“Menjadi pribadi yang bahagia adalah
bentuk kesuksesan terbesar.
Bahagia di dunia dan bahagia di akhirat, tentunya”.
Krisna Yuliany
Pembaca yang dimuliakan Allah SWT.
Tahukah pembaca bahwa di dalam Al Qur’an Allah SWT telah menyebut manusia dalam beberapa nama?
Diantaranya adalah al bashar, al insan, al ins, an nass dan bani adam. Al Qur’an juga telah menyatakan bahwa Allah SWT menciptakan manusia di dunia adalah untuk beribadah. Maka setiap aktivitas yang kita lakukan, sejatinya itu adalah ibadah, ibadah kepada Allah SWT. Dari tujuan penciptaan manusia tersebut, itu artinya Allah menginginkan kita untuk bahagia, karena sejatinya ibadah itu adalah pengantar kebahagiaan.
Begitu sayangnya Allah kepada kita, sehingga Allah menciptakan kita dengan maksud untuk bahagia.
Masya Allah. Masya Allah.
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْاِنْسَ اِلَّا لِيَعْبُدُوْنِ ٥
Artinya : “Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku.”
(QS. Az-Zariyat 51 : 56)
Bila pembaca memperhatikan, coba Lihatlah bagaimana kehidupan rumah tangga itu membahagiakan. Hanya dengan bergenggaman tangan, maka berguguranlah dosa-dosa istri dan suami. Belum lagi bila rumah tangga dikaruniai dengan anak-anak, suara celotehan anak-anak yang meramaikan rumah adalah hiburan yang mengundang senyum, gelak tawa dan mendatangkan kebahagiaan tentunya.
Begitu pula halnya dengan pekerjaan. Kerja itu pun membahagiakan. Capaian demi capaian pekerjaan, rewards demi rewards bahkan pangkat dan jabatan yang diperoleh sebagai hasil kinerja adalah kebahagiaan.
Maka bila ada rasa sedih dalam berumah tangga ataupun dalam pekerjaan, berarti ada ketidakseimbangan, ada sesuatu yang tidak berjalan sebagaimana mestinya dalam kehidupan kita itu. Karena Allah menciptakan kita untuk beribadah, sehingga jangan banyak mainnya dengan setiap hal yang kita lakukan terutama dalam hal ibadah. Kalau kita benar ibadahnya, yakinlah Allah akan berikan kita lebih dari yang pernah kita minta. Bahkan tanpa perlu berlelah-lelah dalam berusaha, Allah pasti akan memberikannya.
Pernahkah pembaca memperhatikan dengan seksama hal-hal yang terjadi di sekitar pembaca?
Bila iya, maka alhamdulillah.
Itu artinya pembaca telah bersikap hati-hati terhadap diri sendiri dari terbawanya arus (mungkin amarah atau pertikaian) dari kondisi sekitar.
Tapi, bagaimana bila tidak?! Lalu apa yang mesti kita dilakukan?
Pembaca yang dirahmati Allah, mungkin kita bisa memulainya dengan memperhatikan hal-hal mendetail di sekitar kita.
Yaitu dengan memperhatikan hal-hal khusus dan rinci yang membuat mood baikmu selalu terjaga. Coba perhatikan dengan lebih seksama lagi! Karena setiap hal spesifik yang membuat mood baikmu tetap terjaga, maka hal-hal spesifik ini akan menjadi sumber kekuatan bagi dirimu untuk tetap berada pada ketenangan dan kebahagiaan. Kesuksesan.
Tapi, apa sih sebenarnya mood itu?
Nah, yang di maksud dengan mood adalah keadaan emosi atau suasana hati seseorang yang tidak stagnan/berubah-ubah ataupun cenderung sama/tetap.
Dalam Islam Emosional ini identik dengan nafsu yang dianugerahkan oleh Allah SWT. Kata Nafsu ini berasal dari Bahasa Arab yang apabila diterjemahkan artinya adalah jiwa. Namun tidak semua Nafsu/jiwa ini berarti buruk. Karena ada juga nafsu baik bahkan nafsu ini dicintai oleh Allah Subhanahu wa ta’ala.
