KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Catatan Harian
  • Cerita Anak
  • Cerita Bersambung
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kisah Inspiratif
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • Madhoe Retna
  • Manajemen
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Opini
  • Organisasi
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • SDM
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Artikel » SEPERTI TIDAK BERSUAMI (Bab 1)

    SEPERTI TIDAK BERSUAMI (Bab 1)

    BY 23 Jul 2024 Dilihat: 172 kali
    SEPERTI TIDAK BERSUAMI_alineaku

    “Ini rumahku, bukan rumahmu! Kamu cuma numpang. Ingat itu!”. Terngiang-ngiang ucapan suamiku bila dia sedang bad mood. Tanpa berpikir bahwa aku bakalan tersinggung dengan kata-katanya. Ingin rasanya aku langsung angkat kaki dari rumah ini. Harga diriku seperti ditelanjangi. 

     

    Sudah hampir 22 tahun aku menahan diri dan memaksa untuk bersabar menerima setiap sumpah serapah yang keluar dari mulutnya. Entah setan mana yang merasuki Mas Riski bila sedang dalam situasi bad mood, dengan bebasnya dia mengumpat dan mengumbar emosi. Berkali-kali aku mengalah dan menerima caciannya yang sangat pedas di telinga dan hati ini.

     

    Amarah menggelegak, naik sampai ke ubun-ubun. Ingin rasanya ku berteriak tepat di telinganya. Menyuarakan kesesakan dan emosi yang membuncah di dada ini. Namun itu hanya sebatas ‘ingin’ tanpa pernah kulakukan. Aku memilih bersabar karena aku tahu itu semua akan menjadi sebuah kesia-siaan. Mulut suamiku tidak bisa dikalahkan, pedas seperti ibu tiri yang kejam. 

     

    Padahal dulu ketika kami masih pacaran, Mas Riski  sangat manis dan terlihat bucin sekali padaku. Sampai-sampai aku tidak boleh kecapean atau pun kelaparan. Mas Riski selalu memperhatikan pasokan makanan yang ada di kostku. Bila sudah menipis pasti dengan segera dia memenuhi stok makananku. Aku pun selalu diantar dan dijemput olehnya kemana aku mau. 

     

    Entah mengapa semenjak menikah dengan Mas Riski, kehidupan yang serasa surga itu hilang berganti dengan neraka. Tepatnya setelah aku melahirkan Bebi, anak pertama kami. Semua rasa cinta itu hilang tanpa bekas. Aku hanya diingat bila diperlukan saja. Mas Riski pun sudah tidak mau mengantarku ke kantor maupun menjemputku.

     

    “Aku mau makan!” Mas Riski akan memintaku untuk melayaninya bila perutnya terasa lapar. Dan itu tidak semudah hanya menyajikan, aku harus memasak menu baru sesuai dengan permintaan dari suamiku itu sesempurna mungkin. 

     

    Menggoreng tempe tidak boleh gosong, harus berwarna kecoklatan dan garing. Begitu juga bila menggoreng telur, harus sesuai dengan standar yang diinginkan oleh suamiku itu. Semuanya sudah ada ukurannya. Di awal pernikahan aku masih sering melakukan kesalahan sehingga alhasil aku harus menerima teguran-teguran pedas dari mulut Mas Riski.

     

    “Goreng tempe kok seperti ini sih kamu ma? Makanya jangan ditinggal kalau lagi masak!”. Ucap Mas Riski dengan sewot. Alhasil tempe tersebut tidak akan disentuhnya, padahal menurutku rasanya tetap enak karena hanya sedikit lebih coklat, belum benar-benar gosong. 

    Walaupun aku lelah pulang dari kantor, aku harus dengan segera memenuhi permintaannya. Tak jarang Bebi protes, karena dia selalu di nomor duakan. 

     

    “Bentar ya sayang, mama ngurusin papa dulu. Nanti kalau papa udah beres kan kita berdua jadi lebih tenang mau ngapa-ngapain”. Ucapku agar putriku mau bersabar. Bebi hanya manyun memandangku dengan wajah kesal. 

