KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • basedonmyrealitylife
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Catatan Harian
  • Cerita Anak
  • Cerita Bersambung
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kisah Inspiratif
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • Madhoe Retna
  • Manajemen
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Opini
  • Organisasi
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • SDM
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Artikel » SELF MOTIVATION Motivasi Jalur Langit

    SELF MOTIVATION Motivasi Jalur Langit

    BY 01 Okt 2025 Dilihat: 3 kali
    Motivasi Jalur Langit_alineaku

    Kekuatan Doa

    The power of Doa

    Doa

    Bukannya Allah tak mengabulkan doamu, mungkin belum saatnya saja..

    Atau

    Allah ingin terus mendengar : lirih rintihan dan isak tangismu pada-Nya.

    Atau

    Allah sebenarnya telah memberikanmu lebih dari yang kau minta, 

    tapi kau belum menyadarinya.

    Atau

    Allah telah mengabulkan hajatmu dalam bentuk,

    Jaminan keselamatan bagimu dari panasnya api neraka, kelak.. 

    Agar kau menjadi ahli Jannah-Nya

    (Krisna Yuliany)

     

    Pembaca yang dicintai Allah subhanallahu wa ta a’la.

    Ada sejumlah insan yang terlihat seperti sedang berdoa, namun realitanya mereka hanya meminta. Sekali lagi, bukan berdoa. Ia meminta.. sekali, dua kali, tiga kali, beberapa kali ia meminta. Saat apa yang ia minta tak kunjung diijabah, maka ia berputus asa. Ia berbalik lalu perlahan pergi menjauh dan tak lagi mengangkat kedua tangannya. Ia tak lagi berdoa. Ia berhenti berdoa.

     

    Saat ditanya, “mengapa kamu tidak berdoa?”

     

    Ia menjawab :

    “Aku sudah berdoa. Sungguh! Tapi belum terjawab.”

     

    Padahal sesungguhnya yang ia lakukan itu bukanlah berdoa, tapi ia hanya sekadar meminta. Karena berdoa itu adalah bersimpuh.

     

    Lalu, apa hakikatnya berdoa itu?

     

    Berdoa itu adalah bersimpuh. Bersimpuhnya dirimu dihadapan Allah subhanallahu wa ta a’la karena alasan doa itu sendiri. Bersimpuh tak hanya sekedar badan, tapi pikiran dan juga perasaan juga turut larut dalam untaian kata-kata permohonan padaNya.

    Jadi, jangan jadikan doa itu hanya sebagai perantara untuk mendapatkan keinginanmu. Sehingga apabila tujuan itu sudah tercapai, maka engkau meninggalkan doa.

    Namun, nikmatilah berdoa. Nikmatilah saat-saat berdoa. Nikmatilah setiap untaian kata yang kau panjatkan kepadaNya. Nikmatilah berdoa, karena “doa itu sendiri”.

     

    Buatlah dirimu nikmat saat berdoa. 

    Buatlah dirimu nikmat dengan mengatakan :

     

    “Yaa Rabb.. kini aku mengetuk pintu-Mu..”

    “Yaa Rabb.. aku sangat membutuhkan kedermawanan dan Kemurahan-Mu..”

    “Yaa Allah.. aku Ridha atas semua ketetapan-Mu.. aku adalah hamba-Mu yang faqir..”

     

    Pembaca yang dicintai Allah subhanallahu wa ta a’la.

    Mari kita tengok sebentar sahabat Nabi shallallahu alaihi wasallam, Abu bakar radhiyallahu anhu. Beliau adalah sahabat yang memiliki daftar pencapaian yang sangat mengesankan. Bahkan menjadi satu dari sepuluh sahabat yang dijanjikan syurga. Namun, beliau tetap berharap bahwa amal terbaiknya adalah amal yang mengakhiri hidupnya dengan mengatakan, 

    “Dan sebaik-baiknya hariku adalah hari saat aku bertemu dengan-Mu.” (yang berarti bertemu dengan Allah subhanahu wa ta a’la pada hari kiamat kelak).

     

    Menjelang akhir hayatnya, Abu Bakar radhiyallahu anhu mengucapkan doa nabi Yusuf AS,

     

    تَوَفَّنِيْ مُسْلِمًا وَّاَلْحِقْنِيْ بِالصّٰلِحِيْنَ ۝١ ….

    Artinya :

    “ … Wafatkanlah aku dalam keadaan muslim dan golongkanlah aku dengan orang yang Sholeh.”

    (QS. Yusuf 12 : 101)

     

    Sungguh, ini adalah sebuah doa yang indah. Doa yang kuat dan memukau. Ini adalah cara berdoa yang memukau bagi kita semua. Karena semua doa itu, mencakup hari-hari terakhir kita dalam hal waktu terakhir, amal terakhir kita secara spesifik dalam perbuatan terakhir dan hari-hari terakhir kita saat berjumpa dengan Allah subhanahu wa ta a’la menjadi hari terbaik dalam hidup kita.