Al Qur’an menyebutkan tentang jenis Nafsu ini, setidaknya pada 3 (tiga) Ayat Al Qur’an ini menjelaskan tentang jenis nafsu :
وَمَآ اُبَرِّئُ نَفْسِيْۚ اِنَّ النَّفْسَ لَاَمَّارَةٌ ۢ بِالسُّوْۤءِ اِلَّا مَا رَحِمَ رَبِّيْۗ اِنَّ رَبِّيْ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ ٥
Artinya :
“Dan aku tidak (menyatakan) diriku bebas (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu mendorong kepada kejahatan, kecuali (nafsu) yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun, Maha Penyayang.”
(QS. Yusuf 12 : 53)
Pembaca yang dirahmati Allah.
Nafsu amarah atau jiwa yang tersesat ini biasanya akan mengajak pada hal-hal yang bersifat negatif, seperti marah, iri, dengki, tamak, serakah, culas, licik, rakus, egois, boros dan sifat-sifat yang cenderung destruktif/merusak hal-hal di luar dirinya.
Biasanya nafsu amarah yang dominan menguasai diri seseorang, bisa berdampak ke dalam tubuh (fisik) seseorang tersebut. Nafsu amarah ini bisa merusak organ tubuh manusia itu sendiri, bahkan bisa merusakkan lingkungan dan tatanan lingkungan sekitar.
Setiap manusia yang lahir ke dunia, pasti akan diuji oleh Allah Subhanahu wa ta’ala. Dengan setiap karakter dalam diri seseorang dan juga lingkungan sekitarnya, seseorang yang mendapatkan ujian dalam hidupnya akan berbeda-beda dalam meresponnya. Bahkan tidak sedikit yang menjalani ujian hidupnya dengan amarah. Bahkan seorang nabi pun pernah melakukan hal ini. Nabi Yunus alaihissalam pernah berada di titik sedih dan frustasi karena tugasnya sebagai Nabi yang diperintahkan untuk mengajak suatu kaum di sebuah kota (Kota Ninawa) agar menyembah Allah, satu-satunya Tuhan. Namun ditolak dan kaum itu tetap beribadah dengan cara mereka sendiri. Yang karena penolakan itu membuat Nabi Yunus memutuskan untuk meninggalkan kaum di Kota Ninawa itu dengan marah.
وَذَا النُّوْنِ اِذْ ذَّهَبَ مُغَاضِبًا فَظَنَّ اَنْ لَّنْ نَّقْدِرَ عَلَيْهِ فَنَادٰى فِى الظُّلُمٰتِ اَنْ لَّآ اِلٰهَ اِلَّآ اَنْتَ سُبْحٰنَكَ اِنِّيْ كُنْتُ مِنَ الظّٰلِمِيْنَۚ ٨
فَاسْتَجَبْنَا لَهٗۙ وَنَجَّيْنٰهُ مِنَ الْغَمِّۗ وَكَذٰلِكَ نُـنْجِى الْمُؤْمِنِيْنَ ٨
Artinya :
“(Ingatlah pula) Zun Nun (Yunus) ketika dia pergi dalam keadaan marah, lalu dia menyangka bahwa Kami tidak akan menyulitkannya. Maka, dia berdoa dalam kegelapan yang berlapis-lapis, “Tidak ada tuhan selain Engkau. Mahasuci Engkau. Sesungguhnya aku termasuk orang-orang zalim. Kami lalu mengabulkan (doa)-nya dan Kami menyelamatkannya dari kedukaan. Demikianlah Kami menyelamatkan orang-orang mukmin.”
Kisah Nabi Yunus alaihissalam dan dua ayat diatas ini kiranya dapat memberikan inspirasi kepada kita dan layak kita terapkan di dalam kehidupan kita. Karena doa Nabi Yunus alaihissalam dianggap mustajab sebab merupakan ungkapan taubat yang sungguh-sungguh dari hati yang penuh penyesalan. Dalam situasi kesulitan di lautan, Nabi Yunus alaihissalam berdoa dengan kalimat tauhid, penuh rasa tawadhu’ dan pengakuan akan kesalahannya. Allah pun mengabulkan doanya dan menyelamatkannya. Ini mengajarkan kepada kita bahwa doa dari hati yang tulus dan penuh penyesalan memiliki kekuatan Istimewa untuk mendapatkan Rahmat, ampunan dan bimbingan Allah subhanahu wa ta’ala.
Doa Nabi Yunus ini tidak hanya untuk Nabi Yunus alaihissalam saja Allah kabulkan, tapi juga berlaku untuk orang-orang beriman. Karena di ujung ayat ini Allah mengatakan “demikianlah kami menyelamatkan orang-orang mukmin.” Rasulullah sholallahu alaihi wasallam bahkan mengatakan jika dzikir nabi Yunus alahis salam ini adalah doa yang tidak akan tertolak.
