KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Catatan Harian
  • Cerita Anak
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kisah Inspiratif
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • Manajemen
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Opini
  • Organisasi
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • SDM
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Artikel » Senyum Guru Penuh Arti

    Senyum Guru Penuh Arti

    BY 27 Des 2022 Dilihat: 124 kali

    Oleh : Nyi Ai Tita

    Hari Guru pada tanggal 25 November 2022 akan segera tiba. Happy Teacher’s Day 2022. Hari tersebut diperingati oleh seluruh warga masyarakat Indonesia terutama yang profesinya guru. 

    Bagiku hari ini sungguh berarti. Bisa mengingatkan kembali masa-masa di Sekolah Dasar. Masa paling indah melekat dalam memori. Ketika belajar bersama dengan teman-teman begitu juga degan guru yang membimbing penuh dedikasi tinggi.

    Terngiang dalam ingatan tak bisa terhapus oleh lekangnya masa. Selalu tergambar bagaimana bu guru dan pak guru yang begitu hebat. 

    Waktu kelas satu Bu Ana mengajar membaca dan berhitung. Kesabaran, keikhlasan, dan ketekunan menunutun murid-murid membaca berulang-ulang supaya bisa.

    Bu Ana mengajar memikat rasa. Sehingga aku tertarik memiliki cita-cita menjadi guru. Sepertinya bahagia bisa merubah anak didik menjadi bisa membaca, menulis, dan berhitung.  

    Kadarullah aku tidak bisa belajar terus dengan beliau. Karena beberapa kali belajar membaca mengalami kesulitan. Tapi jujur seneng sekali belajar sama bu guru kelas satu. 

    Bapak memperhatikan  bahwa aku berbeda dengan anak-anak di kampung. Mereka sudah bisa membaca, sedangkan aku sekolah di kota belum bisa. Sebuah pertanyaan besar bagi bapak. 

    Kenapa aku belum bisa baca padahal sudah mau kelas dua. Akhirnya bapak mengambil jalan untuk memindahkan sekolah ke kampung. 

    Setelah naik kelas, bapak membawa pulang. Aku didaftarkan di sebuah madrasah ibtidaiyyah. Tak ada penolakkan dalam diri. Aku mengikuti kemauan bapak. 

    Sebenarnya sekolah di Bandung seneng sekali apalagi aku menyukai teman se kelas. Padahal waktu itu masih kelas satu. Itulah kondisiku. Mungkin suka kepada lawan jenis sudah tumbuh. 

    Perasaan suka cukup hanya aku yang tahu. Tak ada yang tahu di antara teman-temanku termasuk si dia. Awal pindah ke kampung selalu ingat dia. Sedang apa dia di kota. Tapi lama-lama terlupakan. Di kampung sangat mengasyikan apalagi banyak teman seusiaku. Selain itu aku bisa kumpul bersama keluarga. 

    Berbeda waktu sekolah di kota. Tinggal bersama nenek dan kakek. Mungkin pola asuh nenek kakek dan orangtua berbeda. Sehingga membuatku tumbuh lebih semangat belajar. 

    Pertama sekolah di kampung aku menjadi pusat perhatian. Penampilan dengan teman-teman berbeda. Aku ke sekolah memakai sepatu, kaos kaki, tas selendang, seragam terkadang menggunakan baju berbeda dengan yang lainnya.  

    Teman-temanku kebanyakkan menggunakan baju seragam dan baju yang biasa dipakai main sealakadarnya. Selain itu mereka tidak menggunakan sepatu. Mereka ke sekolah menggunakan sandal jepit. Kalau musim hujan pada nyeker. 

    Begitu juga buku dan alat tulis tidak menggunakan tas cukup di pegang saja. Lama kelamaan aku jadi malu berbeda dengan yang lainnya. 

    Aku meminta kepada ibuku untuk seperti mereka. Tapi ibu tidak mengizinkan. Akhirnya karena lingkungan yang membentuk seseorang aku pun lama-lama mengikuti kebiasaan mereka. Ibu juga tidak bisa berbuat apa-apa karena kondisi berbeda. 

    Apalagi aku sekolah dari kota tapi belum bisa baca. Padahal teman-teman di kampung pada pintar sudah banyak yang bisa membaca dengan lancar. 

    Suatu hari pak guru menyuruh murid-murid ke depan kelas untuk membaca satu per satu. Mereka pada bisa. Sedangkan aku keluar keringat dingin karena belum bisa baca. 

