KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Catatan Harian
  • Cerita Anak
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kisah Inspiratif
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • Manajemen
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Opini
  • Organisasi
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • SDM
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Artikel » Siksa Ayah

    Siksa Ayah

    BY 13 Mar 2023 Dilihat: 481 kali

    Oleh : Masrifatu Syadiah

       Rasa sakit ini masih membekas di badanku. Rasa perih si punggungku ini hasil dari cambukan ayah padaku. Ayah mencambukku karna aku meminta uang untuk membeli jajan.
          Malam ini aku pasti di hukumnya juga tak di beri jatah makan. Meskipun jatah makanku hanyalah sisa dari makan malam ibu tiriku serta ayah.
        Ayah tak lagi sehangat dan sebaik dulu setelah ia menikahi ibu tiri. Ia tak segan berbuat kasar dan menyiksaku di kala aku merengek ingin sesuatu.
    Pernah sekali ayah menghajarku habis-habisan. Kala itu aku yang masih hanya anak berusia 5 tahun merengek meminta sebuah balon. Tapi ayah tak mengindahkannya ia malah marah dan murka kepadaku karna hal sempele itu.
        Aku yang masih kecil ini ia berikan tugas untuk membereskan rumah. Kala aku tengah mencuci piring tak sengaja aku menjatuhkannya hingga pecah ayah marah dan murka. Ia mengghajarku tanpa ampun.
    “Sakit ayah, hentikan.” Kataku
    “Dasar anak bodoh hanya sekedar mencuci piring saja tak mampu.” Hardiknya sembari ia memukuliku
    “Cukup ayah maaf, sakit maaf ayah?” Mohonku padanya agar ia menghentikan pukulannya.
          Setelah ia puas menghajarku barulah ia berhenti. Aku pun bangkit  dengan tertatih dan kembali ke bilik kamar yang tak bisa di anggap kamar. Karna ini lebih pantas di sebut sebuah gudang ketimbang di jadikan sebagai kamar.
          Kini aku meringkuk di atas sehelai tikar usang sembari menggigil dan meratapi nasib malangku yang sangat menyedihkan. Badanku rasanya perih serta sakit semua ayah begitu kejam padaku. Ia menghajarku tanpa rasa kasihan.
          Ayah apakah kini engkau tidak merasa kasihan padaku darah dagingmu sendiri. Kau siksa aku, kau caci maki aku seakan-akan aku bukanlah anakmu. Ayah aku harap engkau tak pernah berubah engkau masih menjadi ayah yang penuh kasih sayang padaku dengan penuh kelembutan.
          Ku pejamkan mata ini dan berharap ini semua hanyalah mimpi belaka. Agar nanti saat aku bangun kau kembali menjadi ayahku yang dahulu. Ayahku yang penuh kasih sayang dan lemah lembut kepadaku. Tuhan kabulkan lah keinginanku ini dan bangunkan aku dengan keadaan yang lebih baik.

    Cianjur, 31 Desember 2022

    Bagikan ke

    Comment Closed: Siksa Ayah

    Sorry, comment are closed for this post.

    Popular News

    • Part 15: Warung Kopi Klotok  Sesampainya di tempat tujuan, Rama mencari tempat ternyaman untuk parkir. Bude langsung mengajak Rani dan Rama segera masuk ke warung Kopi Klotok. Rama sudah reservasi tempat terlebih dahulu karena tempat ini selalu banyak pengunjung dan saling berebut tempat yang ternyaman dan posisi view yang pas bagi pengunjung. Bude langsung memesan […]

      Okt 01, 2024
    • Part 16 : Alun – Alun  Kidul Keesokan paginya seperti biasa Bude sudah bangun dan melaksanakan ibadah sholat subuh. Begitupun dengan Rani yang juga melaksanakan sholat subuh. Rani langsung ke dapur setelah menunaikan ibadah sholat subuh. Tidak lama disusul oleh Bude dan langsung mengambil bahan masakan serta mengiris bahan untuk memasak. Rani dan Bude sangat […]

      Okt 16, 2024
    • Part 14: Kopi Klotok Pagi hari yang cerah, secerah hati Rani dan semangat yang tinggi menyambut keseruan hari ini. Ia bersenandung dan tersenyum sambil mengiris bahan untuk membuat nasi goreng. Tante, yang berada di dekat Rani, ikut tersenyum melihat Rani yang bersenandung dengan bahagia. “Rani, kamu ada rasa tidak sama Rama? Awas, ya. Jangan suka […]

      Sep 18, 2024
    • Part 13 : Candi Borobudur Keesokan harinya Rama sibuk mencari handphone yang biasa membangunkannya untuk berolahraga disaat Rama berada di Jogja. Rama tersenyum dan semangat untuk bangun, membersihkan diri dan segera membereskan kamarnya. Tidak lupa Rama juga menggunakan pakaian yang Rapih untuk menemui Rani hari ini. Sementara Rani seperti biasa masih bermalas-malasan di dalam kamarnya […]

      Sep 07, 2024
    • Part 12 : Cemburu Rama langsung memukul Jaka saat Jaka baru saja masuk ke ruang kerjanya Rama. Jaka yang meringis bukannya marah namun malah tersenyum terhadap Rama karena Jaka tahu bahwa Rama lagi cemburu terhadapnya. Rama males menjawab salam dari Jaka namun sebagai orang yang punya adab Rama harus menjawab salam dari Jaka dengan sopan. […]

      Sep 05, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021