KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Catatan Harian
  • Cerita Anak
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kisah Inspiratif
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • Manajemen
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Misteri
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Opini
  • Organisasi
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Sains
  • Satir
  • SDM
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Artikel » Siluman Harimau

    Siluman Harimau

    BY 24 Jul 2024 Dilihat: 239 kali
    Siluman Harimau_alineaku

    Suara burung berkicau memecah keheningan hutan, begitu pula sinar mentari bersama semilir angin. Sosok lelaki berbadan kekar tampak sedang duduk bersila di atas sebongkah batu besar di tengah hutan. Matanya masih terpejam, seakan-akan sinar mentari tidak mampu menembus pandangannya. Senjata prajurit lengkap tampak berada di samping lelaki itu.

    Seekor ular bertubuh besar tiba-tiba mengganggu konsentrasi lelaki yang sedang bertapa itu. Lidahnya menjulur-julur dan tubuhnya hendak melilitnya. Pemandangan yang tidak biasa, lelaki itu mengaum bak harimau. Seketika tubuh sang ular tepental tak tau kemana. Lelaki itu berubah menjadi sosok harimau besar.

    “Astaga!” ucap Basir, lelaki tua yang sedang mencari kayu bakar di hutan.

    Tanpa sengaja lelaki tua itu menyaksikan kejadian yang tidak biasa. Ia lari terbirit-birit menjauhi tempat itu.

     

    ***

     

    Keramaian pasar desa hari itu berbeda dari hari-hari biasanya. Barisan prajurit berkuda Kerajaan Pajajaran menambah keramaian pasar pagi itu.

    “Sepertinya aku pernah melihat lelaki itu, tetapi di mana?” tanya lelaki tua pada dirinya sendiri sambil menata ubi dagangannya.

    “Ada apa, Paman?” tanya seorang gadis berparas ayu di sebelahnya.

    Belum sempat menjawab pertanyaan itu, Basir dikejutkan oleh kedatangan salah seorang prajurit di tokonya. Ternyata sejak tadi prajurit itu telah memperhatikan keponakan Basir dari kejauhan.

    Ia terkesima dengan paras cantik gadis tersebut, hati sang prajurit bergetar ketika menatap wajahnya. Menyadari tatapan mata yang tidak biasa, gadis itu langsung menundukkan pandangannya.

    “Siapa namamu?” tanya prajurit berkumis tebal itu.

    “Sa-ya Ayu, Tuan,” jawab ayu terbata-bata sembari menundukkan pandangan.

    “Cocok sekali dengan parasmu, Ayu,” ucap prajurit tersebut sembari tersenyum.

    Ayu memberanikan diri menatap wajah prajurit gagah itu untuk beberapa saat, ia tersipu malu dengan pujian sang prajurit.

    Melihat apa yang terjadi, Basir mengerutkan kening dan wajahnya berubah kecut. Berbeda dengan Ayu, wajahnya tampak berseri-seri mendengar sanjungan dari prajurit tersebut. Rombongan prajurit Prabu Siliwangi itu pun berlalu. Namun, Ayu masih terlihat memandangi rombongan sembari tersenyum sendiri.

    “Kamu kenapa?” tanya Basir heran.

    “Tidak apa-apa, Paman,” ucap Ayu sambil tersenyum dan melanjutkan menata dagangan pamannya.

     

    ***

     

    Sinar bulan menerangi malam gelap nan pekat, lamunan Ayu tertuju pada prajurit yang memujinya tadi pagi. Ia tersipu malu dan sesekali tersenyum sendiri.

    “Rasa-rasanya aku jatuh hati pada prajurit tampan itu,” ucap Ayu sembari memainkan rambut panjang lurusnya.

    ***

     

    “Wajahmu telah mengganggu pikiranku, akankah esok bisa berjumpa lagi denganmu?” ucap prajurit pada dirinya sendiri sambil tersenyum.

    Prajurit yang belum pernah jatuh hati pada perempuan manapun. 

    Suatu hari ketika tidak ada pengawalan untuk Sri Baduga Maharaja, prajurit itu pergi ke pasar lagi untuk menjumpai Ayu. Ia mencari keberadaan Ayu di toko milik Basir. Namun, ia tidak menemukan gadis itu. Ia berusaha mencari tau di mana gadis berparas Ayu berada.

    “Pak tua, di mana rumah gadis yang biasa bersamamu?” ucap prajurit dengan penuh rasa penasaran.

    Lelaki tua itu menunjukkan di mana keponakannya tinggal, karena rumah Ayu berada tidak jauh dari pasar. Tidak lama kemudian Ayu muncul dan segera menemui sang prajurit. 

    “Saya Ayu, Tuan,” ucap Ayu sambil menundukkan pandangan.

    Prajurit tersenyum bahagia karena bisa berjumpa dengan pujaan hatinya. Tampak Ayu mempersilahkan prajurit itu untuk duduk dan menikmati secangkir teh buatannya.

    “Pertama kali melihatmu, hati ini langsung jatuh hati padamu, Ayu. Parasmu selalu mengganggu pikiranku dari segala penjuru. Bolehkah aku meminta hatimu untukku?” ucap prajurit merayu.

    Ayu tersipu malu mendengar rayuan sang prajurit, hatinya juga merasakan hal yang sama. 

    “Bolehkah aku tau siapa nama Anda, Tuan?” ucap Ayu memberanikan diri.

    “Tentu saja, panggil saja aku Ranu,” ucap prajurit sambil tersenyum penuh kebahagiaan.

