KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • basedonmyrealitylife
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Catatan Harian
  • Cerita Anak
  • Cerita Bersambung
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kisah Inspiratif
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • Madhoe Retna
  • Manajemen
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Opini
  • Organisasi
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • SDM
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Artikel » SETAN AKAN KABUR.

    SETAN AKAN KABUR.

    BY 23 Des 2022 Dilihat: 196 kali

    Oleh : Umi Nadhifah

    Malam itu adik kecilku, fatih namanya, nangis terus, tidak bisa tidur. Meronta ronta minta keluar rumah. Sudah larut malam, diluar sangat gelap, sebab memang desa kami belum terpasang listrik, jadi masih alami.

     

       Fatih adik kecilku sudah dikasih ASI sama Ibu, masih saja nangis. Kemudian badan fatih dilucuti bajunya kemudian ditengkurapkan diatas pangkuan Ibu, tangan Ibu sangat trampil memijat mijat dan mengurut sekujur badan Fatih.Memakai bawang merah yang diremas diberi  minyak kayu putih.

     

       Fatih masih saja nangis kejer sambil tanganya menunjuk nunjuk keluar.

     

       Kemudian Ibu mengambil kain gendongan yang disangklukkan dipundak. Lucu, Fatih adik kecilku langsung diam dan terkekeh kekeh.Dia masih usia 8 bulan , tapi sudah mengerti kalau Ibu akan menggendong dengan kain gendongan, dia juga mengerti biasanya Ibu malam malam begini akan membawa keluar rumah untuk meredam tangis adik. Di ayun ayun , bibir Ibu tak henti hentinya bersholawat atau bernadzoman  sebagai pengantar tidur adik kecilku, adeeem rasanya.

     

       Aku masih duduk di kls 5 MI ( Madrasah Ibtida’iyah) setingkat SD . Rumahku memang dipelosok desa, listrik saja masih belum terpasang, jadi masih alami sekali , bangunan rumah megah jarang dijumpai, pepohonan masih sangat rindang. Hampir setiap kepala keluarga masih punya tanah yang luas, sawah atau perkebunan, baik perkebunan teh, kopi atau pisang.

     

       Siang ini aku bermain petak umpet dihalaman depan rumah, dikanan kiri rumah terhampar pohon pisang yang ditanam oleh Ayahku.Aku senang bermain petak umpet disana, karena saking rimbunya setiap gerombolan pohon pisang , bisa buat sembunyi.  

     

       Siapa yang sembunyi disela sela pohon pisang, cukup ditutup dengan daun kering , maka sudah tersamarkan , aliyas tidak kelihatan.

    ” Eh Din , jangan sembunyi dipohon pisang itu…..” Rozi mengingat Didin.

    ” Emangnya kenapa?” tanya Didin yang tak mengerti maksudnya.

    ” Tubuhmu bakal ada yang mengangkat, terus badanmu bakal dilempar jauh” jawab Rozi.

     

     Didin langsung lari meninggalkan gerombolan pohon pisang itu, mencari tempat persembunyian lain.

     

       Untuk yang kesekian kali Didin  mendengar cerita tentang segerombolan  pohon pisang yang menurut warga angker.

     

       Didin berlari pulang ingin meyakinkan pada Ibu.

    ” Ibu, benarkah gerombolan pohon pisang itu angker”

    ” Kamu percaya temanmu?” tanya Ibu, namun Didin hanya diam, ragu untuk menjawab, sebab Didin merasa tak bisa membenarkan Ibunya.

       Didin ragu.

    ” Ibu,…” 

    ” Ada apa lagi, wong kamu itu dibohongi temanmu”

    ” Tapi Didin takut bu” 

    ” Takut apa” 

    ” Seminggu yang lalu, ketika Didin pulang dari Musholla, Didin melihat,…” kalimatnya tidak dilanjutkan , takut kalau hal itu akan terjadi beneran.

    ” Melihat opo to le, cobo cerita ke Ibu” dirangkulnya putra barep dan didudukkan disebelahnya, kemudian dirangkul pundak Didin agar putranya tidak jadi penakut, seolah memberi kekuatan.

    ” Seminggu yang lalu bu, Didin melihat” 

    ” Iya,…..terus” pancing Ibu.

