Siang hari, di tanggal 25 Desember 2023, ketua panitia perayaan Natal di Gereja Onolimbu Raya memintaku untuk memberikan sambutan di acara perayaan Natal yang akan dilaksanakan pada malam hari itu. Pada awalnya, aku menolak permintaan tersebut.
“Jangan, Bang. Aku jadi tamu undangan saja, duduk manis di belakang.” ucapku kala itu.
Secara pribadi, aku bukanlah orang yang suka berbicara di depan umum. Berbicara di depan umum merupakan sebuah pengalaman yang tidak mengenakkan buatku karena terkadang aku merasa pusing, tanganku dingin, dan jantungku berdegup kencang. Akan tetapi, karena terus diminta untuk memberi sambutan, aku pun berpikir bahwa ini adalah kesempatan bagiku untuk keluar dari zona nyamanku.
Dengan waktu persiapan yang cukup singkat, aku berusaha untuk mempersiapkan sambutan dengan baik. Salah satu usahaku adalah mencoba membuat draft sambutan dan juga bertanya kepada mama piaraku tentang poin-poin yang biasa disampaikan pada saat sambutan kegiatan keagamaan. Aku juga sedikit berlatih dengan draft naskah sambutan yang sudah kubuat.
Pada malam harinya, prediksiku tepat; aku merasa gugup. Jantungku berdebar kencang karena ini pertama kalinya aku memberikan sambutan di depan warga desa Onolimbu Raya yang jumlahnya cukup banyak. Aku berdoa dan berdzikir sebelum aku naik ke atas podium. Setelah dijalani, ternyata rasanya cukup lega. Aku bersyukur sudah berani untuk mengambil kesempatan yang mungkin datangnya hanya sekali seumur hidup ini.
Selama menjadi pengajar muda, aku menyadari bahwa yang menghambat diri kita adalah ketidakpercayaan diri kita sendiri terhadap kemampuan yang kita miliki. Apabila kita cukup berani dan terbuka pada kesempatan yang ada, kita akan bertumbuh dan berkembang menjadi manusia yang lebih baik dan lebih berdaya.
*Tulisan ini pernah dipublikasikan di blog senandikafadiya.wordpress.com
Kreator : Fadiya Dina H
Comment Closed: Sambutan di Hari Natal
Sorry, comment are closed for this post.