KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Catatan Harian
  • Cerita Anak
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kisah Inspiratif
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • Manajemen
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Opini
  • Organisasi
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • SDM
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Artikel » Senja Saksi Bisu Banyak Kisah

    Senja Saksi Bisu Banyak Kisah

    BY 02 Feb 2025 Dilihat: 144 kali
    Senja Saksi Bisu Banyak Kisah_alineaku

    Senja itu tak pernah ku lupa, di kala kita duduk merajut cinta. Ada sesuatu yang menenangkan dalam perpaduan warna dan ketenangan alam di saat itu.

    “Masih ingatkah engkau tiga puluh tahun yang lalu?” kataku bermonolog.

    Saat itu engkau menatap dan tersenyum kepadaku, dan bercerita tentang masa-masa yang akan kita lalui bersama. 

    Cinta yang tumbuh natural antara engkau dan aku mengalir begitu saja dan tak membutuhkan waktu lama untuk menjalin hubungan yang lebih serius. Perasaan yang terus bertumbuh hingga akhirnya hati masing-masing terpaut dan bersepakat untuk saling mengisi, saling berbagi dan menghabiskan banyak waktu bersama. 

    Sekarang engkau dan aku sedang berada di usia senja. Kutulis semua kisah tentangmu bahwa engkau sangat menyayangiku. Seorang lelaki dewasa yang penuh kelembutan, sikap tenang, dan bijaksana, yang mampu mengimbangi emosiku yang tak jarang berapi-api kekanakan, tidak suka diatur, dan tergesa-gesa memutuskan sesuatu. 

    Di bawah sinar langit senja yang memancarkan warna jingga keemasan, kita duduk lagi di sini, bercerita tentang banyak hal yang telah dilalui bersama, kadang tersenyum, tertawa bahkan terharu. Dua buah hati kita kini beranjak dewasa, masing-masing sudah memiliki kesibukan sendiri.

    Ingatkah engkau pada suatu masa? Kita pernah terabaikan karena hidup dalam kesedrhanaan beberapa diantara mereka hanya memandang sebelah mata, kebaikan dan ketulusan hati kita tak terhiraukan. Di dalam hatiku menangis bila teringat akan perkataan mereka, namun engkau datang dengan sikap tenang dan berkata bahwa itu hanya intermezzo kehidupan. 

    “Kelak Tuhan akan selalu ada di waktu dan kondisi apapun untuk kita. Teruslah berbuat baik, setiap ciptaan-Nya punya masa kejayaan,” kata engkau saat itu.

    “Jauhkan kata-kata yang melukai hati dan biarkan kata-kata itu berlalu jangan masukkan dalam hati agar engkau tak lelah memikirkannya. Bila fajar mulai redup pasti akan terbenam begitu pula dengan perkataan mereka tak perlu hiraukan perkataan mereka akan hilang dengan sendirinya, benahi saja diri untuk memantaskan diri jika kelak Tuhan menyapa kita.” lanjutmu lagi menyampaikan dengan tatapan teduh.

    Ketika aku sedang bercerita tentang masalah yang sedang kuhadapi, maka engkau selalu siap menjadi pendengar yang baik, kemudian memberikan kata-kata bijak buatku. Ketika mendengar kata-kata itupun aku jadi lebih tenang.

    Tiga puluh tahun, genap sudah usia pernikahan kita masa-masa indah juga masa-masa sulit telah sama-sama dirasakan bersama. Senja nan merah dalam pelukan malam jadi saksi bisu dari banyak kisah tentang bahtera rumah tangga kita. 

     “Pernikahan yang bahagia adalah menyatunya dua insan yang bersedia saling mengerti, memahami, dan saling memaafkan.”

     

     

    Kreator : Indarwati Suhariati Ningsi

    Bagikan ke

    Comment Closed: Senja Saksi Bisu Banyak Kisah

    Sorry, comment are closed for this post.

    Popular News

    • Part 15: Warung Kopi Klotok  Sesampainya di tempat tujuan, Rama mencari tempat ternyaman untuk parkir. Bude langsung mengajak Rani dan Rama segera masuk ke warung Kopi Klotok. Rama sudah reservasi tempat terlebih dahulu karena tempat ini selalu banyak pengunjung dan saling berebut tempat yang ternyaman dan posisi view yang pas bagi pengunjung. Bude langsung memesan […]

      Okt 01, 2024
    • Part 16 : Alun – Alun  Kidul Keesokan paginya seperti biasa Bude sudah bangun dan melaksanakan ibadah sholat subuh. Begitupun dengan Rani yang juga melaksanakan sholat subuh. Rani langsung ke dapur setelah menunaikan ibadah sholat subuh. Tidak lama disusul oleh Bude dan langsung mengambil bahan masakan serta mengiris bahan untuk memasak. Rani dan Bude sangat […]

      Okt 16, 2024
    • Part 14: Kopi Klotok Pagi hari yang cerah, secerah hati Rani dan semangat yang tinggi menyambut keseruan hari ini. Ia bersenandung dan tersenyum sambil mengiris bahan untuk membuat nasi goreng. Tante, yang berada di dekat Rani, ikut tersenyum melihat Rani yang bersenandung dengan bahagia. “Rani, kamu ada rasa tidak sama Rama? Awas, ya. Jangan suka […]

      Sep 18, 2024
    • Part 13 : Candi Borobudur Keesokan harinya Rama sibuk mencari handphone yang biasa membangunkannya untuk berolahraga disaat Rama berada di Jogja. Rama tersenyum dan semangat untuk bangun, membersihkan diri dan segera membereskan kamarnya. Tidak lupa Rama juga menggunakan pakaian yang Rapih untuk menemui Rani hari ini. Sementara Rani seperti biasa masih bermalas-malasan di dalam kamarnya […]

      Sep 07, 2024
    • Part 12 : Cemburu Rama langsung memukul Jaka saat Jaka baru saja masuk ke ruang kerjanya Rama. Jaka yang meringis bukannya marah namun malah tersenyum terhadap Rama karena Jaka tahu bahwa Rama lagi cemburu terhadapnya. Rama males menjawab salam dari Jaka namun sebagai orang yang punya adab Rama harus menjawab salam dari Jaka dengan sopan. […]

      Sep 05, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021