KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Catatan Harian
  • Cerita Anak
  • Cerita Bersambung
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kisah Inspiratif
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • Madhoe Retna
  • Manajemen
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Opini
  • Organisasi
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • SDM
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Cerpen » Sang Ahli Mimpi

    Sang Ahli Mimpi

    BY 07 Des 2021 Dilihat: 172 kali

    Karya Khairani Abdul Putri

    Alumni KMO Alineaku

    Hannah mengatur napasnya pelan, baru saja ia tertidur dua jam lalu kini ia sudah terbagun tepat pukul 04.45 pagi, hal ini sudah sangat sering terjadi pada gadis itu, bukan tampa sebab,tapi karena banyaknya mimpi-mimpi buruk yang Hannah dapatkan, ia tidak tahu sebab dari datangnya mimpi-mimpi itu tapi, Hannah selalu berspekulasi kalau itu hanya dampak dari padatnya kegiatan Hannah di kampus akhir-akhir ini, membuat tubuhnya letih.

    Sudah setengah jam berlalu, sedaritadi Hannah berbicara pada Mamanya, tidak heran kenapa Mamanya itu masih terbangun. Ya, seperti Ibu-Ibu pada umumnya Mama Hannah juga akan bangun di pagi hari untuk menyiapkan keperluan anak dan suaminya, tapi bedanya Mama Hannah hanya perlu menyiapkan suaminya sebelum berangkat kerja, karena anak sematawayangnya lebih memilih tinggal jauh dari keluarganya, Hannah gadis itu memilih kuliah di luar kota, jauh dari tempatnya tinggalnya, karena itulah Hannah lebih memilih menyewa satu apartemen dari pada harus bolak-balik rumah dan kampusnya, itu akan sangat memakan waktu.

    Tadi, Mamanya sangat banyak menanyakan hal tentangnya, dari bagaimana kulihnya sampai pada tentang mimpi-mimpinya, Hannah sangat terbuka pada Mamanya, menceritakan apa saja tanpa adanya kebohongan, dan dampaknya pada Hannah yaitu, Mamanya khawatir, dan akan berkunjung siang ini juga, Hannah sudah bilang untuk tidak perlu datang karena ia baik-baik saja itu hanya mimpi, tapi yang namanya seorang Ibu tidak akan pernah puas kalau belum memastikannya sendiri ditambah lagi Mamanya itu termasuk orang yang percaya akan yang namanya ‘hantu’, jadi mau tidak mau Hannah hanya membiarkan.

    Pukul dua siang, kini Mamanya sudah duduk manis di sofa depan TV, sedangkan Hannah masih terfokus pada leptopnya, mengerjakan tugas kuliah tentunya, biasanya di hari Minggu Hannah akan menghabiskan waktunya di salah satu Cafe di sekitar apartemennya, tapi karena sekarang ada Mamanya Hannah lebih memilih mengerjakan tugasnya di rumahnya saja.

    “Anna.” panggil Runa Mama Hannah, “Iya ma.” jawab Hannah tanpa menoleh, ia masih asik dengan leptopnya. “Mama punya kenalan yang paham tentang mimpi-mimpi kamu itu.” sahut Runa, membuat Hannah menghentikan kegiatanya dan menghela napas panjang, Mamanya masih saja membahas hal itu.

    “aku ngga papa ma.” Hannah kembali meyakinkan Runa, ia tak ingin memperpanjang masalah ini, “tapi apa salahnya di coba Na, mana tau dia benar-benar bisa menyembuhkan kamu,” Runa masih tetap memaksa Hannah membuat Hannah tidak lagi membalas ucapannya, gadis itu memilih melanjutkan kegiatan yang tadi tertunda.

    Kini langit perlahan-lahan menggelap menandakan kalau ini adalah waktunya untuk manusia istirahat, begitupun Runa dan Hannah, sebelum tidur Hannah dan Runa akan bengobrol apa saja yang bisa mereka obrolkan, lalu di lanjut dengan video call dengan Papa Hannah, dan tidak terasa waktu terus berjalan menghantarkan Hannah pada dunia mimpi yang akhir-akhir ini membuatnya resah.

    Pagi ini, Runa tampak panik karena Hannah tak kunjung bangun, membuat Runa semakin cemas takut dugaanya betul. Ragu Runa hendak menelpon seseorang, ia hanya ingin memastikan kalau putrinya baik-baik saja, dengan keyakinan yang ada Runa menghubungi kenalannya yang sempat ia bicarakan pada Hannah kemarin. Tak lama seseorang itu datang, ah bukan tepatnya dua orang satu perempuan sebaya Runa dan satu lagi laki-laki sebaya Hannah, mereka duduk di ruang tamu membahas tentang gadis yang masih tertidur di kasur empuknya.

    “apa kamu bisa menolong tante nak Aliater?” tanya Runa pada sosok pemuda di depanya, menatap penih harapan.

    “sebelumnya bolehkah saya melihat keadaanya dulu?” tanya Alister, terlihat sedikit keraguaan di wajahnya, setelah mendapatkan persetujuan, kini mereka menemui sang putri tidur. Alister menatap Hannah lama, meminta persetujuan pada Runa untuk memegang tangan putrinya, setelah mendapatkannya Alister menggenggam tangan Hannah erat, bukan karena ada apa-apanya, tapi itu adalah cara Alister menemukan Hannah, kontak fisik.