    ” Didin takut bu, kata teman teman, pocong dan kunti yang bergelayutan dipohon pisang itu memang ada”

    ” Siapa yang sudah pernah melihat pocong dan kunti dipohon pisang itu” 

    ” Semua teman main, Didin juga pernah melihat samar2, tapi Didin gak mau melihat, hanya melirik saja”

    ” Terus bentuknya seperti apa”

    ” Putih memanjang, bergelayutan diujung pohon pisang yang paling tinggi, ada didua pohon berayun ayun, iiih badan Didin merinding”

    ” Ya sudah, sekarang tidurlah, jangan lupa berdo’a , semoga Alloh melindungi hati hambanya  yang beriman dari ganngguan  syaithon, …..sudah, pejamkan mata” didekap erat tubuh Didin dan diselimuti. ” Telapak tangan  dan kakinya dingin” gumam hati Ibu.

     

    ” Besok malam Didin dan adik akan Ibu ajak jalan” dibisikkan pesan itu ketelinga , pelan sekali, Didin mulai mengantuk, entah mendengar atau tidak.

     

        Inun adalah seorang Ibu yang berhati lembut , mendidik anak anaknya dengan penuh ketegaran.

     

     Malam ini  sudah jam 21,00, Fatih bayi kecilnya belum bisa tidur, sejak habis maghrib rewel terus.

     

       Tangan lembut Inun menepuk nepuk perut Fatih, barang kali masuk angin, ternyata tidak.Diletakkan punggung tangan Inun kekepala, tengkuk, leher, kuping dan terahir diremas telapak kaki Fatih, ternyata suhu badan normal.

     

       Sejak  Galeh, suami Inun 2th yang lalu dipanggil sang maha hidup, Inun harus berjuang sendiri menjadi wanita kuat, mandiri, tanpa meninggalkan kelembutan hati seorang Ibu. Menghidupi sendiri dan mendidik tanpa didampingi suami.

     

       Suasana diluar rumah masih samar terang bulan , karena masih menginjak tanggal pertengahan bulan jawa atau arab. Jadi walau kampong tanpa diterangi listrik , masih bisa menikmati terangnya bulan.

     

     

       Malam ini Inun ingin membuktikan keresahan dan ketakutan Didin, tentang pocong dan kunti. 

     

       Fatih masih menangis dan rewel entah apa yang diinginkan . Tanganya menunjuk nunjuk minta keluar rumah. Inun mengambil gendongan lalu membawa Fatih keluar rumah

    ” Cekrek” grendel pintu dibuka.

    ” Ibu Didin ikut” 

    ” Ya sudah, ayo turun” Didin langsung menghampiri Ibunya sambil memegangi daster Inun , beriringan keluar rumah. Senter dan kayu menemani. 

    ” Ibu, diluar terang bulan, kenapa Ibu bawa senter dan kayu”

    ” Didin ikuti Ibu saja ya nak”

    ” Baik bu, Didin pegang baju Ibu saja” 

    ” Baik”

    ” Memangnya Ibu mau kemana?”

    ” Menidurkan adik” 

     

        Udara terasa dingin diluar rumah. Inun, Didin , Fatih berjalan disamping rumah. Inun ingin membuktikan  apa yang diceritakan Didin putranya.

     

       Sebenarnya hati Inun dag dig dug, tetapi Inun harus bisa menghilangkan rasa takut pada anaknya.Tangan Didin tak pernah lepas pegangan daster Ibunya.

     

       Angin malam berhembus diiringi suara jangkrek, nyaring sekali.

    ” Bu lihat, pohon pisang itu benar2 bergerak” . Didin menarik daster Ibunya, bukan berarti Inun tidak merasakan apa yang dirasa anaknya, namun Inun harus bisa menguasai diri.Ditegarkan hatinya, untung Fatih sudah tidur dalam dekapanya.

    ” Didin berani sayang?”

    ” Kalau sama Ibu, Didin berani” jawabnya.

    ” Baik, kalau begitu mari ikut Ibu” 

     

       Hati Inun tal bisa dibohongi, ikut berdetak kencang, dam dem, dam dem tidak tenang, Namun sebagai Ibu  harus kuat.

     

       Perlahan Inun menggandeng Didin mendekat pohon pisang, mengendap endap. Dibisikkan ketelinga anaknya.

    ” Bacalah Basmalah yang keras Din, agar setan mengecil dan hilang”. Dengan spontan Didin berteriak.

