KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Catatan Harian
  • Cerita Anak
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kisah Inspiratif
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • Manajemen
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Misteri
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Opini
  • Organisasi
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Sains
  • Satir
  • SDM
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Artikel » Saling Percaya dalam membelanjakan rezeki keluarga untuk Sebanyak-banyak Kebaikan Akhirat

    Saling Percaya dalam membelanjakan rezeki keluarga untuk Sebanyak-banyak Kebaikan Akhirat

    BY 24 Nov 2024 Dilihat: 162 kali
    Saling Percaya dalam membelanjakan rezeki keluarga untuk Sebanyak-banyak Kebaikan Akhirat_alineaku

    Kami tidak pernah mempermasalahkan jika masing-masing harus menolong seseorang yang membutuhkan pertolongan. Aku tak perlu minta izin Abi untuk bersedekah dengan uang gajiku sebagai ASN. Tetapi, jika aku harus mengeluarkan dari uang nafkah yang diberikan Abi, maka aku wajib meminta izin kepadanya. Alhamdulillah, sampai selama ini, hal ini tidak menjadi masalah. Insyaa Allah justru semakin mengundang rahmat dan keberkahan hidup dalam keluarga kami. Biasanya, sesampai di rumah baru kami saling bercerita kalau tadi bertemu dengan seseorang yang membutuhkan pertolongan kami. Cukup sekadar tahu tanpa menuntut penjelasan berapa nominalnya. Senyum kami merekah demi mengetahui bahwa kesempatan berbuat baik tidak kami biarkan lewat begitu saja.

    Prinsip kedelapan ini, menyamankan hati dan pikiran kami karena yang jelas kami jadi jauh dari rasa saling curiga dan prasangka. Kami yakin bahwa kami sedang ‘bekerja’ untuk proyek besar kami proyek akhirat untuk dikenal penduduk langit dan  membangun rumah di surga. Prinsip dan cita-cita besar yang kadang tidak dipahami dengan baik oleh keluarga dan orang-orang di sekitar kami.

    Pernah suatu hari, mak Yah, Ibu pemilik rumah yang kami kontrak, yang sudah kami anggap sebagai Ibu (beliau yang menemani aku melahirkan putraku yang nomor 3 sampai nomor 7), menyampaikan pendapatnya. Menurut beliau, kami nggak usah terlalu banyak memberi bantuan kepada orang-orang karena anak-anak kami yang cukup banyak juga masih membutuhkan banyak biaya untuk kebutuhan hidup dan sekolahnya.

    Saat itu, aku duduk di depan beliau dan menjelaskan dengan hati-hati dan perlahan agar beliau dapat memahaminya. Kukatakan, “Justru semakin banyak kebutuhan keluarga kami, maka kami harus semakin banyak bersedekahnya mak. Belum tentu jika kami menghitung ‘njlimet’ pengeluaran rumah tangga kami, menahannya dari membantu orang-orang yang membutuhkan di sekitar kami, maka akan tercukupi semua kebutuhan keluarga kami yang super banyak ini mak.”

    Alhamdulillah sampai saat ini detik ini, kami merasakan betul bahwa Allah Maha Kaya dan Maha Mencukupi kebutuhan seluruh hambaNya. Kami juga yakin benar bahwa Allah Maha Mengganti dengan rezeki yang yang lebih-lebih baik, lebih-lebih berlipat ganda, dan lebih-lebih penuh keberkahan.

    Ternyata memang benar demikianlah adanya. Rezeki yang kami yakini tidak akan selalu berupa uang/materi. Namun, ia dapat saja berupa ‘hati yang mudah menerima nasihat’, ’pikiran yang jernih dan mudah menerima ilmu’, ‘keluarga yang rukun dan saling menolong dalam ketaatan’, ‘anak-anak yang memahami kondisi orang tua dan bisa diajak ngomong’, ‘didekatkan pada lingkungan teman yang baik’, ‘dapat mensyukuri karunia walau sederhana/biasa saja’, dan masih banyak lagi.

     

     

    Kreator : Maryam Damayanti Payapo

    Bagikan ke

    Comment Closed: Saling Percaya dalam membelanjakan rezeki keluarga untuk Sebanyak-banyak Kebaikan Akhirat

    Sorry, comment are closed for this post.

    Popular News

    • Part 15: Warung Kopi Klotok  Sesampainya di tempat tujuan, Rama mencari tempat ternyaman untuk parkir. Bude langsung mengajak Rani dan Rama segera masuk ke warung Kopi Klotok. Rama sudah reservasi tempat terlebih dahulu karena tempat ini selalu banyak pengunjung dan saling berebut tempat yang ternyaman dan posisi view yang pas bagi pengunjung. Bude langsung memesan […]

      Okt 01, 2024
    • Part 16 : Alun – Alun  Kidul Keesokan paginya seperti biasa Bude sudah bangun dan melaksanakan ibadah sholat subuh. Begitupun dengan Rani yang juga melaksanakan sholat subuh. Rani langsung ke dapur setelah menunaikan ibadah sholat subuh. Tidak lama disusul oleh Bude dan langsung mengambil bahan masakan serta mengiris bahan untuk memasak. Rani dan Bude sangat […]

      Okt 16, 2024
    • Part 14: Kopi Klotok Pagi hari yang cerah, secerah hati Rani dan semangat yang tinggi menyambut keseruan hari ini. Ia bersenandung dan tersenyum sambil mengiris bahan untuk membuat nasi goreng. Tante, yang berada di dekat Rani, ikut tersenyum melihat Rani yang bersenandung dengan bahagia. “Rani, kamu ada rasa tidak sama Rama? Awas, ya. Jangan suka […]

      Sep 18, 2024
    • Part 13 : Candi Borobudur Keesokan harinya Rama sibuk mencari handphone yang biasa membangunkannya untuk berolahraga disaat Rama berada di Jogja. Rama tersenyum dan semangat untuk bangun, membersihkan diri dan segera membereskan kamarnya. Tidak lupa Rama juga menggunakan pakaian yang Rapih untuk menemui Rani hari ini. Sementara Rani seperti biasa masih bermalas-malasan di dalam kamarnya […]

      Sep 07, 2024
    • Part 12 : Cemburu Rama langsung memukul Jaka saat Jaka baru saja masuk ke ruang kerjanya Rama. Jaka yang meringis bukannya marah namun malah tersenyum terhadap Rama karena Jaka tahu bahwa Rama lagi cemburu terhadapnya. Rama males menjawab salam dari Jaka namun sebagai orang yang punya adab Rama harus menjawab salam dari Jaka dengan sopan. […]

      Sep 05, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021