     

    Pembaca yang dicintai Allah subhanallahu wa ta a’la.

    Perkataan-perkataan seperti inilah yang kiranya perlu  dinikmati oleh setiap hamba saat ia bermunajat kepada Rabb-nya. Perkataan-perkataan lirih yang menyampaikan bahwa tiada tempat kita bermohon, kecuali Allah. Kata-kata pujian penuh keagungan yang tiada bisa kita sampaikan kecuali hanya kepada Allah subhanahu wa ta’ala yang pantas mendapatkan pujian itu.

    Doa. Setiap doa yang kita minta, bahkan semua yang pernah kita minta pun, sesungguhnya pasti akan Allah subhanahu wa ta’ala kabulkan. Pasti akan Allah berikan, Allah wujudkan yang terbaik untuk kita. Jadi  tak perlu risau, galau.. karena Allah Maha mendengar, Allah Maha melihat, Allah Maha mengabulkan doa-doa, Allah Maha Kuasa.

    Menikmati doa-doa yang kita lantunkan saat berdoa, adalah bentuk syukur kita juga kepada Allah subhanallahu wa ta’ala. Doa itu adalah senjata orang beriman. Allah bahkan berjanji bahwa semua doa kita akan dikabulkan. Milikilah keyakinan, pada setiap doa-doa kita dan taatilah perintah-perintah Allah subhanahu wa ta’ala agar tak ada jarak antara doa kita dan pengabulannya dari  Allah.

    Imam Ahmad pernah ditanya tentang seberapa jauh jarak antara manusia (hamba) dan `Arsy-Nya, beliau menjawab : “jaraknya adalah sejauh untaian doa penuh kesungguhan dari hati yang murni”.

     

    Teruslah berprasangka baik pada Allah..

     

    يَقُوْلُ اللهُ تَعَالَى : أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِي بِي

    Artinya :

    “Aku berada dalam prasangkaan hamba-Ku”. 

    (HR. Bukhari no. 7405 dan Muslim 2675).

    Karena..

     

    وَاِذَا سَاَلَكَ عِبَادِيْ عَنِّيْ فَاِنِّيْ قَرِيْبٌۗ اُجِيْبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ اِذَا دَعَانِۙ فَلْيَسْتَجِيْبُوْا لِيْ وَلْيُؤْمِنُوْا بِيْ لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُوْنَ ۝١

    Artinya :

    “Apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (Nabi Muhammad) tentang Aku, sesungguhnya Aku dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia berdoa kepada-Ku. Maka, hendaklah mereka memenuhi (perintah)-Ku dan beriman kepada-Ku agar mereka selalu berada dalam kebenaran.”

    (QS Al Baqarah 2 : 186)

     

    Pembaca yang dimuliakan Allah subhanallahu wa ta a’la.

    Akan ada masanya nanti, kita mengangkat kedua tangan kita, kita berdoa pada Allah subhanahu wa ta a’la dengan full senyum, full Ridha, bukan lagi untuk meminta pada-Nya, tapi..

     

    “Yaa Rabb.. Yang Maha baik. Sungguh setiap nikmat yang kau berikan untukku hingga hari ini, adalah nikmat-nikmat terbaik dari setiap nikmat yang pernah aku minta pada-Mu. Yaa Rabb.. Sesungguhnya tak ada satu pun nikmat yang Engkau berikan untukku yang bisa aku dustakan..” 

     

    Pembaca yang dimuliakan Allah subhanallahu wa ta a’la.

    Marilah kita tengok juga bagaimana para salafus shalih berdoa,

     

    “Duhai Allah.. 

    Bintang-bintang telah redup,

    mata-mata telah terpejam,

    dan raja-raja telah menutup pintunya,

    tetapi pintu-Mu selalu terbuka..

    Setiap pecinta asyik bersama kekasihnya,

    dan disinilah aku sendirian bersama-Mu..”

     

    Betapa indahnya generasi salafus shalih dalam berdoa. Mereka berdoa sebagaimana pujangga menuliskan bait-bait puisi kepada yang dicintainya. Mereka berdoa dengan kecintaan yang sungguh-sungguh kepada Allah azza wa jalla. Mereka bertasbih kepada Allah. Mereka merayu Allah dengan kata-kata yang yang indah nan syahdu. Merangkai kata demi kata puitis hingga menjadi bait-bait doa yang sangat berkesan.

    “Wahai Sang Maha Pemberi petunjuk orang-orang yang bingung 

    Wahai puncak harapan orang-orang yang berharap

    Wahai penolong orang-orang yang meminta tolong..

     

    Masya Allah.

     

    Maka wahai pembaca yang dicintai Allah cobalah dan lihatlah bagaimana hasilnya nanti akan menggembirakan para pembaca sekalian. 

