KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Catatan Harian
  • Cerita Anak
  • Cerita Bersambung
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kisah Inspiratif
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • Madhoe Retna
  • Manajemen
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Opini
  • Organisasi
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • SDM
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Artikel » Sajak Berkisah (Bagian 5)

    Sajak Berkisah (Bagian 5)

    BY 24 Sep 2025 Dilihat: 11 kali
    Sajak Berkisah_alineaku

    Rembulan di Balik Fajar

     

    Sementara rembulan hanya terdiam

    Dingin menyelimuti hatinya

    Merindukan kehangatan pagi

    Memeluk luka sunyi sendiri

     

    Ratu tanpa singgasana merambah belantara

    Mencari jejak kedamaian di tengah kegelapan

    Tempat persinggahan jiwa yang lelah

    Meredam hingar bingar kehidupan dunia fana

     

    Mahkota sang ratu memancarkan cahaya kerinduan

    Tersayat mata memandang 

    Bersenandung lirih bersama angin 

    Irama kepedihan merasuk hati

     

    Berkejaran dengan waktu 

    Menyibak tirai embun dedaunan

    Wajah elok bersembunyi dalam kesunyian

    Menunggu singgah tahta sang ratu

     

     

    Pesan Ayah

    Bagaimana dunia mengerti?

    Terhasut dengki merajai hati

    Tak ada buah tangan kali ini

    Ayah pulang membawa perih

     

    Jangan marah anakku sayang

    Ayah kalah bukan menyerah

    Dunia tidak seramah senyuman bunda

    Mematahkan harapan begitu mudah

     

    Teman setia mencari nafkah

    Becak ayah yang kumal

    Penuh peluh mengayuh pedal

    Berdecit disepanjang jalan

     

    Bagai seorang budak tanpa harga diri

    Mengantarkan mereka ke tempat tujuan

    Rupiah bernilai kecil memenuhi dompet usang

    Dengan caci maki tanpa terima kasih

     

    Pagi buta hingga petang

    Ayah mengemis kasih Tuhan Yang Maha Esa

    Meski lelah terus mengayuh becak

    Meredam jerit dikau dan bunda yang kelaparan.

     

     

    Luka Gadis Kecil

    Karang membisu diterjang ombak

    Rongga kecil berbunyi nyaring

    Memekakkan telinga hati sunyi

    Tiada rasa merasuk jiwa asa fana

     

    Gadis kecil berdiri di bibir pantai

    Matanya sembab menahan amarah

    Menantang lautan tak bertepi

    Badai menelan segalanya

     

    Ombak menggulung gemuruh hati lara

    Siapa peduli? Riuh dunia hening seketika

    Desir angin berbisik, pergilah!

    Insan lemah bukan tandingan alam

     

    Gadis kecil menghentakkan kaki

    Dara manja bertukar srikandi pemberani

    Suara lantang menggema, saksikanlah!

    Aku seorang pemenang bukan pecundang.

     

    Catatan Kecil di Ujung Senja

    Adakah hatimu terenyuh?

    Tatapan sepasang mata sendu

    Jiwanya terlalu letih penuh harap

    Menunggu sapaan hangat

     

    Diamlah sejenak?!

    Senandung lara 

    Berbisik ingin bersandar

    Kehidupan penuh pertarungan.

     

    Biarkan saja sajak menjadi  catatan

    Hati yang tak tersentuh embun pagi

    Dingin terpenjara kegelapan 

    Sunyi berteman sepi

     

    Sepasang mata menatap penuh keraguan

    Di mana letak keindahan mata sang bidadari?

    Keteduhan singgah sementara dalam kerinduan

    Mungkinkah penyesalan menjadi nyata?

     

    Bekukan hati, wahai salju!

    Dunia tak sehangat pelukan

    Sembunyikan raga dalam Antartika

    Hilang rupa pencemburu, sepanjang langkah kehidupan

     

    Kata dalam Tanya

     

    Masa ketika kata lebih dalam dari sekedar palung samudera

    Sang rembulan terdiam 

    Ruang hampa menyapa

    Angin berbisik lirih, awan bergemuruh hebat

     

    Ribuan bintang berhamburan

    Berlindung mencari arah pulang

    Di mana jawaban tersimpan?

    Kilau cermin langit dan bumi beradu pandang 

     

    Membanggakan topeng sempurna

    Sembunyikan luka tampak kebodohan

    Berbaur rasa panggung fatamorgana

    Aksara mengudara tanpa makna

     

    Bias senja ditelan kegelapan

    Pengembara lelah tunduk pada ratu malam

    Larut dalam kedamaian

    Menerima takdir seorang insan.