“Tidak ada yang berdoa dengannya lalu tertolak. Tidak ada. ” (HR. Ahmad No. 1462)
Pembaca yang dirahmati Allah subhanahu wa ta’ala.
Mengambil ibrah dari kisah Nabi Yunus alaihis salam, kiranya sama dengan sebuah pepatah “lebih baik menyalakan lilin daripada mengutuk kegelapan. Ujian hidup yang Allah subhanahu wa ta’ala berikan kepada kita insya Allah sudah tertakar dan tidak akan pernah tertukar. Memohon ampun sebagaimana dzikir yang dilakukan oleh Nabi Yunus alaihissalam lalu berdoa meminta kepada Allah azza wa jalla agar diberikan punggung yang kuat sehingga mampu memikul setiap apa yang Allah berikan adalah jalan terbaik untuk menghadapi atau melawan rasa amarah di dalam diri.
وَلَآ اُقْسِمُ بِالنَّفْسِ اللَّوَّامَةِ ٢
Artinya :
“Dan Aku bersumpah, demi jiwa yang selalu menyesali (dirinya sendiri),” (QS. Al Qiyamah 75 : 2)
Pembaca yang dirahmati Allah subhanahu wa ta’ala.
Nafsu yang kedua yaitu Nafsu Lawwamah atau jiwa yang menyesal. Nafsu lawwamah ini biasanya akan cenderung merusak dirinya sendiri (destruktif ke dalam).
Mereka ini adalah mental penyesalan, minder, kekecewaan, putus asa, kecemasan, kekhawatiran, ketakutan, keraguan, kesedihan, meratapi masa lalu, menyalahkan keadaan, menyalahkan orang lain, atau menyalahkan diri sendiri.
Sederhananya, Nafsu Lawwamah adalah Jiwa yang terbelenggu, terkurung jauh di dalam jurang kegelapan dan kelemahan tubuh manusia. Mereka ini seringkali melewatkan hal-hal indah dan bermakna di sekeliling mereka.
Jiwa yang seperti ini biasanya kurang mengenal arti sabar dan Syukur. Mereka tuli, buta, bisu dan mati rasa terhadap Qodho dan Qodhar dari Allah SWT.
Ada sebuah kisah sahabat Nabi shallallahu alaihi wasallam. Kaab bin Malik. Ia adalah satu diantara 3 sahabat yang tidak ikut berperang di perang Tabuk. Bukan karena malas atau takut mati seorang Ka’ab bin Malik tidak mengikuti perang kala itu. Hingga Ketika Nabi Shallallahu alaihi wasallam menanyakan apa gerangan alasan yang menyebabkannya tidak memenuhi seruan Nabi shallallahu alaihi wasallam. Namun Ka’ab bin Malik memberikan alasan bahwa ia tidak memiliki halangan untuk ikut berperang. Meski sempat terbersit untuk berbohong namun Kaab bin Malik tidak melakukannya ia menguatkan hatinya untuk berkata jujur, karena memang ia tidak memiliki halangan untuk ikut berperang kecuali terlambatnya ia mempersiapkan perbekalannya lalu ia menunda-nunda keberangkatannya dengan anggapan masih memiliki kesempatan untuk bergabung, tapi nyatanya hingga Rasulullah shallallahu alaihi wasallam kembali ke Madinah, ia masih belum juga berangkat. Sahabat Kaab bin Malik bukanlah seorang munafik, ia jujur menceritakan alasannya tidak ikut berperang. “Yaa Rasulullah aku rela mendapat hukuman atas kesalahan yang kuperbuat. Aku betul-betul berharap ampunan dari Allah.”
Lalu Allah dan Rasulullah memberikan hukuman dengan cara cara mendiamkan Ka’ab bin Malik. Tidak ada seorang pun yang boleh menyapa dan mengobrol dengan Ka’ab bin Malik termasuk istrinya sendiri. Hubungan sosialnya diputus Sampai-sampai Kaab bin Malik berkata : “bumi ini terasa sempit sekali padahal ia begitu luas.”
Setelah 50 hari Ka’ab berada dalam penyesalan dan kesendiriannya, Allah ampuni ia karena kejujuran dan keteguhannya, Allah pun menerima taubatnya. Taubatnya Kaab bin Malik ini diabadikan di dalam QS At Taubah.