     

    Aku pun bergegas memasak menu yang diminta oleh suamiku, tak lupa juga aku menyiapkan masakan untuk putri kecilku. Biasanya menuku dan Bebi adalah menu yang sama seperti yang diminta oleh Mas Riski. Kecuali bila Bebi punya permintaan yang berbeda dengan papanya. Namun itu jarang terjadi, karena Bebi lebih banyak mengalah dengan papanya karena kasihan bila melihatku harus ribet di dapur. Bila Mas Riski meminta untuk dimasakin sayur kacang panjang dengan tempe bosok atau tempe yang sudah setengah busuk, putriku itu baru akan memintaku membuatkannya telur dadar. 

     

    Setelah suami dan anakku kenyang, aku pun segera membersihkan rumah dan membereskan segala cucian termasuk menyetrika baju. Semua kulakukan sendiri, tidak ada yang namanya asisten rumah tangga  di rumahku, mengingat keuanganku pun tidak cukup untuk  membayar gajinya. . 

     

    Selama aku menikah dengan Mas Riski, belum pernah sekalipun aku diberikan jatah bulanan. Sehingga aku harus memutar otak agar gajiku bisa mencukupi kebutuhan hidup kami sehari-hari. 

     

    Yang penting buatku adalah semua kebutuhan Bebi bisa kupenuhi begitu juga dengan sekolahnya. Aku sudah cukup lelah berharap untuk dapat dibantu oleh Mas Riski dalam memenuhi semua kebutuhan kami. Padahal seharusnya itu adalah menjadi tanggung jawab suamiku sebagai kepala keluarga dalam memastikan hidup kami sejahtera. 

     

     

    Kreator : Flora Napitupulu

    Bagikan ke

    Comment Closed: SEPERTI TIDAK BERSUAMI (Bab 1)

    Sorry, comment are closed for this post.

    Popular News

    • Part 15: Warung Kopi Klotok  Sesampainya di tempat tujuan, Rama mencari tempat ternyaman untuk parkir. Bude langsung mengajak Rani dan Rama segera masuk ke warung Kopi Klotok. Rama sudah reservasi tempat terlebih dahulu karena tempat ini selalu banyak pengunjung dan saling berebut tempat yang ternyaman dan posisi view yang pas bagi pengunjung. Bude langsung memesan […]

      Okt 01, 2024
    • Part 16 : Alun – Alun  Kidul Keesokan paginya seperti biasa Bude sudah bangun dan melaksanakan ibadah sholat subuh. Begitupun dengan Rani yang juga melaksanakan sholat subuh. Rani langsung ke dapur setelah menunaikan ibadah sholat subuh. Tidak lama disusul oleh Bude dan langsung mengambil bahan masakan serta mengiris bahan untuk memasak. Rani dan Bude sangat […]

      Okt 16, 2024
    • Dalam dunia pendidikan modern, pendekatan sosial emosional semakin banyak dibahas. Salah satu model yang mendapatkan perhatian khusus adalah **EMC2 sosial emosional**. Namun, apa sebenarnya yang dimaksud dengan Definisi EMC2 sosial emosional? Mengapa pendekatan ini penting dalam pembelajaran? Mari kita bahas lebih lanjut untuk memahami bagaimana EMC2 berperan dalam perkembangan siswa secara keseluruhan. Definisi EMC2 Sosial […]

      Okt 02, 2024
    • Part 14: Kopi Klotok Pagi hari yang cerah, secerah hati Rani dan semangat yang tinggi menyambut keseruan hari ini. Ia bersenandung dan tersenyum sambil mengiris bahan untuk membuat nasi goreng. Tante, yang berada di dekat Rani, ikut tersenyum melihat Rani yang bersenandung dengan bahagia. “Rani, kamu ada rasa tidak sama Rama? Awas, ya. Jangan suka […]

      Sep 18, 2024
    • Part 13 : Candi Borobudur Keesokan harinya Rama sibuk mencari handphone yang biasa membangunkannya untuk berolahraga disaat Rama berada di Jogja. Rama tersenyum dan semangat untuk bangun, membersihkan diri dan segera membereskan kamarnya. Tidak lupa Rama juga menggunakan pakaian yang Rapih untuk menemui Rani hari ini. Sementara Rani seperti biasa masih bermalas-malasan di dalam kamarnya […]

      Sep 07, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021