KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Catatan Harian
  • Cerita Anak
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kisah Inspiratif
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • Manajemen
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Opini
  • Organisasi
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • SDM
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Artikel » Setiap Dari Kalian Berharga

    Setiap Dari Kalian Berharga

    BY 21 Okt 2024 Dilihat: 166 kali
    Setiap Dari Kalian Berharga_alineaku

    “Kalian harus rajin, tekun, ulet, dan banyak membaca karena buku merupakan kunci dari semua ilmu pengetahuan. Apabila ada anak yang sama sekali tidak senang membaca, maka ilmu pengetahuan yang dimilikinya akan dangkal. Sebenarnya, semua kondisi otak manusia itu sama, tidak ada yang bodoh, tidak ada pula yang pintar. Kepintaran dan kebodohan sebenarnya tergantung pada manusia itu sendiri yang akan membekalinya,”

    Aku mulai memberi mereka motivasi sebelum memasuki kegiatan inti dalam proses kegiatan belajar mengajar.

    “Ketahuilah bahwa Tuhan Maha Adil. Dia telah menciptakan keberadaan umat manusia itu setara, tapi berbeda, khususnya mengenai otak manusia. Dia telah menciptakan otak manusia tanpa ada perbedaan yang nyata antara kapasitas otak seseorang dengan kapasitas otak orang lain dan selalu tidak terdapat yang lebih sedikit atau lebih banyak,” lanjutku lagi.

    “Baiklah, Ibu akan memberikan contoh.”

    Aku tidak pernah langsung memberikan materi, selalu ada saja yang ku sampaikan di awal proses belajar. 

    “Kalian tahu kan sebuah gelas?” Tanyaku pada murid-murid.

    “Ya, Bu.” Jawab mereka serempak.

    “Sebuah gelas kosong yang tenang akan terisi lebih cepat penuh dibanding gelas kosong yang selalu goyang. Nah, mereka sama-sama gelas tapi bagaimana mereka menerima air sangat berbeda. Begitulah otak kalian dalam menerima pelajaran. Otak kalian memiliki kapasitas yang sama, tapi dalam penerimaannya sangat berbeda. Untuk mengisi otak, kita butuh ketenangan, konsentrasi dan perhatian penuh. Itulah yang membedakan otak kalian dalam membekalinya.”

     

      “Baiklah, hari ini materi yang akan kita bahas adalah Ciri Khusus Makhluk Hidup dengan sub pokok bahasan Ciri Khusus Hewan. Namun, sebelum Ibu melanjutkan, ada hal-hal penting yang harus kalian lakukan yaitu mengamati gambar sambil memperhatikan penjelasan Ibu. Karena setelah ini Ibu akan menyuruh kalian untuk mengulang kembali apa yang telah Ibu jelaskan, dan orang pertama yang akan Ibu tunjuk adalah mereka yang duduknya paling gelisah.” Jelasku kepada mereka.

    Mulailah aku menjelaskan ciri khusus hewan-hewan tertentu seperti kelelawar, unta, bebek, dan cicak. Mereka semua sangat memperhatikan entah karena mereka benar-benar ingin mengetahuinya atau karena takut dengan ancamanku yang akan menunjuk salah satu diantara mereka yang duduknya tidak tenang.

    Benar saja sebelum aku melanjutkan bahasan selanjutnya, tiba-tiba aku mengejutkan salah seorang muridku yang sibuk dengan catatannya.

    “Nandita, Ibu memberikan kamu penghargaan sebagai orang pertama untuk menjelaskan ulang materi tentang ciri khusus hewan.”

    Tanpa menunggu perintah yang kedua kalinya, Nandita maju ke depan. Mulailah ia menjelaskan dari awal hingga batas penjelasan materi yang disampaikan Ibu Guru. Walau dengan tersendat-sendat dan kurang lengkap, akhirnya selesai juga dia menjelaskannya.

    Beberapa saat aku terdiam sambil mengedarkan pandangan mataku.

    “Sekarang Vinka, silahkan kamu menjelaskan kembali apa yang telah dijelaskan oleh Nandita,” sambil menyerahkan spidol yang dipegang Nandita kepada Vinka.

    “Ciri khusus hewan kelelawar yaitu memiliki sistem sonar sehingga memudahkan ia untuk terbang dengan benar tanpa menabrak benda-benda yang ada disekitarnya walau  dalam gua yang sangat gelap.“ Tanpa ada keraguan Vinka melanjutkan penjelasannya hingga akhir batas materi yang aku sampaikan.

