Pernahkah terbesit dalam hati, seandainya manusia diperlihatkan segala takdir yang akan dihadapi di masa mendatang?
Pernahkah terfikir, seharusnya kehidupan yang dijalani tidak seperti ini?. Bahkan mendikte Allah, bahwa doa doa yang dipanjatkan sudah sesuai dengan ikhtiar yang maksimal dan ketakwaan yang tinggi. Terus menciptakan tanya, mengapa semua takdir yang dijalani tidak seiring dengan ketakwaan dan ibadah yang telah dijalani sepanjang hari. Seakan akan rapalan doa yang dipanjatkan menguar begitu saja, tidak kembali dalam wujud rupa di dunia.
Padahal, dibalik disembunyikannya takdir kehidupan, agar kita menikmati perjalanan dan prosesnya, tanpa terlalu banyak khawatir tentang hasil. Seandainya Allah terlebih dahulu memperlihatkan hasil dari yang kita jalani, bukankah kita akan resah menjalaninya, bagaimana untuk menghindari semua takdir yang buruk, yang telah Allah perlihatkan kepada kita. Atau, kita akan terus terpaku pada hasil daripada menikmati setiap perjalanannya, dan bersabar dalam meniti setiap detik waktunya.
Setiap perjalanan takdir adalah tarbiyah (pendidikan) bagi jiwa manusia. Meski waktu terasa begitu lambat, ada harapan yang terkadang pasang surut pada waktunya, ada syukur dan ikhlas di setiap jeda langkah. Andai semua takdir baik dan buruk nampak jelas di awal perjalanan kehidupan, maka dimana kita akan meletakkan rasa berserah dan tawakal atas upaya, atau bisa jadi kita tidak akan betul betul berupaya.
Sejatinya sangat mudah bagi Allah untuk memperlihatkan semua takdir di permulaan. Tapi, darimana manusia akan belajar dewasa dan kebijaksanaan?, darimana manusia akan belajar keteguhan hati bersama azzam yang terpatri?, dari mana manusia belajar menyerahkan dan berpasrah untuk setiap upaya ada Dzat yang Maha Mengatur semua?.
Yakinlah, sebuah takdir yang Allah tulis selalu terselip kebaikan, makna, mengajarkan kedewasaan dan fase bertumbuh dengan ilmu dan amal.
Wallahu a’lam.
Kreator : Diyah Laili
Comment Closed: Sebuah Takdir
Sorry, comment are closed for this post.