“Saya tidak mau tahu dokter!” lanjut dokter Wahyu mulai mencoba mengintimidasi Sekar
“Sekali lagi saya tanya, menurut pengamatan dokter, berapa lama anak saya akan pulih?” ucap nyonya Ambar yang sudah mulai emosi
“Maafkan saya nyonya, berdasarkan hasil pemeriksaan dokter Sekar, kurang lebih selama 3 bulan tuan muda harus bedrest.” Papar dokter Sekar sambil menunjukkan beberapa foto rontgennya.
“Bondan!” panggil nyonya Ambar cepat.
“Ya nyonya!” sahut Bondan dengan tergopoh-gopoh mendekati nyonya Ambar
“kamu sekarang antar nona Sekar pulang ke rumahnya untuk mengambil beberapa perlengkapan pribadinya. Mulai sekarang nona Sekar menjadi dokter pribadi dan akan tinggal di mansion sampai anakku sembuh!” perintah nyonya Ambar kepada Bondan sambil menunjuk dokter Sekar yang masih kebingungan
“Baik Nyonya, saya sendiri yang akan mengantar nona Sekar! Jawab Bondan tegas
“Mari nona Sekar, saya yang akan mengantar nona!” ujar Bondan dengan datar tanpa ekspresi
Sekar pun berjalan keluar ruangan diikuti Bondan yang langsung memberikan perintah kepada salah seorang anak buahnya untuk mengikutinya, “Ratna dan Gatot, kamu ikut aku sekarang!”
“Siap bang!” sahut keduanya serempak
Mereka berempat pun berjalan menuju parkir khusus kendaraan VVIP. Gatot dengan cepat mengendarai mobil menuju lobby rumah sakit, Sekar duduk di belakang bersama Ratna, sementara Bondan duduk di depan bersama gatot yang mengemudikan kendaraan Roll Royce milik keluarga Jayadiningrat
“Kita kemana bang!” Tanya gatot kepada Bondan.
Bondan langsung membuka telepon genggamnya dan memberikan kepada Gatot, lalu bertanya kepada Sekar, “Nona Sekar, betul alamat rumah nona di jalan Mliwis no 23?”
“Iya!” Jawab Sekar singkat
Sekar masih syok dengan apa yang sedang dialaminya, baru pertama kalinya dia piket malam langsung berurusan dengan keluarga Jayadiningrat yang terkenal sebagai konglomerat nomor satu di Asia. Meskipun cedera yang dialami tuan muda Jayadiningrat cukup parah, namun yang membuatnya heran adalah adanya beberapa bekas ciuman dan bau alkohol di tubuh tuan muda.
Padahal dari mulut dan napasnya tidak ada yang menunjukkan alkohol, bahkan dalam pemeriksaan kandungan darahnya sangat bersih, hingga tak sadar ia pun bertanya kepada Bondan, “Maaf apakah tuan muda Jayadiningrat suka minum-minuman beralkohol?’
Comment Closed: Sang Penjaga Hati
Sorry, comment are closed for this post.