     

    “Ya Allah..

     Sesungguhnya dosa-dosaku tidak menyisakan apa-apa kepadaku kecuali hanya harapan ampunan-Mu. 

    Aku telah mempersembahkan tirai di depanku, 

    maka aku memohon kepada-Mu dengan sesuatu yang aku berhak mendapatkannya, 

    Aku meminta kepada-Mu sesuatu yang aku tidak wajib memperolehnya. 

    Aku bersimpuh kepada-Mu dengan meminta sesuatu yang aku tidak perlu memilikinya. 

    Tidak tersembunyi keadaanku di hadapan-Mu, meskipun tersembunyi bagi manusia untuk mengetahui hakikat masalahku. 

    Ya Allah, jika rezekiku berada di langit, maka turunkanlah. 

    Jika berada di dalam bumi, maka tampakkanlah. 

    Jika jauh, maka dekatkanlah. 

    Jika sudah dekat, maka mudahkanlah (untuk mendapatkannya). 

    Jika sedikit, maka perbanyaklah dan berilah keberkahan di dalamnya.”

     

    Pembaca yang dimuliakan Allah subhanallahu wa ta a’la.

    Mengetahui waktu-waktu mustajab untuk berdoa juga sangat dianjurkan oleh banyak Ulama. Diantara waktu mustajab untuk berdoa tersebut, bisa kita lihat pada percakapan antara Zakaria dan Maryam.

     

    كُلَّمَا دَخَلَ عَلَيْهَا زَكَرِيَّا الْمِحْرَابَۙ وَجَدَ عِنْدَهَا رِزْقًاۚ…

    (…setiap kali Zakaria masuk menemui Maryam di mihrabnya, dia mendapati makanan di sisinya,)

     

     قَالَ يٰمَرْيَمُ اَنّٰى لَكِ هٰذَاۗ

    (Dia berkata, “Wahai Maryam, dari mana makanan ini engkau peroleh?”

     

     قَالَتْ هُوَ مِنْ عِنْدِ اللّٰهِۗ اِنَّ اللّٰهَ يَرْزُقُ مَنْ يَّشَاۤءُ بِغَيْرِ حِسَابٍ ۝٣

    (Dia (Maryam) menjawab, “Itu dari Allah.” Sesungguhnya Allah memberi rezeki kepada siapa yang Dia kehendaki tanpa perhitungan. 

     

    هُنَالِكَ دَعَا زَكَرِيَّا رَبَّهٗۚ قَالَ رَبِّ هَبْ لِيْ مِنْ لَّدُنْكَ ذُرِّيَّةً طَيِّبَةًۚ اِنَّكَ سَمِيْعُ الدُّعَاۤءِ ۝٣

    (Di sanalah Zakaria berdoa kepada Tuhannya. Dia berkata, “Wahai Tuhanku, karuniakanlah kepadaku keturunan yang baik dari sisi-Mu. Sesungguhnya Engkau Maha Mendengar doa.”)

    • Ali Imran 3 : 37 – 38

     

    Ketika Zakaria melihat kejadian itu, Zakaria tersadarkan, dan saat itulah Zakaria pun langsung berdoa,

     

    هُنَالِكَ دَعَا زَكَرِيَّا رَبَّهٗۚ

    (Di sanalah Zakaria berdoa kepada Rabb-nya,)

     

    قَالَ رَبِّ هَبْ لِيْ مِنْ لَّدُنْكَ ذُرِّيَّةً طَيِّبَةًۚ اِنَّكَ سَمِيْعُ الدُّعَاۤءِ 

    (Dia berkata, “Wahai Tuhanku, karuniakanlah kepadaku keturunan yang baik dari sisi-Mu. Sesungguhnya Engkau Maha Mendengar doa.”)

     

    Sebagian Ulama mengatakan bahwa berdoa di waktu seperti ini adalah waktu mustajab.

    Ketika engkau melihat orang lain mendapatkan nikmat, maka berdoalah! Ini adalah waktu yang mustajab.

    Ketika engkau melihat seseorang yang mendapatkan rejeki melimpah atau mendapatkan kebaikan yang besar, maka berdoalah! Pertama, mintalah pada Allah azza wa jalla taufik dan pertolongan baginya. Kedua, mintalah karunia bagi dirimu. Karena waktu itu adalah waktu yang mustajab.

    Sekali lagi, mari kita perhatikan ayat..

     

    هُنَالِكَ دَعَا زَكَرِيَّا رَبَّهٗۚ

    (Di sanalah Zakaria berdoa kepada Rabb-nya,).

    Menurut Sebagian Ulama, tindakan sebagaimana yang dilakukan oleh Zakaria ini juga merupakan salah satu metode pengobatan/terapi penyakit hasad (iri dan dengki).