     

    Mereka terlibat perbincangan hangat, sambil sesekali mereka beradu pandang malu-malu. Pemandangan ini tanpa sengaja dilihat oleh seorang perempuan, Nyai Singgah namanya. Tampak ia mengintip Ayu dan Ranu yang sedang dilanda asmara. Raut wajah perempuan itu berubah menjadi suram, ia cemburu melihat Ranu dan Ayu bermesraan.

    “Apa yang Kamu lakukan di sini, Nyai?” ucap Basir yang tiba-tiba muncul mengagetkan dan membuat perempuan itu langsung beranjak pergi.

    Namun setelah Ranu meninggalkan kediaman Ayu, perempuan itu datang kembali untuk menemui Ayu.

    “Apa Kau menyukai Ranu, Ayu?” ucap Nyai Singgah dengan raut wajah cemburu.

    “Apa maksud Nyai, aku tidak mengerti,” ucap Ayu heran.

    “Ikutlah denganku!” ucap Nyai Singgah memaksa.

     

    Nyai Singgah memaksa Ayu pergi ke hutan, ia memperlihatkan suatu hal yang tidak diketahui oleh Ayu. Tampak sosok lelaki berbadan kekar sedang bertapa di atas batu. Betapa terkejutnya Ayu, sosok lelaki yang ia lihat adalah Ranu.

    “Lihatlah!” perempuan itu berkata lalu menghilang.

    “Nyai! Di mana Kamu?” ucap Ayu kebingungan karena Nyai Singgah menghilang dari pandangannya.

     

    Ayu masih memperhatikan Ranu yang sedang bertapa di tengah hutan, tiba-tiba seekor ular raksasa mengganggu Ranu. Lidah ular itu menjulur-julur dan tubuhnya hendak melilit tubuh Ranu. Ranu mengaum dan seketika berubah menjadi harimau putih. Tubuh ular raksasa itu terpental entah kemana. Harimau itu mengaum terus karena merasa terganggu.

    Melihat hal ini Ayu sangat terkejut. Ia tidak menyangka jika lelaki pujaan hatinya adalah seorang siluman harimau. Ia menangis tersedu-sedu di dalam pekatnya hutan malam. Tanpa ia sadari tangisannya terdengar oleh Ranu yang masih berwujud harimau. Harimau itu mendekati Ayu dan menatapnya, tatapan yang sama ketika menatap wajah Ranu.

     

    Tubuh harimau itu seketika berubah menjadi sosok lelaki gagah dan berkumis tebal. Ranu telah berubah kembali menjadi manusia. Tangan Ranu mencoba meraih tangan Ayu yang masih menangis tersedu-sedu. Ayu memandang wajah lelaki yang baru beberapa waktu meluluhkan hatinya itu. Ia kemudian memeluk erat tubuh Ranu, seakan-akan ia tidak mempercayai apa yang baru saja dilihatnya.

     

    Tampak Basir yang sejak tadi mengintai kepergian Ayu dan Nyai Singgah mengusap air mata yang menetes di pipinya. Apa yang ia lihat beberapa waktu lalu saat mencari kayu bakar di hutan terjawab sudah.

     

     

    Kreator : Putri Noviana

    Bagikan ke

    Comment Closed: Siluman Harimau

    Sorry, comment are closed for this post.

    Popular News

    • Part 15: Warung Kopi Klotok  Sesampainya di tempat tujuan, Rama mencari tempat ternyaman untuk parkir. Bude langsung mengajak Rani dan Rama segera masuk ke warung Kopi Klotok. Rama sudah reservasi tempat terlebih dahulu karena tempat ini selalu banyak pengunjung dan saling berebut tempat yang ternyaman dan posisi view yang pas bagi pengunjung. Bude langsung memesan […]

      Okt 01, 2024
    • Part 16 : Alun – Alun  Kidul Keesokan paginya seperti biasa Bude sudah bangun dan melaksanakan ibadah sholat subuh. Begitupun dengan Rani yang juga melaksanakan sholat subuh. Rani langsung ke dapur setelah menunaikan ibadah sholat subuh. Tidak lama disusul oleh Bude dan langsung mengambil bahan masakan serta mengiris bahan untuk memasak. Rani dan Bude sangat […]

      Okt 16, 2024
    • Part 14: Kopi Klotok Pagi hari yang cerah, secerah hati Rani dan semangat yang tinggi menyambut keseruan hari ini. Ia bersenandung dan tersenyum sambil mengiris bahan untuk membuat nasi goreng. Tante, yang berada di dekat Rani, ikut tersenyum melihat Rani yang bersenandung dengan bahagia. “Rani, kamu ada rasa tidak sama Rama? Awas, ya. Jangan suka […]

      Sep 18, 2024
    • Part 13 : Candi Borobudur Keesokan harinya Rama sibuk mencari handphone yang biasa membangunkannya untuk berolahraga disaat Rama berada di Jogja. Rama tersenyum dan semangat untuk bangun, membersihkan diri dan segera membereskan kamarnya. Tidak lupa Rama juga menggunakan pakaian yang Rapih untuk menemui Rani hari ini. Sementara Rani seperti biasa masih bermalas-malasan di dalam kamarnya […]

      Sep 07, 2024
    • Part 12 : Cemburu Rama langsung memukul Jaka saat Jaka baru saja masuk ke ruang kerjanya Rama. Jaka yang meringis bukannya marah namun malah tersenyum terhadap Rama karena Jaka tahu bahwa Rama lagi cemburu terhadapnya. Rama males menjawab salam dari Jaka namun sebagai orang yang punya adab Rama harus menjawab salam dari Jaka dengan sopan. […]

      Sep 05, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021