Hari ini Sabtu pukul 15.20 sore. Aku dan beberapa teman kampus iseng main di restoran yang katanya sih baru diresmikan. Kami duduk tepat di sudut jendela, sehingga pandangan kami langsung mengarah ke jalan.
Aku lihat seorang pemulung berhenti di pinggir jalan dekat pizza hut resto. Karung dan pengaitnya ia taruh di bawah kemudian memindahkan barang dalam karung ke gerobak yang telah sandarkan di tepi jalan. Mobil dan motor lalu lalang membawa serta debu yang berterbangan sangat tak dihiraukannya.
Aku terus memandangnya dari balik kaca pizza hut resto. Dadaku sesak tiba-tiba, apa yang sedang dilakukannya. Oh ya… dia membuka bekal makan lalu menutupnya tanpa mengambil isi yang ada di dalamnya. Diraihnya botol air minum dan menghabiskan air dalam botol tersebut. Kesimpulanku setelah melihatnya, mungkin bekal makanan yang ada di dalam bungkusnya sudah habis.
Setelah membayar sesuai harga yang ada di bill, aku meminta pelayan resto untuk membungkus satu pizza hut lagi. Aku keluar lalu memberikan satu dus kecil pizza hut kepada pemulung itu, dadaku sesak dan terenyuh saat kalimat sederhana dan ekspresi wajah terharu menerima pemberianku.
Aku cepat-cepat berpaling dan berpamitan. Sekitar beberapa jarak aku kembali memandangnya, Maa Syaa Allah, rasa ibaku tak dapat ku tahan lagi. Mata mulai berkaca-kaca melihat pemulung itu. Aku tertegun, melamun menyaksikan kegembiraannya mengambil dan memakan sepotong pizza tersebut. Sontak aku tersadar dari lamunan saat seorang teman menepuk bahuku.
“Sedekah laksana memberikan pinjaman kepada Allah. Surah Al-Hadid ayat 18,” kata teman yang menepuk bahuku.
“Iya,” jawabku singkat sambil mengusap air mata yang jatuh membasahi pipiku.
“ Aku baru sadar ternyata aku sedang berada pada puncak kebahagian hanya dengan hal sederhana yang kulakukan, namun mampu membuat orang lain bahagia,” gumamku dalam hati.
Di sepanjang perjalanan kami pulang, pikiranku masih diusik oleh kejadian tadi. Teringat sebuah keluarga dengan dua orang anak yang beranjak remaja, yang juga berada di dalam pizza hut resto tadi memesan berbagai rasa sungguh wajah-wajah penuh ceria menikmati hidangan yang telah mereka pesan. Terlintas di benakku andai pemulung dan keluarganya diberi rezeki dan kesempatan untuk bisa berada dan menikmati kondisi seperti keluarga tersebut sungguh amatlah bahagia. Bayangkan, hanya satu pizza hut dengan ukuran sederhana yang dibagi menjadi empat bagian mampu membuatnya terharu dan bahagia saat mendapatkannya, apalagi kalau mereka bisa duduk dan menikmati di dalam resto tersebut.
Kehidupan manusia bagai sebuah roda yang terus berputar yang kadang berada di bawah kadang di atas. Dan pada keadaan yang tidak kita inginkan, setiap dari kita harus memiliki jiwa kuat dan sabar untuk melanjutkan kehidupan dan menciptakan kebahagian.
Dan, pada keadaan serba kecukupan setiap dari kita hendaklah berbagi kebahagian kepada orang. Sedekah laksana memberikan pinjaman kepada Allah. (QS Al-Hadid ayat 18)
****
Kreator : Indarwati
Comment Closed: Sedekah Laksana Memberi Pinjaman Kepada Allah
Sorry, comment are closed for this post.