    Doa

    Pikiranmu adalah doa,

    maka pikirkanlah yang baik-baik.

    Kata-kata adalah doa,

    maka ucapkanlah yang baik-baik.

    Lintasan hati adalah doa,

    maka berprasangka baiklah selalu.

    (Krisna Yuliany)

     

    Nikmatnya Tahajud

     

    وَمِنَ الَّيْلِ فَتَهَجَّدْ بِهٖ نَافِلَةً لَّكَۖ عَسٰٓى اَنْ يَّبْعَثَكَ رَبُّكَ مَقَامًا مَّحْمُوْدًا 

    وَقُلْ رَّبِّ اَدْخِلْنِيْ مُدْخَلَ صِدْقٍ وَّاَخْرِجْنِيْ مُخْرَجَ صِدْقٍ وَّاجْعَلْ لِّيْ مِنْ لَّدُنْكَ سُلْطٰنًا نَّصِيْرًا

    وَقُلْ جَاۤءَ الْحَقُّ وَزَهَقَ الْبَاطِلُۖ اِنَّ الْبَاطِلَ كَانَ زَهُوْقًا

    Artinya :

    “dan pada Sebagian malam, lakukanlah sholat tahajud (sebagai suatu ibadah) tambahan bagimu, Mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkatmu ke tempat yang terpuji. Dan katakanlah (Muhammad) ya Tuhanku masukkanlah aku ke tempat masuk yang benar dan keluarkan (pula) aku ke tempat keluar yang benar dan berikanlah kepadaku dari sisi-Mu kekuasaan yang dapat menolongku. Dan katakanlah, “kebenaran telah datang dan kebathilan telah lenyap”. Sungguh yang bathil itu pasti lenyap.”

    • Al Isra 17 : 79-81

     

    Tahajud adalah shalat yang tidak diwajibkan oleh Allah subhanahu wa ta a’la. Tetapi hanya dengan “undangan”.  maka bila seseorang terbangun malam untuk menunaikan tahajud, maksudnya adalah “Allah mengundang seseorang tersebut untuk melaksanakan sholat tahajud!”.

    Ini artinya : “seseorang tidak diundang Allah kalau ia tidur.” Allah lah yang memilih sendiri hamba-Nya yang Dia inginkan untuk bangun sebelum fajar (shubuh). Allah yang memilih.

    Jadi, Ketika Allah subhanahu wa ta a’la memilih seseorang, maka seseorang tersebut akan memenuhi undangan tersebut. Ia akan bangun dari tidurnya dan akan berwudhu untuk kemudian melaksanakan sholat tahajud. Dan tanpa ia sadari bahwa yang ia lakukan tersebut adalah karena Cinta Rabb-nya kepadanya yang menginginkan ia untuk memenuhi sesuatu yang tidak diwajibkan baginya.

    Masya Allah.

    Beruntung kiranya seseorang yang mendapatkan undangan dari Rabb-nya. Itu adalah nikmat sesungguhnya yang sudah selayaknya untuk disyukuri tanpa tapi. Itu adalah sebuah pertanda bahwa ada hubungan yang sangat dalam antara seorang hamba tersebut dengan Allah azza wa jalla.

     

    تَتَجَافٰى جُنُوْبُهُمْ عَنِ الْمَضَاجِعِ يَدْعُوْنَ رَبَّهُمْ خَوْفًا وَّطَمَعًاۖ وَّمِمَّا رَزَقْنٰهُمْ يُنْفِقُوْنَ

     

    Artinya :

    “lambung mereka jauh dari tempat tidurnya (mereka tidak tidur pada waktu biasanya orang tidur untuk mengerjakan sholat malam) …”

    QS As Sajadah  32 : 16

     

    Nabi Muhammad sholallahu alaihi wasallam mengatakan bagi orang-orang yang ingin melaksanakan sholat tahajud. Untuk mereka yang baru mau memulai sholat tahajud, maka kerjakanlah terlebih dahulu secara konsisten dua raka’at setiap malamnya. Dan apabila kuatir fajar akan segera tiba, maka tunaikanlah witir satu rakaat.

     

      Seseorang yang bangun setiap malam, lalu ia menunaikan shalat tahajud dua rakaat dan witir satu rakaat, sesungguhnya lebih disukai oleh Allah subhanallahu wa ta a’la. Daripada yang shalat tahajud sebelas rakaat atau dua puluh tiga rakaat tapi tidak rutin di setiap malamnya alias berjeda-jeda waktunya. Malam ini sholat, besok malamnya tidak, atau dalam sepekan tiga kali sholat tahajud sedang empat malam lainnya ia tidak terbangun sehingga tidak mengerjakan tahajud.