    Setelah menemukan masalahnya kini Alister bersiap melakukan ‘penjemputan’ untuk Hannah. Ya, gadis itu tengah terjebak di alam mimpi yang ia ciptakan sendiri, tidak bisa pulang karena tidak tau caranya. Alister membaringkan tubuhnya di sebelah tubuh Hannah, dengan keadaan tangan mereka yang saling bergenggaman, ini merupakan ‘cara’ untuk menjemput Hannah, karena saat ‘penjemputan’ secara otomatis arwah Alister akan tertarik ke alam bawah sadar Hannah, dengan tangan yang saling bergenggam akan memudahkan Alister, karena itu adalah ‘koneksi’ mereka.

    Alister memejamkan mata, bersiap memasuki alam ciptaan si gadis cantik di sampingnya ini, Alister merasakan kepalanya berputar hebat, kemudian lama kelamaan berhenti, ia membuka matanya, menoleh ke sekeliling, melihat ruangan berwarna putih penuh cahaya, sampai pada akhirnya matanya terkunci pada satu objek, yaitu seorang gadis yang meringkuk tak jauh darinya, membuat Alister mengembangkan senyum bahagia, laki-laki itu hendak menuju ke arah gadis tersebut, namun baru beberapa langkah, ia berhenti, merasakan perubahan pada ruangan ini, sekitarnya berubah menjadi sebuah hutan gelap. Mata Alister membola saat melihat di belakang gadis yang tengah meringkuk itu terdapat ular hitam yang sangat besar, hendak menangkap gadis tersebut, namun tak beberapa lama kemudian ular tersebut hilang. Ya, itu hanya ilusi yang di buat Hannah.

    Dengan segera Alister berlari dan mendekap erat tubuh lemah itu, “hei! Hannah, dengar suara ku, jangan pikirkan hal lain, aku akan menyelamatkan mu, kau tenangkan dirumu dulu.” Alister membisikan kalimat-kalimat menangkan untuk gadis yang tengah ketakutan itu. “s-siapa kamu?” suara Hannah bergetar, menandakan gadis itu tengah ketakutan sekarang, “dengar, aku bukan orang jahat, aku tidak akan menyakiti mu, sekarang pikirkan hal-hal baik saja, kau tahu ibu mu menunggu mu sekarang, ia sangat mencintaimu.” Alister berusaha mendominasi pikiran Hannah, dan perlahan ruang sekitar mereka kembali berubah, menampilkan lapangan yang penuh dengan bunga yang cantik, membuat Alister ikut tersenyum, Alister tidak tahu apa yang di pikirakan gadis dalam dekapannya ini, namun melihat sekitar mereka membuat Alister tau kalau Hannah tengah memikirkan hal-hal indah. Dan perlahan Alister menuntun Hannah untuk keluar dari dunia ciptaan gadis itu, membawa gadis itu pada dunianya yang sebenarnya. Perlahan tubuh Hannah dan Alister ditelan oleh cahaya putih hangat, mengantarkan mereka pada dunia yang sebenarnya, skaligus pada akhir cerita ini.

    Bagikan ke

    Comment Closed: Sang Ahli Mimpi

    Sorry, comment are closed for this post.

    Popular News

    • Part 15: Warung Kopi Klotok  Sesampainya di tempat tujuan, Rama mencari tempat ternyaman untuk parkir. Bude langsung mengajak Rani dan Rama segera masuk ke warung Kopi Klotok. Rama sudah reservasi tempat terlebih dahulu karena tempat ini selalu banyak pengunjung dan saling berebut tempat yang ternyaman dan posisi view yang pas bagi pengunjung. Bude langsung memesan […]

      Okt 01, 2024
    • Part 16 : Alun – Alun  Kidul Keesokan paginya seperti biasa Bude sudah bangun dan melaksanakan ibadah sholat subuh. Begitupun dengan Rani yang juga melaksanakan sholat subuh. Rani langsung ke dapur setelah menunaikan ibadah sholat subuh. Tidak lama disusul oleh Bude dan langsung mengambil bahan masakan serta mengiris bahan untuk memasak. Rani dan Bude sangat […]

      Okt 16, 2024
    • Dalam dunia pendidikan modern, pendekatan sosial emosional semakin banyak dibahas. Salah satu model yang mendapatkan perhatian khusus adalah **EMC2 sosial emosional**. Namun, apa sebenarnya yang dimaksud dengan Definisi EMC2 sosial emosional? Mengapa pendekatan ini penting dalam pembelajaran? Mari kita bahas lebih lanjut untuk memahami bagaimana EMC2 berperan dalam perkembangan siswa secara keseluruhan. Definisi EMC2 Sosial […]

      Okt 02, 2024
    • Part 14: Kopi Klotok Pagi hari yang cerah, secerah hati Rani dan semangat yang tinggi menyambut keseruan hari ini. Ia bersenandung dan tersenyum sambil mengiris bahan untuk membuat nasi goreng. Tante, yang berada di dekat Rani, ikut tersenyum melihat Rani yang bersenandung dengan bahagia. “Rani, kamu ada rasa tidak sama Rama? Awas, ya. Jangan suka […]

      Sep 18, 2024
    • Part 13 : Candi Borobudur Keesokan harinya Rama sibuk mencari handphone yang biasa membangunkannya untuk berolahraga disaat Rama berada di Jogja. Rama tersenyum dan semangat untuk bangun, membersihkan diri dan segera membereskan kamarnya. Tidak lupa Rama juga menggunakan pakaian yang Rapih untuk menemui Rani hari ini. Sementara Rani seperti biasa masih bermalas-malasan di dalam kamarnya […]

      Sep 07, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021