KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Cerita Anak
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Artikel » Secangkir Kopi

    Secangkir Kopi

    BY 18 Jan 2023 Dilihat: 57 kali

    Oleh : Ning Soniangsih

    Setelah menempuh perjalanan 1,5 jam dengan naik motor badan rasanya remuk, Aku merebahkan tubuh di atas kasur sekedar untuk meluruskan pinggang. 

    “Mi!, kopinya mana?” Terdengar suara paksu meminta secangkir kopi, ku langsung berlari ke dapur dan menyeduh kopi hitam kesukaannya.

    Sayup terdengar suara adzan dari masjid,  rupanya sudah masuk waktu asar, aku terbangun dan langsung berwudhu untuk menunaikan sholat ashar.

    Seperti biasa setelah ashar, tugas emak-emak menunggu di dapur, apalagi  setelah keluar rumah tentunya banyak pekerjaan rumah yang tertunda.

    Pekerjaan sambil-sambil itu biasa, masak sambil mandiin anak, menanak nasi sambil cuci piring, mencuci baju sambil nyapu, begitulah emak-emak terkadang semua kerja jadi sambilan.

    Sepintas terlihat paksu pulang dari masjid, dan langsung duduk di teras dengan secangkir kopi dingin yang isinya tinggal setengah masih terletak di meja.

    Kembali berjibaku dengan pekerjaan dapurku, hingga terakhir mengangkat anakku dari bak mandi kemudian mengenakan pakaiannya.

    Kulirik kembali paksu masih di tempat yang sama, tak ada reaksi apapun melihatku sibuk menangani anakku yang lari kesana kemari setiap kali mau dipakaikan baju.

    Hallo…ada apa gerangan…?? batinku bergumam, biasanya kalau paksu diam saja itu ada apa-apanya. ” Bi..mau makan sekarang?” Tanyaku sambil menunggu ekspresinya, “Ntar aja..” jawabnya singkat, hmm… Aku berpikir keras apa penyebab dari sikap diamnya itu.

    Setelah magrib kubawakan semua hidangan makan malam ke ruang tengah, tempat favorit biasanya kalau makan sambil nonton berita di tv, dan selama makan pun ekspresinya datar-datar saja.

    Kalau begini bisa dipastikan ada yang membuatnya marah, Suaminya kalau kesal atau marah itu biasanya diam seribu bahasa, tapi apa penyebabnya itu masih jadi tanda tanya besar di benakku.

    Baiklah…tunggu anak-anak tertidur baru bahas masalahnya, sementara kubiarkan saja, kura-kura dalam perahu, pura-pura tidak tahu kalau paksu lagi marah. Kembali ku bergumam dalam hati.

    Selepas shalat isya anak-anak sudah lelap tertidur, ku ikut duduk depan tv, “Abi mau kopi lagi..?” Tanyaku memancing pembicaraan, “Gak usah.” Jawabnya kembali singkat, “Abi lagi marah yah?” selidikku sambil coba mengajaknya tersenyum, “Emang abi kelihatan marah?” jawabnya malah balik bertanya, “Bangeeet!”sahutku.

    Aku melihat paksu menahan senyum, “Abi marah kenapa?” sambungku. “maafin umi kalau umi salah please!” lanjutku sambil merapatkan dua telapak tangan di dada. 

    “Umi tidak tahu apa yang membuat abi marah?” selidiknya, Aku menggeleng sambil mengacungkan dua jari, karena benar-benar tidak tahu apa yang membuatnya marah.

    “Abi nungguin kopi, umi malah tidur.” Jawabnya datar, “What???, jadi tadi umi nyeduh kopi itu mimpi yah??? Astaghfirullah!!!” Pekikku sambil menutup mulut.

     “Apa mi???” sahut paksu terlihat heran.  “Iya bi, tadi tuh umi ngerasa udah nyeduh kopi, terus umi tidur, rupanya saking ngantuknya umi tertidur sesaat setelah mendengar abi minta kopi, jadi kebawa mimpi deh nyeduh kopinya.” Jawabku sambil menahan tawa.

    “Umi…umi…” Paksu tertawa sambil mengacak rambutku, lalu kami sama-sama tertawa, dan yang lebih tepatnya aku menertawakan diri sendiri atas kekonyolan yang ku lakukan.

    Subhanallah, hal sepele saja bisa jadi masalah besar jika tidak diselesaikan dengan kepala dingin, bahkan secangkir kopi bisa jadi perang dunia dalan rumah tangga.

    Bagikan ke

    Comment Closed: Secangkir Kopi

    Sorry, comment are closed for this post.

    Popular News

    • Menurut Stephen Covey Manusia Memiliki Kebutuhan Dasar, Kecuali? a. To Live b. To Love c. To Listen d. To Leave the Legacy Jawaban: c. To Listen Menurut Stephen Covey Manusia Memiliki Kebutuhan Dasar, Berikut Pembahasannya: Stephen Covey, seorang penulis dan konsultan manajemen terkenal, dalam karya-karyanya sering membahas tentang kebutuhan dasar manusia. Dalam bukunya yang terkenal, […]

      Jun 25, 2024
    • Hari sudah menunjukkan pukul 14.30. Suasana di sekolah tempat Ustadz Hamdi mengabdikan diri sudah mulai sepi. Anak-anak sudah banyak yang pulang. Ustadz Hamdi masih duduk di meja kerjanya sambil memeriksa satu persatu tugas murid-muridnya. Saat itu tiba-tiba HP Ustadz Hamdi berdering “Kriiing, kriiing, kriiing…”  “Halo…., Assalamu alaikum !”  “Wa alaikum salam. Ini Lisa, pak Ustadz.” […]

      Jun 06, 2024
    • Aku adalah teman sekelas Sky di SMP, kami berada dikelas yang sama selama 3 tahun. Sekarang setelah masuk SMA kami berada di sekolah dan kelas yang sama. Sky selalu menjadi orang terpopuler di sekolah, Sky tinggi,  tampan, dan sangat ramah. Namun sayangnya aku merasa dia selalu dingin hanya padaku, aku bahkan tidak tau alasan dibalik […]

      Jun 10, 2024
    • Mahaga Belom Bahadat adalah bahasa Dayak Ngaju yang mempunyai makna yaitu menjaga kehidupan yang saling menghargai, menghormati serta menjunjung tinggi kehidupan Adat Istiadat maupun tradisi kearifan lokal di wilayah yang kita tempati. Era zaman sekarang ini sudah banyak sekali para generasi yang melupakan prinsif-prinsif hidup yang telah dulu ditinggalkan para leluhur(nenek moyang) kita, padahal banyak […]

      Jun 02, 2024
    • Part 13 : Candi Borobudur Keesokan harinya Rama sibuk mencari handphone yang biasa membangunkannya untuk berolahraga disaat Rama berada di Jogja. Rama tersenyum dan semangat untuk bangun, membersihkan diri dan segera membereskan kamarnya. Tidak lupa Rama juga menggunakan pakaian yang Rapih untuk menemui Rani hari ini. Sementara Rani seperti biasa masih bermalas-malasan di dalam kamarnya […]

      Sep 07, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021