Pernahkah kita merasa lelah dengan perjalanan hidup yang sudah kita jalani sejauh ini?
Lalu bertanya, dan kita menyadari sudah sejauh ini melangkah.
Kesal, merasa tak adil dengan perjalanan dan ujian, ingin mengumpat pada Allah, merasa alur cerita hidup yang telah Dia tuliskan tidak sesuai.
Tapi, pernahkah kita menyadari bahwa Allah tidak pernah meninggalkan kita seorang diri.
Seandainya kita diminta untuk menghitung atau merincikan semua nikmat Allah yang sudah diberikan kepada kita, maka tak akan sanggup kita untuk melakukan itu.
Atau, jika kita ada keinginan untuk menulis sehari saja, nikmat yang sudah Allah beri, mulai dari bangun tidur, mata terkedip hingga helaan nafas di setiap detik, maka tak akan pernah mampu untuk kita lakukan itu, meski barang satu hari saja.
Sehingga tulisan tentang nikmat nikmat Allah itu akan menutup daftar tulisan keluh kesah kita tentang sesuatu yang dirasa terjadi. Sungguh akan sangat malu, jika membandingkan antara catatan atau list keluh kesah, ketimbang catatan atau list nikmat yang tidak akan pernah habis untuk ditulis.
Akan terbata bahkan kelu lidah kita mengingat betapa malunya kita lebih banyak mengeluh daripada bersyukur, sedangkan nikmat yang Allah beri tak pernah terputus, sampai kedipan mata dan helaan nafas yang sering luput dari ingatan dan rasa syukur.
Jadi, jangan terlalu sibuk atau banyak melihat terhadap apapun yang belum sampai kepada kita, dan jangan sibuk memikirkan sesuatu hal yang belum ada di depan kita, bahkan menghabiskan tenaga untuk bermuram, terhadap sesuatu hal yang belum terjadi kepada kita.
Semua yang terjadi di dunia ini, adalah tentang bagaimana hati untuk siap menerima. Dengan meletakan secawan rasa syukur dalam jiwa, akan membuat kita merasa bahwa Allah tak pernah meninggalkan kita seorang diri di dunia ini.
Wahai jiwa yang tenang, sibukkan hati dan pikiran kita untuk bersyukur dan memikirkan segala yang telah terjadi dan datang kepada kita.
Wahai hati yang selalu terbolak balik, jadilah baik dengan bermuhasabah, bersyukur, bertafakur. Agar kelak Allah tambahkan buah kenikmatan dari sebuah cabang cabang syukur yang menghadirkan ketenangan jiwa dan kesejukan batin.
Kreator : Diyah Laili
Comment Closed: Secawan Syukur
Sorry, comment are closed for this post.