Teknologi sudah melekat dengan kehidupan kita sehari-hari. Setiap hari ada saja aplikasi yang kita gunakan, baik untuk membantu aktivitas kita maupun untuk mengisi waktu luang. Wajar bila Anda penasaran bagaimana terbentuknya aplikasi-aplikasi tersebut. Di bagian ini, kita akan membahas proses terbentuknya aplikasi.
Untuk menghasilkan sebuah aplikasi, kita harus menentukan metode pembuatannya yang biasa kita sebut sebagai Software Development Life Cycle (SDLC) atau daur hidup pengembangan perangkat lunak. SDLC adalah sebuah siklus pengembangan yang menggunakan model atau metodologi untuk menghasilkan sebuah perangkat lunak. SDLC terdiri dari beberapa tahapan yang membantu kita untuk memastikan aplikasi yang dikembangkan memenuhi kebutuhan pengguna (user), berjalan dengan baik, dan dikelola dengan baik setelah diterapkan. Berikut adalah penjelasan mengenai tahapan SDLC
1.Planning (Perencanaan)
Tahap perencanaan adalah langkah awal di mana kebutuhan dan tujuan aplikasi ditentukan. Salah satu pertanyaan yang kita bisa tanyakan ketika merencanakan aplikasi adalah, “Apa pain point yang dihadapi oleh kita dan apakah aplikasi bisa membantu menyelesaikan pain point tersebut?” Pain point bisa sesederhana ingin membuat reminder hingga menyelesaikan sebuah masalah besar di suatu kelompok. Selain itu, analisis resiko juga perlu dilakukan untuk mengantisipasi kemungkinan masalah yang dapat muncul selama pengembangan.
2. Requirement (Persyaratan)
Setelah kita tahu aplikasi apa yang ingin kita buat, kita mulai mengumpulkan persyaratan yang dibutuhkan untuk menghasilkan sebuah aplikasi. Persyaratan yang dimaksud adalah kebutuhan pengguna terhadap aplikasi dan mendokumentasikannya. Kebutuhan pengguna ini bisa didapatkan dari hasil wawancara atau survei ke pengguna langsung atau bisa juga dari hasil diskusi dengan pemangku kepentingan aplikasi tersebut.
3. System Design (Perancangan Sistem)
Setelah kebutuhan teridentifikasi, tahap selanjutnya adalah mendesain arsitektur sistem yang akan dikembangkan. Pada tahap ini kita melakukan pemilihan struktur sistem, teknologi, dan database. Kita bisa menjelaskan sistem menggunakan UML (Unified Modeling Language). UML adalah bahasa pemodelan visual untuk merancang, mendokumentasikan, dan menggambarkan sistem perangkat lunak atau aplikasi. Selain rancangan sistem, kita bisa juga merancang antarmuka (interface) atau detail lainnya.
4. Development (Pengembangan)
Setelah persyaratan dan rancangan sudah didokumentasi, waktunya kita mulai mengembangkan aplikasi. Pada tahap inilah programmer mulai bekerja sesuai dengan spesifikasi yang sebelumnya telah dirancang. Tahap ini adalah tahap yang paling memakan waktu karena kita menerjemahkan rancangan yang dipahami oleh manusia menjadi kode yang dipahami oleh komputer.
5. Testing (Pengujian)
Setelah aplikasi selesai dikembangkan, kita perlu mengecek apakah aplikasi berfungsi dengan baik dan sesuai dengan rancangan yang telah ditentukan. Pengujian dilakukan untuk menemukan kesalahan (bug) pada aplikasi, memastikan kinerja, dan memastikan aplikasi bebas dari masalah sebelum dirilis ke pengguna. Beberapa jenis testing adalah unit testing, integration testing, dan acceptance testing.
6. Implementation (Implementasi)
Setelah aplikasi lolos testing dan disetujui oleh beberapa pihak yang berkepentingan, aplikasi mulai melakukan implementasi di production environment (lingkup produksi) atau singkatnya disebut production. End user (pengguna akhir) menggunakan aplikasi yang berada di production baik melalui proses training (pelatihan) ataupun tidak tergantung kebutuhan end user tersebut.
7. Maintenance (Pemeliharaan)
Aplikasi tidak berhenti sampai implementasi. Terkadang end user memberikan kritik dan saran terhadap aplikasi yang sudah kita kembangkan. Disinilah pentingnya maintenance. Aplikasi memerlukan maintenance berkala untuk memperbaiki bug yang muncul, menambah fitur baru, atau memperbarui sistem agar tetap sesuai dengan kebutuhan user yang terus berubah. Maintenance adalah bagian penting dari SDLC karena aplikasi yang tidak dipelihara dengan baik akan mengalami penurunan kinerja dan keamanan.
8. Retirement (Penarikan)
Setelah maintenance, kita bisa memulai ke tahap awal untuk pengembangan berkelanjutan. Namun, ketika aplikasi kita mengalami penurunan kinerja yang cukup drastis hingga tidak digunakan lagi oleh end user atau perubahan yang cukup signifikan dari sisi sistem itu sendiri, kita perlu menarik kembali aplikasi tersebut. Salah satu contoh aplikasi yang ditarik kembali adalah aplikasi Path pada tahun 2018.
SDLC adalah proses yang sangat penting untuk memastikan aplikasi yang dikembangkan berkualitas, dapat diandalkan, dan sesuai dengan kebutuhan pengguna. Dengan mengikuti tahapan SDLC, tim developer (pengembang) dapat mengurangi resiko, mengoptimalkan proses pengembangan, serta memastikan bahwa aplikasi yang dihasilkan dapat bertahan lama dan berkembang sesuai kebutuhan bisnis.
Kreator : Dyah Achwatiningrum
Comment Closed: SDLC, Kunci Sukses Pengembangan Aplikasi Berkualitas
Sorry, comment are closed for this post.