Penulis : Diyonisius Roch Ediyanto (Member KMO Alineaku)
Dalam perjalanan hidup ini, seringkali kita mengalami kejenuhan dan kemalasan. Bahkan seringkali kita tidak memiliki semangat untuk bekerja. Padahal, siapa saja yang ingin mencapai kemenangan atau cita-cita harus selalu bersemangat. Bagaimana dengan Anda? Bersemangatlah Anda dalam bekerja? Atau enggan bekerja namun, menunggu untuk bekerja sekaligus banyak? Jika demikian, kita perlu mencermati pendapat dari Samuel Johnson berikut ini. ”Ia yang menunggu untuk bekerja sekaligus banyak, tak akan pernah mengerjakan apa pun.”
Kita perlu membangun semangat baru agar kita dapat bekerja dengan baik dan penuh makna. Ada beberapa hal yang bisa membuat seseorang bersemangat dalam bekerja. Pertama, setiap orang harus menyadari bahwa seseorang yang mencoba melakukan sesuatu, maka ia akan memperoleh pengalaman yang justru menambah pengetahuannya. Seseorang yang mau mengerjakan dan bukan membicarakannya, ia akan sampai tujuan lebih dahulu daripada yang lainnya. Kemudian, seseorang yang selalu ingin mengerti sesuatu hal dan berusaha untuk membuktikannya, maka ia akan memperoleh kemajuan yang berarti. Hal lainnya adalah ia akan bekerja tanpa banyak bicara. Ia harus mempergunakan pancaindra dan pikiran dengan sebaik-baiknya. Ia menyadari bahwa orang yang ingin berhasil harus berusaha dan bekerja keras.
Dengan semangat baru yang kita miliki diharapkan kita mau berbagi kasih. Kasih itu seperti nyala api pada sebuah lilin. Sekalipun beribu-ribu lilin dinyalakan dari nyala api sebuah lilin itu, api tersebut tidak akan berkurang nyala dan terangnya. Ini sama halnya bila kita memberikan kasih kepada orang lain, kasih kita tidak akan berkurang. Marilah kita berbagi kasih untuk sesama kita, terlebih untuk mereka yang sangat membutuhkannya.
Dalam mengasihi sesama diharapkan kita mengasihi tanpa pamrih. Bagaimana mengasihi tanpa pamrih itu? Mengasihi tanpa pamrih itu seperti, kasih ibu kepada beta. Seberapa kasih ibu itu? Tak terhingga. Kapan kasih ibu itu terlaksana? Sepanjang masa. Bagaimana kasih ibu itu? Hanya memberi. Memberi bagaimana? Tak harap kembali. Seperti apa kasih ibu itu? Bagaikan surya menyinari dunia.
Mengasihi tanpa pamrih itu seperti diteladankan seorang ibu dalam syair lagu anak-anak berikut ini. Kasih ibu kepada beta. Tak terhingga sepanjang masa. Hanya memberi tak harap kembali. Bagaikan surya menyinari dunia.
Alangkah indahnya bila semua orang tidak hanya menyanyikan lagu tersebut. Tetapi juga melakukan tindakan nyata mengasihi sesama seperti seorang ibu mengasihi anaknya. Semestinya semua orang menjadi tanda kasih Allah kepada sesamanya. Mungkin pandangan ini tidak biasa, namun itulah pandangan Yesus. Tuhan Yesus bersabda, ”Sama seperti Aku telah mengasihi kamu, demikian pula kamu harus saling mengasihi. Dengan demikian, semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi.” (Yohanes 13: 34-35). Dan bagaimana Yesus mengasihi kita. Ia berkata, ”Seperti Bapa mengasihi Aku, demikianlah juga Aku telah mengasihi kamu.” (Yohanes 15: 9). Kasih Yesus kepada kita adalah wujud utuh kasih Allah kepada kita. Karena Yesus dan Bapa adalah satu. Ia berkata, ”Apa yang Aku katakan kepadamu, tidak Aku katakan dari diri-Ku sendiri, tetapi Bapa yang diam di dalam Aku, Dialah yang melakukan pekerjaan-Nya. Percayalah kepada-Ku, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku.” (Yohanes 14: 10-11).
Tuhan Yesus menyatakan kepada kita bahwa kita dipanggil oleh Allah untuk menjadi saksi hidup bagi kasih Allah. Kita menjadi saksi seperti itu dengan mengikuti Yesus dan saling mengasihi seperti Ia mengasihi kita. Saling mengasihi berarti hidup di dalam kasih Allah sehingga setiap orang akan mengenal kita sebagai orang-orang yang menampakkan kasih Allah kepada dunia.
Sudahkah kita berbagi kasih kepada sesama? Jika belum, mari kita mulai sekarang! Jika sudah, mari kita tingkatkan kasih itu sehingga semakin banyak orang mendapatkan kasih dari kita. Jika hal ini kita lakukan kita akan menjadi berkah bagi sesama. Mari kita saling berbagi kasih tanpa pamrih. Semoga kasih Tuhan menjadi sumber segalanya, menjiwai segalanya, mengarahkan segalanya, agar perbuatan dan tindakan kita menjadi sempurna, karena semuanya berawal, berlangsung dan berakhir dalam kasih Tuhan. Kasih akan melebihi segalanya di dunia ini. ”Demikianlah tinggal ketiga hal ini, yaitu iman, pengharapan dan kasih dan yang paling besar di antaranya ialah kasih.” (1 Korintus 13: 13).
“Naskah ini merupakan kiriman dari peserta KMO Alineaku, isi naskah sepenuhnya merupakan tanggungjawab penulis”
Comment Closed: Semangat Baru Berbagi Kasih
Sorry, comment are closed for this post.