    “Silahkan duduk. Nah, sekarang Ibu ingin bertanya dan jawab pertanyaan Ibu dengan jujur,” Lanjutku lagi.

    “Siapakah yang lebih jelas penjelasannya dari kedua temanmu tadi?” 

    “Vinka, Bu!” Jawab kami serempak.

    “Apakah kalian tahu, mengapa mereka berdua berbeda dalam menjelaskan?”

    “Iya, Bu!” Jawab Iin di bangku kedua dari belakang.

    “Apa itu?”

    “Nandita kurang konsentrasi. Saya melihatnya tadi dia sibuk dengan catatannya, sedangkan Vinka sangat memperhatikan apa yang ibu jelaskan,” jelas Iin lagi.

    “Nah, itulah yang ibu maksud. Kalian memiliki kapasitas otak yang sama tapi berbeda cara membekalinya.”

    Pukul 08.00 waktu yang ditunjukkan saat ini, tinggal 30 menit pelajaran SAINS. Aku menyuruh mereka untuk meringkas penjelasan yang telah  kuberikan dan menyampaikan kepada mereka untuk mempelajarinya. Kalau sudah demikian penyampaian pastilah pada pertemuan berikutnya akan  aku awali tanya jawab.

    Seiring bel berbunyi, aku meminta hasil pekerjaan mereka. Sebuah nasihat pasti akan kusampaikan untuk menutup pelajaran hari ini.

    “Belajarlah. Tidak ada seorang pun yang dilahirkan dalam keadaan pintar, dan orang-orang berilmu akan berbeda dengan orang-orang bodoh,” Setelah itu aku menyuruh mereka keluar untuk bermain.

    ***

     

     

    Kreator : Indarwati Suhariati Ningsi

    Bagikan ke

    Comment Closed: Setiap Dari Kalian Berharga

    Sorry, comment are closed for this post.

    Popular News

    • Part 15: Warung Kopi Klotok  Sesampainya di tempat tujuan, Rama mencari tempat ternyaman untuk parkir. Bude langsung mengajak Rani dan Rama segera masuk ke warung Kopi Klotok. Rama sudah reservasi tempat terlebih dahulu karena tempat ini selalu banyak pengunjung dan saling berebut tempat yang ternyaman dan posisi view yang pas bagi pengunjung. Bude langsung memesan […]

      Okt 01, 2024
    • Part 16 : Alun – Alun  Kidul Keesokan paginya seperti biasa Bude sudah bangun dan melaksanakan ibadah sholat subuh. Begitupun dengan Rani yang juga melaksanakan sholat subuh. Rani langsung ke dapur setelah menunaikan ibadah sholat subuh. Tidak lama disusul oleh Bude dan langsung mengambil bahan masakan serta mengiris bahan untuk memasak. Rani dan Bude sangat […]

      Okt 16, 2024
    • Part 14: Kopi Klotok Pagi hari yang cerah, secerah hati Rani dan semangat yang tinggi menyambut keseruan hari ini. Ia bersenandung dan tersenyum sambil mengiris bahan untuk membuat nasi goreng. Tante, yang berada di dekat Rani, ikut tersenyum melihat Rani yang bersenandung dengan bahagia. “Rani, kamu ada rasa tidak sama Rama? Awas, ya. Jangan suka […]

      Sep 18, 2024
    • Part 13 : Candi Borobudur Keesokan harinya Rama sibuk mencari handphone yang biasa membangunkannya untuk berolahraga disaat Rama berada di Jogja. Rama tersenyum dan semangat untuk bangun, membersihkan diri dan segera membereskan kamarnya. Tidak lupa Rama juga menggunakan pakaian yang Rapih untuk menemui Rani hari ini. Sementara Rani seperti biasa masih bermalas-malasan di dalam kamarnya […]

      Sep 07, 2024
    • Part 12 : Cemburu Rama langsung memukul Jaka saat Jaka baru saja masuk ke ruang kerjanya Rama. Jaka yang meringis bukannya marah namun malah tersenyum terhadap Rama karena Jaka tahu bahwa Rama lagi cemburu terhadapnya. Rama males menjawab salam dari Jaka namun sebagai orang yang punya adab Rama harus menjawab salam dari Jaka dengan sopan. […]

      Sep 05, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021