     

    Amalan yang paling dicintai Allah adalah amalan yang dilakukan secara terus-menerus, meskipun sedikit.” (HR. Bukhari dan Muslim) 

     

    Bila nanti kita telah secara rutin bangun malam untuk sholat tahajud, maka kita bisa menambah sedikit demi sedikit jumlah raka’at sholat tahajud sebagaimana yang pernah dicontohkan oleh Nabi Muhammad sholallahu alaihi wasallam. Hingga pada akhirnya, tiada ada satu malam pun yang terlewatkan kecuali kita bangun dan menegakkan sholat tahajud. 

    Terus begitu hingga akhir usia kita. 

    Masya Allah.

    Semoga Allah berkenan untuk memudahkan niat dan tekad kita untuk menjadi ahli tahajud, dan Allah izinkan kita untuk memasuki surga-Nya melalui pintu tahajud.

     

    Pembaca yang dicintai Allah subhanallahu wa ta a’la.

    Berbahagialah jika kita bisa bangun malam untuk sholat tahajud, itu artinya Allah sedang memuliakan diri kita dengan menambah sifat taat pada diri kita. Kita sedang dinilai oleh  Allah, digolongkan/dimasukkan ke dalam golongan hamba-hamba-Nya yang mampu menambah ketaatan. Insya Allah dengan pemahaman yang seperti ini, apabila kita mengkajinya dengan dasar-dasar pemahaman demikian, maka ini akan menambah motivasi bagi diri kita sendiri untuk menjadi hamba Allah sebagaimana yang Allah subhanahu wa ta’ala inginkan. 

    Namun sebaliknya, Ketika pemahaman tentang tahajud ini tidak kita dapatkan sebagaimana yang seharusnya, maka bisa jadi kita akan memilih kegiatan-kegiatan duniawi lainnya, seperti begadang nonton bola misalnya atau mengerjakan aktivitas-aktivitas lainnya. Meskipun secara duniawi aktivitas tersebut tidaklah juga salah. 

    Hanya saja kalau hal tersebut di compare dengan kesempatan bisa melaksanakan sholat tahajud, maka rasanya seperti kehilangan sesuatu. 

    Sayang kan?!

    Maka jika kita bisa mendapatkan pemahaman tentang  sholat tahajud ini dengan baik, ada kesempatan untuk melaksanakan sholat tahajud, ada dorongan yang kuat untuk menunaikan sholat tahajud ini, berbahagialah! Karena sholat tahajud adalah nikmat beribadah itu sendiri.

    Pembaca yang dicintai Allah subhanallahu wa ta a’la.

    Kiranya pembaca juga mengetahui kenapa sholat tahajud ini tidak ada adzannya. Karena sesungguhnya sholat tahajud ini adalah sholat spesial. Sangat spesial karena ini hanya dapat dikerjakan dengan undangan dari Allah subhanahu wa ta’ala. Sangat spesial karena tahajud adalah perjalanan dari doa menuju keajaiban. Dari kun menjadi fayakun. Sholat tahajud ini ibarat anak panah yang tidak pernah meleset dari busurnya, tepat mengenai sasaran. Tahajud ini adalah obat bagi tubuh dan jiwa kita. Ia membuat kita lebih dekat dengan Allah azza wa jalla. Tahajud  membawa Cahaya pada wajah dan jiwa kita.

     

    Bahkan Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda :

    Pada setiap malam, Allah tabaroka wa ta a’la turun ke langit dunia. Ketika malam tinggal sepertiga terakhir, Allah berfirman : ‘siapa yang berdoa kepada-Ku, Aku kabulkan doanya. Siapa yang minta kepada-Ku, maka Aku akan berikan permintaannya. Siapa yang minta ampun kepada-Ku, maka Aku akan mengampuninya.’ “ (HR. Muslim)

     

    Masya Allah. Tabarokallah.

    Dari Anas bin Malik radhiyallahu anhu, dia berkata bahwa Rasulullah sholallahu alaihi wasallam bersabda : “Sesungguhnya Allah memiliki keluarga di antara manusia.” Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, siapakah mereka?” Rasulullah sholallahu alaihi wasallam menjawab : “Mereka adalah ahlul Qur’an. Mereka adalah keluarga Allah dan orang-orang pilihan-Nya.”

    (HR. Ibnu Majah No..215)

     

    Menjadi Ahlul Qur’an

     

    Pembaca yang dirahmati Allah subhanallahu wa ta a’la.

    Nabi Muhammad sholallahu alaihi wassalam menyampaikan bahwa mereka yang dikatakan sebagai ahli Qur’an itu bukanlah mereka yang hafal Al Qur’an, bukanlah mereka yang hafal 30 juz Al Qur’an. Ahli Qur’an adalah mereka yang membaca Al Qur’an. 

    Nabi Muhammad sholallahu alaihi wassalam juga tidak menyatakan agar kamu menjadi hafidz Qur’an. Tidak. Bukan begitu. Tapi, membaca Al Qur’an. Membaca Al Qur’an adalah yang Nabi shallallahu alaihi wasallam tanamkan. Beliau menanamkan kecintaan kita pada Al Qur’an. 

