KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Catatan Harian
  • Cerita Anak
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kisah Inspiratif
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • Manajemen
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Opini
  • Organisasi
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • SDM
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Artikel » Sepenggal Kawat di Hati

    Sepenggal Kawat di Hati

    BY 08 Des 2022 Dilihat: 164 kali

    Penulis : Mariyanti (Member KMO Alineaku)

    Sabtu malam pukul sebelas, 12 November 2022 Seperti biasa Ranti di rumah saja dan selalu dikamarnya, tapi malam itu dia belum tidur, belum mengantuk dan masih asyik dengan HP nya. Selang beberapa saat ada yang manggil, ” ti.. ti..” 

    “ya,” jawabnya tapi masih dengan HP nya,   “ini ada jus,” suara dari dapur memastikan sebab dia memanggil.  Mama Ana, begitu panggilan akrab Ranti kepada kakak perempuannya itu yang tak bosan menyuruhnya  makan dan minum.  “Iyaa…” Jawab Ranti lagi,  ia pun meletakkan hp untuk segera pergi ke dapur,  sambil menyambar kain sarungnya yang untuk kekamar mandi sekalian buang air kecil dan sambil bersih-bersih.  

             Sampai didapur Ranti mendapati kakaknya duduk sedang minum jus sambil menemani putrinya yang sedang makan dengan lauk ayam . “Makan pakai ayam din?”  tanya Ranti. Dinda mengangguk. Lalu Ranti melanjutkan urusannya kekamar mandi dahulu, setelahnya Ranti kembali ke meja makan, Ranti melihat Dinda ponakannya itu masih sedang makan dan tengah memegang goreng hati ayam yang termasuk lauknya. 

            Agak seperti terperanjat Dinda melihat lebih dekat lauk hatinya itu , dia membelah mengambil bagian yang ada di tengah hatinya , berhenti mengunyah dan melongo mendekatkan kematanya sesuatu  yang didapatinya dari dalam hati tadi, Ranti yang sudah berada disampingnya melihat apa yang dipegang Dinda itu seperti sepotong kabel, “itu urat” , celetuk Ranti. Dinda masih melongo sambil terus mengamati. Dua jari, telunjuk dan ibu jarinya beradu, menekan, mengusap-usap dan membersihkan apa yang menempel pada benda yang seperti kabel itu, dia tunjukkan pada Ranti dan ibunya, “liat ini apa” katanya. “Ih kawat“ sahut Ranti kaget. “Kok bisa ada kawat di dalam hati?” 

    ” Mengerikan, bagaimana kalau tertelan?” Timpalnya lagi .”Belinya dimana nasi ayamnya?”. “Jalan dua”. Ibunya terdiam sejenak seperti mencemaskan makanan yang dimakan anaknya, sementara Ranti dan Dinda masih mengomentari apa yang dilihat dan masih dipegangnya itu. “Berapa ini panjangnya, hampir 4 cm, ” Ranti mengira-ngira. “Syukur ya Din, ketauan itu, kalau tidak.. ” Ranti terdiam sejenak, kemudian katanya lagi,”Allah masih melindungi kita”.

           Tak lama ibunya mengambil HP , ” Foto” katanya ” mau diposting, biar yang lain lebih berhati-hati.”   ” Iya ya,.. Soalnya ini kan real, berbahaya klo gak ketahuan itu bisa tertelan, ” Ranti bergidik beberapa kali menyaksikan kejadian itu, entah mungkin membayangkan kali saja kawat itu tertelan, Lagi-lagi dia bergidik. 

            Selanjutnya Dinda masih bisa menghabiskan  sisa makan nasi dengan lauk goreng ayamnya, yang tadi sempat terhenti. Sedang Ranti kembali ke kamarnya sambil membawa jus yang tadi diberi Dinda dan ibunya. 

             Hingga pukul satu Ranti belum tidur, hingga ia selesai menulis kejadian yang baru disaksikannya itu. 

             Semoga hal ini tidak terjadi lagi, buat para kuliner agar lebih mengutamakan perhatian kehigienisan dan keamanan makanan yang dijualnya pada pembeli. Pembeli juga agar labih berhati-hati. 

            Begitu Ranti mengakhiri kalimat dalam tulisannya malam itu, lalu diapun beranjak tidur.


    “Naskah ini merupakan kiriman dari peserta KMO Alineaku, isi naskah sepenuhnya merupakan tanggungjawab penulis”

    Bagikan ke

    Comment Closed: Sepenggal Kawat di Hati

    Sorry, comment are closed for this post.

    Popular News

    • Part 15: Warung Kopi Klotok  Sesampainya di tempat tujuan, Rama mencari tempat ternyaman untuk parkir. Bude langsung mengajak Rani dan Rama segera masuk ke warung Kopi Klotok. Rama sudah reservasi tempat terlebih dahulu karena tempat ini selalu banyak pengunjung dan saling berebut tempat yang ternyaman dan posisi view yang pas bagi pengunjung. Bude langsung memesan […]

      Okt 01, 2024
    • Part 16 : Alun – Alun  Kidul Keesokan paginya seperti biasa Bude sudah bangun dan melaksanakan ibadah sholat subuh. Begitupun dengan Rani yang juga melaksanakan sholat subuh. Rani langsung ke dapur setelah menunaikan ibadah sholat subuh. Tidak lama disusul oleh Bude dan langsung mengambil bahan masakan serta mengiris bahan untuk memasak. Rani dan Bude sangat […]

      Okt 16, 2024
    • Part 14: Kopi Klotok Pagi hari yang cerah, secerah hati Rani dan semangat yang tinggi menyambut keseruan hari ini. Ia bersenandung dan tersenyum sambil mengiris bahan untuk membuat nasi goreng. Tante, yang berada di dekat Rani, ikut tersenyum melihat Rani yang bersenandung dengan bahagia. “Rani, kamu ada rasa tidak sama Rama? Awas, ya. Jangan suka […]

      Sep 18, 2024
    • Part 13 : Candi Borobudur Keesokan harinya Rama sibuk mencari handphone yang biasa membangunkannya untuk berolahraga disaat Rama berada di Jogja. Rama tersenyum dan semangat untuk bangun, membersihkan diri dan segera membereskan kamarnya. Tidak lupa Rama juga menggunakan pakaian yang Rapih untuk menemui Rani hari ini. Sementara Rani seperti biasa masih bermalas-malasan di dalam kamarnya […]

      Sep 07, 2024
    • Part 12 : Cemburu Rama langsung memukul Jaka saat Jaka baru saja masuk ke ruang kerjanya Rama. Jaka yang meringis bukannya marah namun malah tersenyum terhadap Rama karena Jaka tahu bahwa Rama lagi cemburu terhadapnya. Rama males menjawab salam dari Jaka namun sebagai orang yang punya adab Rama harus menjawab salam dari Jaka dengan sopan. […]

      Sep 05, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021