KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Catatan Harian
  • Cerita Anak
  • Cerita Bersambung
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kisah Inspiratif
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • Madhoe Retna
  • Manajemen
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Opini
  • Organisasi
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • SDM
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Artikel » SEPERTI KOKI, HASILNYA PASTI BEDA

    SEPERTI KOKI, HASILNYA PASTI BEDA

    BY 10 Jun 2025 Dilihat: 74 kali
    SEPERTI-KOKI-HASILNYA-PASTI-BEDA_alineaku.jpg

    “Ah, milih sekolah mah bisa dimana saja, semuanya sama mendidik anak kita agar menjadi lebih baik!” 

     

    Demikian percakapan salah seorang ibu-ibu ketika mengantar anaknya ke suatu sekolah.

     

    “Kenapa harus jauh-jauh nyari sekolah, semua sekolah toh sama saja, mencerdaskan anak bangsa.” Demikian timpal yang lain.

    Secara kasat mata memang sekolah tugasnya mencerdaskan anak bangsa. Tidak ada satu sekolah pun yang sengaja membuat program untuk mengajarkan kebodohan. Semua sekolah mendidik anak dengan niat yang mulia, mewujudkan anak-anak yang cerdas, berbudi luhur dan tentu saja bermanfaat bagi dirinya, lingkungan masyarakat dan bangsanya. 

    Tetapi kita menyaksikan ada sekolah yang menghasilkan para juara, ada sekolah yang biasa saja, ada sekolah dengan status akreditasi A ada pula sekolah yang status akreditasinya C bahkan ada yang tidak terakreditasi

    Kenapa hal itu bisa terjadi? Untuk lebih mudah menggambarkannya, kita bisa membandingkan dengan urusan masak memasak.

    Bayangkan di suatu ruangan, ada meja dengan berbagai bahan untuk dijadikan masakan dengan beberapa orang yang mendapat challenge alias tantangan untuk mengolah dan menyajikan bahan-bahan di atas meja itu menjadi makanan yang enak dipandang dan tentu enak dirasakan.

    Tentu saja kalau melihat dari sisi niat, tidak ada satu orang pun yang ingin membuat  makanan paling jelek dan paling membahayakan untuk dimakan. Semua orang di ruangan itu memiliki niat yang sama yaitu menyajikan makanan paling enak dan dihidangkan dengan cara terbaik.

    Tetapi setelah dilakukan proses pengolahan makanan, hasilnya tidak akan sama, tergantung pengalaman dan pengetahuan tentang bagaimana cara mengolah makanan tersebut. Semakin banyak pengetahuan dan pengalaman dalam mengolah makanan, tentu semakin baik hasilnya.

    Demikian pula perkara sekolahan. Semakin banyak pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki guru dalam mendidik anak tentu hasilnya akan berbeda dengan guru yang baru berpengalaman sehari dua hari. Bahkan perkara mendidik anak, bukan hanya tergantung pada seberapa lama pengalaman dan seberapa banyak pengetahuan yang dimiliki, melainkan harus ditambah dengan seberapa tinggi kemauannya, seberapa banyak stok kesabarannya terutama dalam mendidik anak usia dini. Seberapa dalam integritasnya, seberapa tinggi keimanan dan budi pekertinya, karena mendidik anak bukan sekedar mengajari angka dan huruf, tetapi lebih dari itu. Bukan sekedar memasukkan kangkung ke kuali kemudian membumbuinya tetapi mendidik adalah mengurusi orang hidup, baik murid maupun guru sama-sama memiliki minat, bakat, dan menyimpan pengalaman interaksi sebelumnya.

    Maka, wajar apabila orang tua memilih-milih sekolah untuk anaknya. Adalah hak orang tua untuk menentukan yang terbaik bagi anaknya.

     

     

    Kreator : Iis Rodiah

    Bagikan ke

    Comment Closed: SEPERTI KOKI, HASILNYA PASTI BEDA

    Sorry, comment are closed for this post.

    Popular News

    • Part 15: Warung Kopi Klotok  Sesampainya di tempat tujuan, Rama mencari tempat ternyaman untuk parkir. Bude langsung mengajak Rani dan Rama segera masuk ke warung Kopi Klotok. Rama sudah reservasi tempat terlebih dahulu karena tempat ini selalu banyak pengunjung dan saling berebut tempat yang ternyaman dan posisi view yang pas bagi pengunjung. Bude langsung memesan […]

      Okt 01, 2024
    • Part 16 : Alun – Alun  Kidul Keesokan paginya seperti biasa Bude sudah bangun dan melaksanakan ibadah sholat subuh. Begitupun dengan Rani yang juga melaksanakan sholat subuh. Rani langsung ke dapur setelah menunaikan ibadah sholat subuh. Tidak lama disusul oleh Bude dan langsung mengambil bahan masakan serta mengiris bahan untuk memasak. Rani dan Bude sangat […]

      Okt 16, 2024
    • Part 14: Kopi Klotok Pagi hari yang cerah, secerah hati Rani dan semangat yang tinggi menyambut keseruan hari ini. Ia bersenandung dan tersenyum sambil mengiris bahan untuk membuat nasi goreng. Tante, yang berada di dekat Rani, ikut tersenyum melihat Rani yang bersenandung dengan bahagia. “Rani, kamu ada rasa tidak sama Rama? Awas, ya. Jangan suka […]

      Sep 18, 2024
    • Part 13 : Candi Borobudur Keesokan harinya Rama sibuk mencari handphone yang biasa membangunkannya untuk berolahraga disaat Rama berada di Jogja. Rama tersenyum dan semangat untuk bangun, membersihkan diri dan segera membereskan kamarnya. Tidak lupa Rama juga menggunakan pakaian yang Rapih untuk menemui Rani hari ini. Sementara Rani seperti biasa masih bermalas-malasan di dalam kamarnya […]

      Sep 07, 2024
    • Part 12 : Cemburu Rama langsung memukul Jaka saat Jaka baru saja masuk ke ruang kerjanya Rama. Jaka yang meringis bukannya marah namun malah tersenyum terhadap Rama karena Jaka tahu bahwa Rama lagi cemburu terhadapnya. Rama males menjawab salam dari Jaka namun sebagai orang yang punya adab Rama harus menjawab salam dari Jaka dengan sopan. […]

      Sep 05, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021