    Ahli  Al Qur’an  adalah   mereka  yang   mencintai Al Qur’an. Dan kecintaannya dengan Al Qur’an itulah yang mendorong ia untuk terus berinteraksi dengan Al Qur’an. Ia membaca Al Qur’an dan istiqomah untuk terus membaca Al Qur’an. Setiap hari, begitu seterusnya. Tidak ada satu pun hari yang terlewati kecuali ia membaca Al Quran.

     

    “Dari Ibnu Abbas radhiyallahu anhu, menceritakan, seorang sahabat bertanya : “Wahai Rasulullah, amalan apakah yang paling dicintai Allah?” Beliau menjawab : “Al hal wal murtahal”. Lalu orang itu bertanya lagi, “Apa itu al hal wal murtahal wahai Rasulullah?” Rasulullah menjawab : “yaitu yang membaca Al Qur’an dari awal sampai akhir dan setiap kali selesai, ia mengulanginya lagi dari awal.”

    (HR. At Tirmidzi)

     

    Ustadz Adi Hidayat (semoga Allah senantiasa merahmati dan menjaga Beliau), dalam sebuah ceramahnya menuturkan secara detail tentang ahli Qur’an ini. 

    Seseorang yang secara rutin setiap harinya membaca Al Qur’an, kemudian sampai waktunya ia meninggal dalam kebiasaan rutinnya membaca Al Qur’an, maka ia adalah  ahli Qur’an. 

    Seseorang yang ia istiqomah mengulang-ulang hafalan Qur’an nya, ia rutinkan dirinya untuk muraja’ah. Sampai kematian datang menghampirinya, maka ia adalah ahli Qur’an.

    Seseorang yang ia istiqomah dalam menyelesaikan hafalan Qur’annya, kemudian ajal datang menjemputnya, sekalipun ia belum kholas 30 Juz, maka ia pun termasuk dalam ahli Qur’an.

    Seseorang yang senantiasa membersamai Al Qur’an, berakhlak sebagaimana akhlak Al Qur’an, mengamalkan isi kandungan Al Qur’an serta meninggalkan apa yang dilarang oleh Al Qur’an, maka ia adalah ahli Qur’an.

    Maka berbahagialah! 

    Karena orang-orang yang seperti ini adalah orang-orang yang termasuk ahli Qur’an dan diberikan keistimewaan. Keistimewaan tersebut yaitu mereka menjadi keluarga Allah dan orang-orang terdekat-Nya.

    Masya Allah.

     

    “Dari Anas bin Malik radhiyallahu anhu, berkata Rasulullah sholallahu alaihi wassalam : ‘Sesungguhnya Allah memiliki keluarga di antara manusia.’Para sahabat bertanya, ‘Wahai Rasulullah, siapakah mereka?’ Rasulullah sholallahu alaihi wassalam menjawab : ‘mereka adalah ahlul Qur’an. Mereka adalah keluarga allah dan orang-orang pilihannya.” 

    (HR. Ibnu Majah Nomor 215)

     

    Pembaca yang dimuliakan Allah subhanallahu wa ta a’la. 

    Diantara keutamaan menjadi ahli Qur’an selain menjadi keluarga Allah subhanallahu wa ta a’la, Al Qur’an juga akan menjadi pemberi syafaat bagi orang-orang yang selalu berinteraksi dengan Al Qur’an. 

    Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda : 

     

    Artinya :

    Bacalah Al Qur’an karena ia akan menjadi syafaat bagi sahabatnya di hari kiamat.” (HR. Muslim)

     

    Ashabihi–sahabatnya.

    Kelak, di hari akhir, Al Qur’an akan memberikan syafaatnya kepada ashabihi-sahabatnya, begitu hadits tersebut menjelaskan. Ashabihi-yang dekat, yang iqro, maka semakin dekat kita dengan Al Qur’an, semakin sering kita membaca Al Qur’an, semakin sering kita berusaha untuk mentadabburi artinya, semakin kita berupaya untuk mengamalkan isinya, maka akan semakin besar kemungkinan bagi kita untuk menjadi sahabat bagi Al Qur’an dan kelak bisa mendapatkan syafaat dari Al Qur’an.   

     

    Pembaca yang dimuliakan Allah subhanahu wa ta’ala.

    Ahli Al Qur’an adalah golongan yang dimuliakan oleh Allah subhanahu wa ta a’la baik ketika ia hidup di dunia, di alam kubur saat ia telah meninggal dan kelak ketika di akhirat Allah akan memuliakannya.

    Siapapun yang bersama dengan Al Qur’an pasti ia akan dimuliakan oleh Allah subhanallahu wa ta a’la. Karena, 

    Malaikat yang menurunkan Al Qur’an, ia menjadi malaikat yang paling mulia yaitu malaikat Jibril. 