ارْجِعِيْٓ اِلٰى رَبِّكِ رَاضِيَةً مَّرْضِيَّةًۚ
فَادْخُلِيْ فِيْ عِبٰدِيْۙ
وَادْخُلِيْ جَنَّتِيْࣖ
Artinya :
“Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang ridha lagi diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam jama´ah hamba-hamba-Ku. Masuklah ke dalam surga-Ku,” (QS. Al-Fajr 27 – 30).
Pembaca yang dicintai Allah Subhanahu wa ta’ala.
Inilah dia Nafsu yang Diridhai oleh Allah SWT, yaitu nafsu Mutmainnah.
Nafsu yang ada dalam diri seseorang ini akan membuat Allah mencintai diri seseorang tersebut. Karena nafsu Mutmainnah ini bukanlah jiwa yang tersesat maupun jiwa yang terbelenggu.
Nafsu Mutmainnah ini adalah mereka yang telah menemukan kesadaran, keberadaan, dan tujuan hidupnya sendiri.
Mereka memahami dengan benar dari mana mereka berasal, untuk apa mereka diciptakan dan apa tujuan mereka hidup di dunia.
Nafsu Mutmainnah adalah mereka yang telah ikhlas menerima bagian karunia dari Sang Maha Esa, Sang Maha Sutradara.
Mereka senang dengan peran yang diberikan, mereka bersabar dengan proses yang berjalan, dan mereka selalu bersyukur dengan hasil yang telah mereka terima.
Nafsu Mutmainnah, adalah Jiwa yang Tenang. Mereka tidak lagi membedakan kebahagiaan dan penderitaan, mereka tidak membedakan masalah dan kesuksesan. Karena bagi mereka, segala hal yang terjadi adalah cara Allah untuk mendekati hambaNya, untuk menjaga hambaNya, baik dengan suka maupun air mata.
Mereka yang telah memiliki Jiwa yang tenang telah ridha pada Allah, dan Allah pun ridha pada mereka.
Masya Allah, Allahu Akbar.
Menariknya lagi, pembaca yang dirahmati Allah, ternyata Allah tidak hanya menganugerahi manusia dengan nafsu (jiwa) saja. Tetapi manusia adalah makhluk sempurna yang diciptakan Allah, dilengkapi dengan perangkat tubuh (fisik), pikiran (akal), dan juga jiwa (nafsu).
Ketiga perangkat tersebut sangatlah berkaitan erat. Apabila salah satunya sakit, maka bisa mengganggu bagian perangkat lainnya. Misalnya seseorang yang berada di lingkungan fisik yang beracun (toxic) akan merusak jiwanya/mentalnya.
Begitu juga seseorang dengan pikirannya yang rusak (stress, depresi), akan menyebabkan gangguan kesehatan seperti asam lambung, liver, darah tinggi, stroke dan serangan jantung.
Diantara Upaya-upaya sederhana yang bisa kita lakukan untuk meraih ketenangan, yaitu mengetahui dengan benar apa saja yang menjadi makanan sehat dan bergizi bagi setiap perangkat tersebut.
Tubuh (fisik) misalnya. Makanan terbaik bagi tubuh (fisik) adalah dengan mengkonsumsi makanan dan minuman yang halal lagi thoyyib.
Semisal daging.
Daging itu halal kan?
Tapi kalau kita mengkonsumsi daging terus menerus selama satu bulan, maka makanan ini menjadi tidak thoyyib. Itulah mengapa Allah SWT mensyaratkan makanan dan minuman yang dikonsumsi itu tidak cukup hanya dengan halal saja. Tapi halal dan toyyib. Sepaket.
Agar apa? Agar tubuh (fisik) tetap terjaga kesehatannya.
Apalagi kiranya makanan bagi tubuh (fisik)?
Olah raga.
Yups, olah raga teratur.
Diantara Olahraga yang diamanahkan oleh Nabi shallallahu alaihi wa sallam adalah berenang, berkuda atau memanah.
Tapi bukan berarti olahraga yang lainnya tidak baik. Baik juga, hanya saja dari hasil penelitian dan semakin majunya pengetahuan dan teknologi, sudah banyak riset yang membuktikan bahwa ketiga jenis olahraga ini memiliki dampak yang sangat signifikan bagi Kesehatan.