    ” Bismillaahirrohmaanirrohiim” senter yang berukuran besar itu langsung diarahkan kepohon pisang yang terlihat bergerak gerak. Dua pasang mata Inun dan Didin tajam memperhatikan .

     

       Angin malam semilir menggerakkan dedaunan sekitar, termasuk daun pisang.Mata Inun semakin lebar, tajam memperhatikan bayangan putih yang terus bergerak dengan gerakan yang sama.Kekanan kiri , kanan kiri.

    ” Aneh, kok tidak mendekat dan tidak menjauh” batin Inun. Senter semakin didekatkan pada bayangan putih.

    ” Brok, bug bug bug” Inun kaget, Didin sudah bertindak lebih dulu. Bayangan putih diatas pohon itu telah dipukuli dengan kayu panjang.

    ” Aneh pula, bayangan putih itu tidak melawan”

    ” Bug ,bug, bug, grusak brok” semakin keras Didin mengobrak  abrik hingga pohon pisang ambruk, bayangan putih itu telah hilang.

    ” Sudah Ibu, sudah aman”

    ” Alhamdulillah” jawab Inun

    ” Terus pocong dan kunti tadi kabur kemana bu”

    ” Tuh , lihat” Inun menunjuk dua daun pisang muda yang ujungnya patah karena dipakai bersarang kelelawar. Kini kelelawar telah beterbangan.

     

       Rupanya yang dianggap pocong itu adalah pupus daun pisang yang patah terkena sinar rembulan, bergerak gerak karena ulah angin dan kelelawar.

    Bagikan ke

    Comment Closed: SETAN AKAN KABUR.

    Sorry, comment are closed for this post.

    Popular News

    • Part 15: Warung Kopi Klotok  Sesampainya di tempat tujuan, Rama mencari tempat ternyaman untuk parkir. Bude langsung mengajak Rani dan Rama segera masuk ke warung Kopi Klotok. Rama sudah reservasi tempat terlebih dahulu karena tempat ini selalu banyak pengunjung dan saling berebut tempat yang ternyaman dan posisi view yang pas bagi pengunjung. Bude langsung memesan […]

      Okt 01, 2024
    • Part 16 : Alun – Alun  Kidul Keesokan paginya seperti biasa Bude sudah bangun dan melaksanakan ibadah sholat subuh. Begitupun dengan Rani yang juga melaksanakan sholat subuh. Rani langsung ke dapur setelah menunaikan ibadah sholat subuh. Tidak lama disusul oleh Bude dan langsung mengambil bahan masakan serta mengiris bahan untuk memasak. Rani dan Bude sangat […]

      Okt 16, 2024
    • Dalam dunia pendidikan modern, pendekatan sosial emosional semakin banyak dibahas. Salah satu model yang mendapatkan perhatian khusus adalah **EMC2 sosial emosional**. Namun, apa sebenarnya yang dimaksud dengan Definisi EMC2 sosial emosional? Mengapa pendekatan ini penting dalam pembelajaran? Mari kita bahas lebih lanjut untuk memahami bagaimana EMC2 berperan dalam perkembangan siswa secara keseluruhan. Definisi EMC2 Sosial […]

      Okt 02, 2024
    • Pancasila sebagai dasar negara Indonesia tidak lahir begitu saja. Di balik perumusan lima sila yang menjadi pondasi bangsa ini, ada pemikiran mendalam dari para tokoh pendiri bangsa, salah satunya adalah Soekarno. Pemikiran Soekarno dalam merumuskan Pancasila sebagai dasar negara menjadi salah satu tonggak penting dalam sejarah Indonesia. Lalu, apa saja pemikiran Soekarno tentang dasar negara […]

      Des 02, 2024
    • Rumusan dasar negara yang dikemukakan oleh Mr. Soepomo memiliki peran sangat penting dalam pembentukan dasar negara Indonesia. Dalam sidang BPUPKI, Mr. Soepomo menjelaskan gagasan ini dengan jelas, menekankan pentingnya persatuan dan keadilan sosial. Dengan demikian, fokusnya pada teori negara integralistik membantu menyatukan pemerintah dan rakyat dalam satu kesatuan. Lebih lanjut, gagasan ini tidak hanya membentuk […]

      Okt 21, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021