Penulis : Mariyanti (Member KMO Alineaku)
Sabtu malam pukul sebelas, 12 November 2022 Seperti biasa Ranti di rumah saja dan selalu dikamarnya, tapi malam itu dia belum tidur, belum mengantuk dan masih asyik dengan HP nya. Selang beberapa saat ada yang manggil, ” ti.. ti..”
“ya,” jawabnya tapi masih dengan HP nya, “ini ada jus,” suara dari dapur memastikan sebab dia memanggil. Mama Ana, begitu panggilan akrab Ranti kepada kakak perempuannya itu yang tak bosan menyuruhnya makan dan minum. “Iyaa…” Jawab Ranti lagi, ia pun meletakkan hp untuk segera pergi ke dapur, sambil menyambar kain sarungnya yang untuk kekamar mandi sekalian buang air kecil dan sambil bersih-bersih.
Sampai didapur Ranti mendapati kakaknya duduk sedang minum jus sambil menemani putrinya yang sedang makan dengan lauk ayam . “Makan pakai ayam din?” tanya Ranti. Dinda mengangguk. Lalu Ranti melanjutkan urusannya kekamar mandi dahulu, setelahnya Ranti kembali ke meja makan, Ranti melihat Dinda ponakannya itu masih sedang makan dan tengah memegang goreng hati ayam yang termasuk lauknya.
Agak seperti terperanjat Dinda melihat lebih dekat lauk hatinya itu , dia membelah mengambil bagian yang ada di tengah hatinya , berhenti mengunyah dan melongo mendekatkan kematanya sesuatu yang didapatinya dari dalam hati tadi, Ranti yang sudah berada disampingnya melihat apa yang dipegang Dinda itu seperti sepotong kabel, “itu urat” , celetuk Ranti. Dinda masih melongo sambil terus mengamati. Dua jari, telunjuk dan ibu jarinya beradu, menekan, mengusap-usap dan membersihkan apa yang menempel pada benda yang seperti kabel itu, dia tunjukkan pada Ranti dan ibunya, “liat ini apa” katanya. “Ih kawat“ sahut Ranti kaget. “Kok bisa ada kawat di dalam hati?”
” Mengerikan, bagaimana kalau tertelan?” Timpalnya lagi .”Belinya dimana nasi ayamnya?”. “Jalan dua”. Ibunya terdiam sejenak seperti mencemaskan makanan yang dimakan anaknya, sementara Ranti dan Dinda masih mengomentari apa yang dilihat dan masih dipegangnya itu. “Berapa ini panjangnya, hampir 4 cm, ” Ranti mengira-ngira. “Syukur ya Din, ketauan itu, kalau tidak.. ” Ranti terdiam sejenak, kemudian katanya lagi,”Allah masih melindungi kita”.
Tak lama ibunya mengambil HP , ” Foto” katanya ” mau diposting, biar yang lain lebih berhati-hati.” ” Iya ya,.. Soalnya ini kan real, berbahaya klo gak ketahuan itu bisa tertelan, ” Ranti bergidik beberapa kali menyaksikan kejadian itu, entah mungkin membayangkan kali saja kawat itu tertelan, Lagi-lagi dia bergidik.
Selanjutnya Dinda masih bisa menghabiskan sisa makan nasi dengan lauk goreng ayamnya, yang tadi sempat terhenti. Sedang Ranti kembali ke kamarnya sambil membawa jus yang tadi diberi Dinda dan ibunya.
Hingga pukul satu Ranti belum tidur, hingga ia selesai menulis kejadian yang baru disaksikannya itu.
Semoga hal ini tidak terjadi lagi, buat para kuliner agar lebih mengutamakan perhatian kehigienisan dan keamanan makanan yang dijualnya pada pembeli. Pembeli juga agar labih berhati-hati.
Begitu Ranti mengakhiri kalimat dalam tulisannya malam itu, lalu diapun beranjak tidur.
“Naskah ini merupakan kiriman dari peserta KMO Alineaku, isi naskah sepenuhnya merupakan tanggungjawab penulis”
Comment Closed: Sepenggal Kawat di Hati
Sorry, comment are closed for this post.