    Malam ketika Allah menurunkan Al Qur’an, ia menjadi malam yang paling mulia, yaitu Lailatul Qadr. 

    Bulan saat Allah menurunkan Al Qur’an, ia menjadi bulan yang mulia, yaitu bulan Ramadhan.

    Dan laki-laki yang diturunkan kepadanya Al Qur’an, ia menjadi laki-laki paling mulia, ialah Rasulullah sholallahu alaihi wassalam.

    Maka siapapun yang ingin meraih dan memperoleh kemuliaan, hanya ada satu cara, yaitu bagaimana kehidupannya dibersamakan dengan Al Qur’an. Karena siapapun yang bersama dengan Al Qur’an, ia pasti akan mulia.

    Bahkan Allah azza wa jalla menyebutkan dalam Al Qur’an, bahwa satu-satunya amalan yang mendapatkan kemuliaan besar ketika di dunia, di alam kubur hingga kelak di akhirat, itu adalah Al Qur’an. 

     

    جَنّٰتُ عَدْنٍ يَّدْخُلُوْنَهَا يُحَلَّوْنَ فِيْهَا مِنْ اَسَاوِرَ مِنْ ذَهَبٍ وَّلُؤْلُؤًاۚ وَلِبَاسُهُمْ فِيْهَا حَرِيْرٌ

    Artinya :

    Mereka akan mendapatkan Syurga ‘Adn, mereka masuk ke dalamnya, di dalamnya mereka diberi perhiasan gelang-gelang dari emas dan Mutiara, dan pakaian mereka di dalamnya adalah sutera.” 

    (QS Al Fathir 35 : 33 )

     

    كِتٰبٌ اَنْزَلْنٰهُ اِلَيْكَ مُبٰرَكٌ لِّيَدَّبَّرُوْٓا اٰيٰتِهٖ وَلِيَتَذَكَّرَ اُولُوا الْاَلْبَابِ

    Artinya :

    (Al-Qur’an ini adalah) kitab yang Kami turunkan kepadamu (Nabi Muhammad) yang penuh berkah supaya mereka menghayati ayat-ayatnya dan orang-orang yang berakal mendapat pelajaran..” 

    (QS Al Fathir 35 : 33 )

     

    “Barangsiapa membaca satu huruf dari kitabullah, baginya satu kebaikan. Satu kebaikan akan dilipatgandakan sepuluh. Aku tidak mengatakan ‘alif laam miim’ itu satu huruf, akan tetapi, Alif satu huruf, Laam satu huruf dan Miim satu huruf.” 

    (HR. Tirmidzi no. 2915. Dinilai shahih oleh Al-Albani)

    Pembaca yang dimuliakan Allah subhanallahu wa ta a’la.

    Al Qur’an merupakan mojizat terbesar yang Allah turunkan pada kehidupan manusia. Mukjizat ini menenggelamkan mukjizat-mukjizat sebelumnya tapi tanpa menafikan keutamaan mukjizat lainnya. Bila mukjizat Nabi Musa alaihis salam adalah tongkat yang mampu membelah lautan, bila mukjizat Nabi Sulaiman alaihis salam adalah kemampuan untuk berbicara dengan semua binatang, namun mukjizat itu hilang bersamaan dengan wafatnya Nabi dan Rasul tersebut. Adapun mukjizat Nabi Muhammad sholallahu alaihi wassalam tidak hilang meskipun Beliau telah wafat. 

    Mukjizat Al Qur’an itu tetap ada sampai nanti matahari terbit dari arah barat. Al Qur’an akan tetap kekal.

    Pembaca yang dimuliakan Allah subhanallahu wa ta a’la.

    Jika kita berteman dengan Al Qur’an di dunia, ia akan membalas kita dengan menemani kita tak hanya pada suatu tempat dan kesempatan saja, tapi Al Qur’an akan menemani kita di dunia, Al Qur’an akan menemani kita di saat sakaratul maut, Al Qur’an akan menemani kita saat kita sendirian di alam kubur, Al Qur’an akan menemani kita saat berhadapan dengan malaikat Munkar dan Nakir, Al Qur’an akan menemani kita saat dibangkitkan kembali oleh Allah azza wa jalla, Al Qur’an akan menemani kita saat kita di hisab, Al Qur’an akan menemani kita saat berjalan di atas shirath menuju Syurga.

     

    Masya Allah. 

    Sebaik-baiknya Ahli Qur’an adalah Rasulullah sholallahu alaihi wasallam. Bahkan dalam sebuah hadits di sebutkan bahwa Rasulullah sholallahu alaihi wassalam adalah Al Qur’an  al hay (Al Qur’an yang berjalan di tengah-tengah manusia).

    Begitu juga halnya dengan para sahabat, mereka dikenal dengan dengan pribadi-pribadi yang sangat aktif berinteraksi dengan Al Qur’an. 