Sebut saja Renang. Renang ini kerap dijadikan rujukan olahraga oleh para dokter spesialis neurologi untuk pasiennya dengan keluhan syaraf kejepit.
Berkuda. Berkuda ini juga seringkali digunakan untuk terapi bagi anak-anak dengan gangguan autis.
Masya Allah. Betapa visionernya Rasulullah SAW kala itu kan?
Masya Allah.
Selain olahraga, penting juga kiranya bagi kita untuk menjaga tubuh dengan beristirahat yang cukup. Tentunya dengan mengikuti sunnah Nabi SAW tentang waktu-waktu untuk beristirahat.
Misalnya saja dengan bersegera tidur setelah waktu Isya, dan istirahat sebelum atau sesudah waktu Dzuhur.
Insya Allah jika pelan-pelan dan rutin kita melakukan aktivitas keseharian kita dengan meneladani keseharian dari Rasulullah SAW, maka bisa dipastikan kita akan memiliki tubuh (fisik) yang sehat.
Pembaca yang dimuliakan Allah SWT.
Lalu bagaimana dengan jiwa (nafsu)? Bagaimana kita menjaga jiwa (nafsu) agar tetap sehat?
Menurut para ulama Salaf, tazkiyatun nafs adalah cara untuk menjaga jiwa (nafsu) agar tetap mendapatkan Ridha Allah SWT. Tazkiyatun nafs adalah upaya untuk mensucikan jiwa dan diri, sehingga memiliki sifat-sifat yang terpuji.
Imam Ghazali dalam bukunya “Ihya Ulumuddin” menggambarkan bahwa nafsu itu ibarat kuda liar yang perlu dijinakkan. Caranya adalah dengan disucikan dari dosa dan perlu dilakukan pembinaan akhlaknya. Beberapa tahapan tazkiyatun nafs tersebut yang dapat dilakukan diantaranya adalah :
وَنَفْسٍ وَّمَا سَوّٰٮهَا
فَاَ لْهَمَهَا فُجُوْرَهَا وَتَقْوٰٮهَا
قَدْ اَفْلَحَ مَنْ زَكّٰٮهَا
وَقَدْ خَا بَ مَنْ دَسّٰٮهَا
Artinya :
“Dan demi jiwa serta penyempurnaan (ciptaan)nya. Maka Dia mengilhamkan kepadanya (jalan) kejahatan (fujur) dan ketakwaannya. Sungguh beruntung orang yang menyucikannya (jiwa itu). dan sungguh rugi orang yang mengotorinya.”
(QS. Asy-Syams 91: Ayat 7 – 10)
Selain itu, Islam juga telah mengajarkan bahwa di dalam tubuh manusia ada segumpal darah, jika dia baik maka baiklah seluruh tubuhnya dan jika dia buruk maka buruklah seluruh tubuhnya. Segumpal darah itu adalah hati, yaitu tempat di mana jiwa (nafsu/dimensi mental) berada.
أَلاَ وَإِنَّ فِى الْجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ ، وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ . أَلاَ وَهِىَ الْقَلْبُ
Artinya :
“Ingatlah bahwa di dalam jasad itu ada segumpal daging. Jika ia baik, maka baik pula seluruh jasad. Jika ia rusak, maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa segumpal darah itu adalah hati”. (HR. Bukhari dan Muslim)
Kemudian Pikiran (akal), apa kiranya makanan terbaik bagi pikiran (akal)?
Pembaca yang dirahmati Allah.
Ulul albab.
Di dalam al Qur’an, Allah menyebut orang-orang yang berakal dengan “ulul albab”. Kata “ulul albab” berasal dari dua kata, yaitu “ulu” yang berarti “yang mempunyai” dan “al-albab” yang berarti “akal”.
Beberapa karakteristik ulul albab di dalam buku “Fi Zhilalil Qur’an” karya dari Sayyid Qutb menyebutkan ciri-ciri ulul albab tersebut ialah :
Pembaca yang dirahmati Allah.
Akal dalam Islam, ia memiliki kedudukan yang tinggi dan Allah akan meninggikan derajat bagi orang-orang yang menggunakan akalnya untuk menuntut ilmu.
Akal ini merupakan anugerah yang tidak terhingga dan sudah sepantasnya bila akal ini kita jadikan sebagai landasan kita untuk mengenal Allah SWT. Karena akal adalah potensi yang dimiliki seseorang untuk membantunya memisahkan antara kebaikan dan keburukan, membedakan antara yang haq dan yang bathil, dan memilah mana yang mendatangkan pahala dan mana yang mendatangkan dosa.
