    Menunggu hati terpaut suka

    Kepatuhan pada tuan tersayang

     

    Tiga bersaudara, kembar bermata biru dan si kecil hitam

    Induk tercinta pergi membawa keceriaan

    Kau adalah kakak pelipur lara

    Cahaya kehangatan dalam kehampaan 

     

    Rencana Tuhan menempa jiwa dalam ketabahan

    Kedua adikmu hilang mencari tuan yang baru

    Kau masih setia bersamaku

    Berbagi suka dan duka

     

    Mata biru membawa kebahagiaan

    Sinarnya perlahan padam

    Berjuang melawan rasa sakit dan kelaparan

    Jiwamu tenang dalam dekapan surga 

     

     

    Sujud Seorang Hamba

    Serpihan luka ini begitu kecil

    Teramat kecil hingga telah mati rasa

    Memekik hempaskan lara

    Semua membisu tiada peduli

     

    Raga ringkih penuh kepayahan

    Letih jiwa menjalani kehidupan

    Rasa tiada tempat bersandar

    Sekedar mendengarkan sebuah cerita

     

    Rindu kembali hamparkan sajadah

    Sepertiga malam menjadi waktu pertemuan

    Meruntuhkan segala beban 

    Hanya antara Tuhan dengan hamba-Nya

     

    Engkau yang tak pernah lelah

    Mendengar rintihan hamba

    Keluh kesah membosankan dari insan putus asa

    Manusia dengan label khilaf dan dosa

     

    Engkau yang selalu ada

    Bisikan keangkuhan menghalangi pandangan

    Engkau Yang Maha Kuasa

    Istiqomahkan hati sujud padaMu, Ya Rabb..

     

    Surga Dunia Fana

    Wajah bermuka dua tersenyum

    Mangsa lengah sudah di depan mata

    Terpedaya kebahagiaan semu

    Perlahan menjerumuskan jiwa dalam kesesatan

     

    Setitik iman menjadi benteng pertahanan

    Dunia mendekati akhir zaman

    Manusia bukan lagi manusia 

    Membangun keserakahan di alam maya

     

    Surga fatamorgana tercipta

    Singgah angan seolah kekal dalam keabadian

    Melupakan hakikat diri sebagai insan 

    Bekerja keras untuk dunia fana

     

    Kehidupan penuh dengan kesenangan

    Seakan semua hasil keringatnya

    Tuhan bukan memberi keberkahan

    Melainkan azab dari kelalaian

     

    Ketakutan menyebarkan keraguan

    Kenikmatan beribadah hilang seketika 

    Lelah dan malas mendekam dalam raga

    Berkubang dalam dosa tak kasat mata

     

     

    Kreator : Diah Anggraeni

    Bagikan ke

    Comment Closed: Sajak Berkisah (Bagian 4)

    Sorry, comment are closed for this post.

    Popular News

    • Part 15: Warung Kopi Klotok  Sesampainya di tempat tujuan, Rama mencari tempat ternyaman untuk parkir. Bude langsung mengajak Rani dan Rama segera masuk ke warung Kopi Klotok. Rama sudah reservasi tempat terlebih dahulu karena tempat ini selalu banyak pengunjung dan saling berebut tempat yang ternyaman dan posisi view yang pas bagi pengunjung. Bude langsung memesan […]

      Okt 01, 2024
    • Part 16 : Alun – Alun  Kidul Keesokan paginya seperti biasa Bude sudah bangun dan melaksanakan ibadah sholat subuh. Begitupun dengan Rani yang juga melaksanakan sholat subuh. Rani langsung ke dapur setelah menunaikan ibadah sholat subuh. Tidak lama disusul oleh Bude dan langsung mengambil bahan masakan serta mengiris bahan untuk memasak. Rani dan Bude sangat […]

      Okt 16, 2024
    • Dalam dunia pendidikan modern, pendekatan sosial emosional semakin banyak dibahas. Salah satu model yang mendapatkan perhatian khusus adalah **EMC2 sosial emosional**. Namun, apa sebenarnya yang dimaksud dengan Definisi EMC2 sosial emosional? Mengapa pendekatan ini penting dalam pembelajaran? Mari kita bahas lebih lanjut untuk memahami bagaimana EMC2 berperan dalam perkembangan siswa secara keseluruhan. Definisi EMC2 Sosial […]

      Okt 02, 2024
    • Part 14: Kopi Klotok Pagi hari yang cerah, secerah hati Rani dan semangat yang tinggi menyambut keseruan hari ini. Ia bersenandung dan tersenyum sambil mengiris bahan untuk membuat nasi goreng. Tante, yang berada di dekat Rani, ikut tersenyum melihat Rani yang bersenandung dengan bahagia. “Rani, kamu ada rasa tidak sama Rama? Awas, ya. Jangan suka […]

      Sep 18, 2024
    • Part 13 : Candi Borobudur Keesokan harinya Rama sibuk mencari handphone yang biasa membangunkannya untuk berolahraga disaat Rama berada di Jogja. Rama tersenyum dan semangat untuk bangun, membersihkan diri dan segera membereskan kamarnya. Tidak lupa Rama juga menggunakan pakaian yang Rapih untuk menemui Rani hari ini. Sementara Rani seperti biasa masih bermalas-malasan di dalam kamarnya […]

      Sep 07, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021