    Utsman bin Affan radhiyallahu anhu dalam nasehatnya mengatakan :

    “kalau saja hati kita bersih dari dosa dan syirik, maka jiwa ini tidak akan puas dengan Al Qur’an.”

     

    Mendekati Al Qur’an berarti kita mendekati kebaikan yang berlimpah dari Allah subhanallahu wa ta a’la. Insya Allah dengan kebaikan itu kita akan menjadi lebih tenang, jauh dari kegelisahan, lebih dekat dengan petunjuk serta lebih dekat dengan Sang Maha pemberi petunjuk. 

     

    “Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah bersabda : “Tidaklah suatu kaum berkumpul di salah satu rumah-rumah Allah untuk melantunkan ayat-ayat suci Al Qur’an dan mempelajarinya, melainkan akan turun kepada mereka ketenangan, akan dilingkupi pada diri mereka dengan Rahmat, akan dikelilingi oleh para malaikat, dan Allah pun akan menyebut (memuji) mereka di hadapan makhluk yang ada di dekat-Nya.

    (HR. Muslim)

     

    Semoga Allah memilih kita semua sebagai ahlul Qur’an. 

    Semoga Allah jaga kita selama kita hidup di dunia dan saat di alam kubur.

    Semoga Allah wafatkan kita dalam keadaan husnul khotimah, dengan amalan terbaik kita.

    Semoga Allah muliakan kita di dunia dan di akhirat kelak.

    Semoga Allah Rahmati kita semua menjadi ahli Jannah-Nya.

    Allahumma aamiin..

    Persahabatan yang paling indah dan manis

    Al Qur’an itu seperti sahabat

    Yang bisa menjadi obat saat sakit,

    Menjadi penghibur di kala sedih,

    Melapangkan saat hati terasa sempit,

    Meyakinkan diri di saat ragu,

    Pengingat diri saat hati penuh dengan dunia.

    Tidak ada penderitaan Bersama Al Qur’an dan

    Tidak ada kebahagiaan kecuali bersama Al Qur’an.

    (Tulisan seseorang, Semoga Allah merahmatinya)

     

     

    Kreator : Krisna Yuliany

    Bagikan ke

    Comment Closed: SELF MOTIVATION Motivasi Jalur Langit

    Sorry, comment are closed for this post.

    Popular News

    • Part 15: Warung Kopi Klotok  Sesampainya di tempat tujuan, Rama mencari tempat ternyaman untuk parkir. Bude langsung mengajak Rani dan Rama segera masuk ke warung Kopi Klotok. Rama sudah reservasi tempat terlebih dahulu karena tempat ini selalu banyak pengunjung dan saling berebut tempat yang ternyaman dan posisi view yang pas bagi pengunjung. Bude langsung memesan […]

      Okt 01, 2024
    • Part 16 : Alun – Alun  Kidul Keesokan paginya seperti biasa Bude sudah bangun dan melaksanakan ibadah sholat subuh. Begitupun dengan Rani yang juga melaksanakan sholat subuh. Rani langsung ke dapur setelah menunaikan ibadah sholat subuh. Tidak lama disusul oleh Bude dan langsung mengambil bahan masakan serta mengiris bahan untuk memasak. Rani dan Bude sangat […]

      Okt 16, 2024
    • Dalam dunia pendidikan modern, pendekatan sosial emosional semakin banyak dibahas. Salah satu model yang mendapatkan perhatian khusus adalah **EMC2 sosial emosional**. Namun, apa sebenarnya yang dimaksud dengan Definisi EMC2 sosial emosional? Mengapa pendekatan ini penting dalam pembelajaran? Mari kita bahas lebih lanjut untuk memahami bagaimana EMC2 berperan dalam perkembangan siswa secara keseluruhan. Definisi EMC2 Sosial […]

      Okt 02, 2024
    • Pancasila sebagai dasar negara Indonesia tidak lahir begitu saja. Di balik perumusan lima sila yang menjadi pondasi bangsa ini, ada pemikiran mendalam dari para tokoh pendiri bangsa, salah satunya adalah Soekarno. Pemikiran Soekarno dalam merumuskan Pancasila sebagai dasar negara menjadi salah satu tonggak penting dalam sejarah Indonesia. Lalu, apa saja pemikiran Soekarno tentang dasar negara […]

      Des 02, 2024
    • Part 14: Kopi Klotok Pagi hari yang cerah, secerah hati Rani dan semangat yang tinggi menyambut keseruan hari ini. Ia bersenandung dan tersenyum sambil mengiris bahan untuk membuat nasi goreng. Tante, yang berada di dekat Rani, ikut tersenyum melihat Rani yang bersenandung dengan bahagia. “Rani, kamu ada rasa tidak sama Rama? Awas, ya. Jangan suka […]

      Sep 18, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021