    Tibalah giliran ke depan. Dengan perasaan malu, takut, dan lain-lainya terpaksa ke depan kelas. Setelah di depan aku ambil penunjuk untuk membaca. 

    Aku tunjukkan penunjuk tersebut pada tulisan yang ada di papan tulis. Teman-temanku semuanya baik sekali. Melihat kondisiku di depan belum bisa baca. Mereka membaca pelan-pelan diikutiku. Kemudian teman-teman yang lain ikut membaca dengan suara lantang. 

    Bagaimana pak guru ketika melihat aku membaca?

    Dia tersenyum dan memahami akan kondisiku. Sepertinya dia paham bahwa aku belum bisa baca. Tapi dia menutupi ketidak mampuanku. 

    Pak Sukirman tidak pernah marah. Kalau ada anak yang tidak bisa dia hanya tersenyum saja. Begitu juga ketika anak-anak ribut di kelas beliau tidak marah hanya menasihati dengan senyuman dan canda. Sehingga murid-muridnya memanggil guru yang paling baik.  

    Hal ini membuatku sebenarnya malu. Tapi tumbuh dalam hatiku bahwa aku harus bisa membaca. Karena niat tinggi ingin bisa membaca. Setiap ada suku kata aku baca berulan-ulang. 

    Akhirnya karena sering dan terus membaca sampai hafal, lama-lama aku bisa membaca. Pertama belum lancar tapi terus berulang-ulang latihan membaca. Lama-lama aku bisa membaca seperti teman-teman lainnya. 

    Bapak juga rajin membelikan buku kumpulan soal-soal dari kota. Kemudian bapak melakukan tanya jawab sehingga pengetahuanku lumayan banyak. Hal ini diketahui ketika ada latihan cerdas cermat tentang pengetahuan umum aku bisa menjawabnya dengan baik dan benar. 

    Pada waktu itu teman-teman sudah bisa baca tapi tidak terasah pengetahuan umumnya. Sehingga aku dikatakan bahwa aku anak pintar di bandimng teman-temanku. Sebenarnya mereka pada pintar dan cerdas. 

    Waktu itu ada perasaan bangga. Bisa menjawab sampai aku diajak lomba cerdas cermat di kota. Walau belum menang setidaknya aku memiliki pengalaman sangat berharga. 

    Inginnya menang tapi ada yang lebih bagus. Hal ini memotivasi untuk belajar lebih rajin lagi. Kekalahan tidak mensurutkan motivasi tapi membangkitkan untuk terus belajar lebih baik. 

    Pak guru sangat baik sekali. Beres lomba kami jajan bersama-sama di warung pinggir jalan. Setelah kenyang siap-siap pulang naik angkot. Dulu namanya omprengan. 

    Dari jalan besar ke rumah lumayan jauh kurang lebih satu jam jalan kaki. Tapi karena jarang ke kota menempuh jalan lama juga tidak menjadi masalah. Bahkan sangat happy sekali. Bisa ngobrol, canda-canda dan lain-lain bersama paka guru dan teman-teman. 

    Keesokannya belajar seperti biasa. Guru di madrasah ada tiga orang. Terkadang kalau sakit atau ada keperluan yang mengajar hanya satu orang. 

    Pada waktu itu satu guru pindah. Jadi guru tinggal dua orang. Kemudian Pak Sukirman pergi ke Mekah untuk menunaikan rukun Islam yang kelima. 

    Guru hanya satu sekaligus merangkap sebagai kepala sekolah. Tapi anehnya  Pak Aden namanya bisa mengelola jumlah tingkatan kelas. Terkadang kalau udah siang kami belajar digabungkan dari kelas satu sampai kelas 6.

    Alhamdulillah kami seneng sekali apalagi ketika bersama-sama 6 kelas menjadai satu waktu belajarnya. Belajarnya yaitu menyanyi. Paling seneng kalau sudah nyanyi bersama-sama. 

    Sebelum bernyanyi pak guru menggambar perahu di papan tulis berwarna hitam memakai kapur. Sepertinya terasa nyata sekali kami di bawa mengayuh dalam perahu di lauatan luas. 

    Menyanyikan lagu yang berjudul  Pat Lapat. Kami sangat bahagia siang-siang bisa nyanyi bersama. Apalagi di belakang sekolah ada sawah, pohon kelapa, dan selokan airnya mengalir. 

    Sepertinya kami bernyanyi diiringi music. Alunan suara gemericik air dari luar dan angin menebak tubuh, sehingga yang dirasa sejuk tiada tara. 