Pernahkah pembaca merenungkan tentang ikan yang mencintai air, namun air justru merebusnya. Tentang dedaunan yang setia pada angin, namun air menggugurkannya satu persatu. Tentang manusia yang menggantungkan hidupnya di tanah, namun tanah lah yang menguburnya.
Apabila kita mau mencoba untuk meningkatkan kesadaran kita lagi. Apabila kita mau untuk berpikir lebih dalam lagi.
Maka yang kita temukan adalah..
Bukan air yang merebus ikan, melainkan api yang mendidihkan air. Bukan angin yang menggugurkan daun, tetapi musim yang memutuskannya. Bukan tanah yang menguburkan manusia, tapi kematian yang menjemputnya.
Seringkali kita menyalahkan hal yang terlihat, tanpa menyadari akar dari segalanya bermula. Seringkali kita menyalahkan takdir, padahal yang terjadi adalah konsekuensi dari pilihan.
Maka sadarilah semua itu, lihatlah lebih dalam dan lebih luas lagi, karena sesungguhnya bukan dunia yang kejam, bukan pula kawan atau saudara yang jahat tetapi pemahaman kitalah yang terbatas.
Maka jangan pernah protes apalagi mengeluh tentang kesulitan hidup yang kita alami, karena sesungguhnya Allah subhanahu wa ta’ala memberikan peran yang sulit hanya untuk aktor yang hebat.
Allahu yubarik lakum…
Lembaran Putih Baru
Menghitung hari..
Menata hati..
Mengisi waktu..
Mari tetapkan amal terbaik kita.
Amal Kontinu yang rahasia,
Amal kontinyu sekalipun ianya sedikit.
Amal yang hanya kau dan
Rabb-mu saja yang mengetahuinya.
Kreator : Krisna Yuliany
Part 15: Warung Kopi Klotok Sesampainya di tempat tujuan, Rama mencari tempat ternyaman untuk parkir. Bude langsung mengajak Rani dan Rama segera masuk ke warung Kopi Klotok. Rama sudah reservasi tempat terlebih dahulu karena tempat ini selalu banyak pengunjung dan saling berebut tempat yang ternyaman dan posisi view yang pas bagi pengunjung. Bude langsung memesan […]
Part 16 : Alun – Alun Kidul Keesokan paginya seperti biasa Bude sudah bangun dan melaksanakan ibadah sholat subuh. Begitupun dengan Rani yang juga melaksanakan sholat subuh. Rani langsung ke dapur setelah menunaikan ibadah sholat subuh. Tidak lama disusul oleh Bude dan langsung mengambil bahan masakan serta mengiris bahan untuk memasak. Rani dan Bude sangat […]
Dalam dunia pendidikan modern, pendekatan sosial emosional semakin banyak dibahas. Salah satu model yang mendapatkan perhatian khusus adalah **EMC2 sosial emosional**. Namun, apa sebenarnya yang dimaksud dengan Definisi EMC2 sosial emosional? Mengapa pendekatan ini penting dalam pembelajaran? Mari kita bahas lebih lanjut untuk memahami bagaimana EMC2 berperan dalam perkembangan siswa secara keseluruhan. Definisi EMC2 Sosial […]
Pancasila sebagai dasar negara Indonesia tidak lahir begitu saja. Di balik perumusan lima sila yang menjadi pondasi bangsa ini, ada pemikiran mendalam dari para tokoh pendiri bangsa, salah satunya adalah Soekarno. Pemikiran Soekarno dalam merumuskan Pancasila sebagai dasar negara menjadi salah satu tonggak penting dalam sejarah Indonesia. Lalu, apa saja pemikiran Soekarno tentang dasar negara […]
Part 14: Kopi Klotok Pagi hari yang cerah, secerah hati Rani dan semangat yang tinggi menyambut keseruan hari ini. Ia bersenandung dan tersenyum sambil mengiris bahan untuk membuat nasi goreng. Tante, yang berada di dekat Rani, ikut tersenyum melihat Rani yang bersenandung dengan bahagia. “Rani, kamu ada rasa tidak sama Rama? Awas, ya. Jangan suka […]
Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]
Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]
Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,, begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]
Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]
Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]
Comment Closed: SELF MOTIVATION Tentang Manusia
Sorry, comment are closed for this post.