     

     

    Sajak Jemu

     

    Sajak jemu dalam kerinduan 

    Menanti fajar menjemput senja

    Termenung rasa beku setetes embun

    Sinar membekas sudut biru

     

    Kabar dingin berbisik

    Lirih mengalun sunyi 

    Pahamilah mata senja berkaca

    Rona hangat menghilang dalam kegelapan

     

    Kebisingan menggema ruang sunyi

    Kegilaan tak kasat mata

    Merasuki hati kerdil

    Replika dunia manusia bermuka dua

     

    Neraca keadilan tak pernah sama 

    Seperti halnya cara pandang manusia kerdil

    Seolah tangan kecil mampu mengubah takdir

    Asa cita angan sekedar hayalan

     

    Neraca keadilan tak pernah sama 

    Berkamuflase di antara dinding kekuasaan

    Dunia fana lambang keabadian

    Dahaga kaum akhir zaman

    Surat dari Hati

     

    Untukmu yang masih memiliki hati

    Sebuah hati tak lelah memberi

    Meski dunia membenci

    Dalam diam menembus jalur langit

     

    Untukmu yang masih memiliki hati

    Negeri ini bukan tetiba berdiri

    Tidak ada waktu saling menghakimi

    Adalah bijak bergandeng tangan memperbaiki

     

    Negeri ini tercipta dari darah dan air mata

    Perjuangan dan doa tanpa henti

    Segelintir orang mengadu domba

    Haruskah kita saling mencaci maki?

     

    Tangan kotor bermain peran

    Bersembunyi di balik tirai kejujuran

    Biaskan makna kesetiaan

    Bangsa menjadi panggung kebodohan

     

    Jika selembar kain dalam genggaman

    Jangan biarkan merah putih memudar

    Wiracarita pendiri bangsa

    Lindungi dengan segenap jiwa dan raga

     

     

    Kreator : Diah Anggraeni

    Bagikan ke

    Comment Closed: Sajak Berkisah (Bagian 5)

    Sorry, comment are closed for this post.

    Popular News

    • Part 15: Warung Kopi Klotok  Sesampainya di tempat tujuan, Rama mencari tempat ternyaman untuk parkir. Bude langsung mengajak Rani dan Rama segera masuk ke warung Kopi Klotok. Rama sudah reservasi tempat terlebih dahulu karena tempat ini selalu banyak pengunjung dan saling berebut tempat yang ternyaman dan posisi view yang pas bagi pengunjung. Bude langsung memesan […]

      Okt 01, 2024
    • Part 16 : Alun – Alun  Kidul Keesokan paginya seperti biasa Bude sudah bangun dan melaksanakan ibadah sholat subuh. Begitupun dengan Rani yang juga melaksanakan sholat subuh. Rani langsung ke dapur setelah menunaikan ibadah sholat subuh. Tidak lama disusul oleh Bude dan langsung mengambil bahan masakan serta mengiris bahan untuk memasak. Rani dan Bude sangat […]

      Okt 16, 2024
    • Dalam dunia pendidikan modern, pendekatan sosial emosional semakin banyak dibahas. Salah satu model yang mendapatkan perhatian khusus adalah **EMC2 sosial emosional**. Namun, apa sebenarnya yang dimaksud dengan Definisi EMC2 sosial emosional? Mengapa pendekatan ini penting dalam pembelajaran? Mari kita bahas lebih lanjut untuk memahami bagaimana EMC2 berperan dalam perkembangan siswa secara keseluruhan. Definisi EMC2 Sosial […]

      Okt 02, 2024
    • Pancasila sebagai dasar negara Indonesia tidak lahir begitu saja. Di balik perumusan lima sila yang menjadi pondasi bangsa ini, ada pemikiran mendalam dari para tokoh pendiri bangsa, salah satunya adalah Soekarno. Pemikiran Soekarno dalam merumuskan Pancasila sebagai dasar negara menjadi salah satu tonggak penting dalam sejarah Indonesia. Lalu, apa saja pemikiran Soekarno tentang dasar negara […]

      Des 02, 2024
    • Part 14: Kopi Klotok Pagi hari yang cerah, secerah hati Rani dan semangat yang tinggi menyambut keseruan hari ini. Ia bersenandung dan tersenyum sambil mengiris bahan untuk membuat nasi goreng. Tante, yang berada di dekat Rani, ikut tersenyum melihat Rani yang bersenandung dengan bahagia. “Rani, kamu ada rasa tidak sama Rama? Awas, ya. Jangan suka […]

      Sep 18, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021