    Tak ada gerah atau merasa sesak berdempetean. Di antara kami ada yang duduk di atas kursi dan ada juga yang duduk di lantai. Hal ini tidak membuat rasa sedih atau pun lainnya. Yang jelas sungguh mengasyikkan. 

    Pak guru hebat. Walau satu orang karena mengajar dengan hati Work with heart. Sampai kepada muridnya kena ke hati sehingga terasa indah dan bahagia. 

    Sungguh kebesaran Yang Maha Kuasa tak bisa diduga dan diukur. Berbagai pasilitas sederhana dan serba terbatas membuat kami merasa aman dan nyaman. 

    Bahagia, bukan diukur bagusnya sekolah dan perlengkapan lengkap. Tapi kondisi yang ada diringi nuansa alam yang masih bersih membuat kami selalu bahagia. 

    Guru SD sungguh luar biasa. Bisa menjangkau akal dan hatinya bersatu menjadi aktif dan kreatif dalam berbagai kondisi. Dia bisa mengelola murid yang begitu banyak dalam satu pembelajaran. 

    Sehingga nasihat melalui ucapan dan perilaku membuatku terinspirasi semakin kuat ingin menjadi guru. seperti apa yang pak guru lakukan buat murid-muridnya. Insyaallah aku bisa melakukan estapet yang diibrahka. 

    Guru sederhana dengan berbagai keterbatasn sarana dan prasarana tapi betul-betul bagiku terkenang sekali dalam hati dan memori. Guru SD sangat menginspirasi dedikasi tinggi. 

    Terima kasih guru-guruku. Aku tak bisa membalas. Hanya doa yang bisa kusampaikan. Semoga amal baikmu jariah pahala yang berlimpah dari Yang Maha Kuasa. Aku bisa menjalankan estapet kebaikan yang engkau contohkan dan ajarkan. Aamiin.  

    Bagikan ke

    Comment Closed: Senyum Guru Penuh Arti

    Sorry, comment are closed for this post.

    Popular News

    • Part 15: Warung Kopi Klotok  Sesampainya di tempat tujuan, Rama mencari tempat ternyaman untuk parkir. Bude langsung mengajak Rani dan Rama segera masuk ke warung Kopi Klotok. Rama sudah reservasi tempat terlebih dahulu karena tempat ini selalu banyak pengunjung dan saling berebut tempat yang ternyaman dan posisi view yang pas bagi pengunjung. Bude langsung memesan […]

      Okt 01, 2024
    • Part 16 : Alun – Alun  Kidul Keesokan paginya seperti biasa Bude sudah bangun dan melaksanakan ibadah sholat subuh. Begitupun dengan Rani yang juga melaksanakan sholat subuh. Rani langsung ke dapur setelah menunaikan ibadah sholat subuh. Tidak lama disusul oleh Bude dan langsung mengambil bahan masakan serta mengiris bahan untuk memasak. Rani dan Bude sangat […]

      Okt 16, 2024
    • Part 14: Kopi Klotok Pagi hari yang cerah, secerah hati Rani dan semangat yang tinggi menyambut keseruan hari ini. Ia bersenandung dan tersenyum sambil mengiris bahan untuk membuat nasi goreng. Tante, yang berada di dekat Rani, ikut tersenyum melihat Rani yang bersenandung dengan bahagia. “Rani, kamu ada rasa tidak sama Rama? Awas, ya. Jangan suka […]

      Sep 18, 2024
    • Part 13 : Candi Borobudur Keesokan harinya Rama sibuk mencari handphone yang biasa membangunkannya untuk berolahraga disaat Rama berada di Jogja. Rama tersenyum dan semangat untuk bangun, membersihkan diri dan segera membereskan kamarnya. Tidak lupa Rama juga menggunakan pakaian yang Rapih untuk menemui Rani hari ini. Sementara Rani seperti biasa masih bermalas-malasan di dalam kamarnya […]

      Sep 07, 2024
    • Part 12 : Cemburu Rama langsung memukul Jaka saat Jaka baru saja masuk ke ruang kerjanya Rama. Jaka yang meringis bukannya marah namun malah tersenyum terhadap Rama karena Jaka tahu bahwa Rama lagi cemburu terhadapnya. Rama males menjawab salam dari Jaka namun sebagai orang yang punya adab Rama harus menjawab salam dari Jaka dengan sopan. […]

      Sep 05, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021