KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Catatan Harian
  • Cerita Anak
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kisah Inspiratif
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • Manajemen
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Opini
  • Organisasi
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • SDM
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Artikel » Sisi Lain dari Sebuah Quote

    Sisi Lain dari Sebuah Quote

    BY 11 Jan 2023 Dilihat: 277 kali

    Penulis : JD Kodz (Member KMO Alineaku)

    Dalam dunia ini segala sesuatu bisa dilihat dari sudut pandang yang berbeda. Termasuk juga pada kalimat, Anda bisa menginpertasikan dari arah yang berbeda. Saya ambil contoh pada quote berikut:

    “Jangan memberitahukan rencanamu kepada orang banyak!”

    Apakah pesan dalam kalimat di atas seratus persen benar? Tunggu dulu, dalam beberapa hal mungkin benar, tapi dalam beberapa hal mungkin itu ketinggalan jaman, atau ketinggalan langkah.

    Mari kita bahas kalimat diatas dari sisi orang orang yang setuju dengan cara cara tidak membicarakan rencana kepada orang lain. Pastinya dalam tindakan yang seperti ini, orang tersebut tidak membicarakan tentang rencana hidupnya, usahanya, dan strateginya tapi kemudian tiba tiba, jreng! Jadi!

    Bagus tidak cara dan strategi seperti itu? Jawabannya ya bagus, sebab sadar atau tidak sadar, mau atau tidak mau ternyata kita hidup di dunia yang dipenuhi hasrat dan hassad manusia. Tidak semua orang adalah pendukung kita, itu benar! Tapi tidak semua orang juga memusuhi kita, dan ini juga benar.

    Kebanyakan orang yang setuju kepada cara diam diam sukses, adalah type orang berkepribadian melankolis plegmatis. Orang orang seperti ini memang bukan type party maker atau party centris. Mereka cenderung tidak terlihat bersosialisasi aktif. Itulah keunggulan mereka.Kalau kita merujuk pada salah satu tips sukses  yang mengatakan, bekerjalah di dalam jalur keunggulanmu. Ya berarti sudah pas buat mereka. Diam diam lalu sukses.

    Tetapi bagaimana dari sisi lain yang secara kepribadian justru unggul ketika mereka berkoar koar? Ini tentunya akan membatasi passion mereka apabila dipaksakan untuk tidak bercerita tentang planning mereka. Logikanya begini, mari kita lihat dari sisi pengusaha. Misal ada sebuah rencana yang bagus sekali, dan belum ada orang tau. Lalu, apabila kita tetap menyimpannya sendiri, tentunya kita tidak akan pernah mendapat dukungan. Ya jelas, gak ada yang tau kok.Makanya factor lain yang ikut mendukung adalah Anda harus juga menyeleksi dengan siapa Anda bergaul.Kumpulan Anda, lingkungan Anda berpengaruh juga sebagai media penyampaian pendapat. Ilustrasi lucunya begini, ketika Anda mengaku diri sebagai orang waras ditengah tengah para pasien sakit jiwa di RSJ, mereka pasti mengira Anda gila, padahal yang gila mereka. Ini berarti tempat dan lingkungan harus kita pilih untuk meneruskan dan menjaga keberlangsungan ide ide yang cemerlang.

    Dengan kata lain apabila kita bercerita di lingkungan yang tepat, mengemasnya dalam bentuk presentasi dan dipublikasikan, bisa bisa ada orang yang tertarik kemudian mau menjadi investor.

    Nah untuk bisa bercerita seperti itu, pastilah orang yang bersangkutan bukan type melankolis plegmatis seperti yang saya bahas di salah satu paragraf tulisan ini. Orang orang yang pandai bercerita biasanya mereka itu berkepribadian sanguinis atau coleris. Bisa jadi mereka adalah kombinasi antara kepribadian sanguinis yang ceria dan hyperbolis dengan coleris yang tegas juga memimpin.

    Jadi kita kembali ke pokok bahasan, apakah diam diam menjadi sukses itu bagus? Ya tentu saja itu bagus apabila memang passion Anda itu type orang pendiam. Apakah harus dengan diam diam baru sukses? Nah ini tentu saja tidak. Sebab diam belum tentu mengarahkan kita kepada jalan kesuksesan, tidak bercerita tentang sebuah rencana itu juga tidak berarti Anda akan sukses. Semua ini harus melihat konteksnya harus berani merefleksikan diri.

    Type apakah kepribadian kita? Apakah kita adalah seorang yang pendiam? Ataukah kita adalah seorang penggerak masa, inisiator, atau diplomator. Maka akan lebih baik buat kita yang passionnya berbicara adalah dengan mengutarakan rencana kita. Saya ambil contoh kongkrit yang ekstreem yaa, ini terjadi pada kisah suksesnya Mark Zuckerberg si pendiri jejaring Facebook. Seandainya dia pada saat itu tidak berbagi rencananya, menjelaskan dan bercerita tentang Facebook kepada teman temannya, apakah Facebook akan menjadi seperti sekarang? Mungkin saja jawabannya tidak. Dalam contoh Mark Zuckerberg didapati bagian cerita dimana Mark pernah ditolak oleh sahabatnya sendiri ketika mengutarakan ide tentang Facebook. Berarti ada upaya menceritakan ide. Bukan hanya diam.

    Soal bagaimana menyimpan dan mengutarakan isi rencana tentunya ini sangat menarik dibahas. Nah kalau dalam konteks seperti ini, saya setuju sekali apabila kita tidak membocorkan seluruh rencana, simpan yang strategis dalam benak kita. Ini baru benar. Untuk pembahasan lebih lanjut tentang apakah kita sebaiknya menyimpan rapat-rapat sesuatu yang paling strategis (pamungkas) dan hanya akan dikeluarkan apabila kita sudah mencapai posisi tertentu. Akan kita bahas lagi di tulisan yang lain yaa.
    Stay tune with Kodz ☺


    “Naskah ini merupakan kiriman dari peserta KMO Alineaku, isi naskah sepenuhnya merupakan tanggungjawab penulis”

    Bagikan ke

    Comment Closed: Sisi Lain dari Sebuah Quote

    Sorry, comment are closed for this post.

    Popular News

    • Part 15: Warung Kopi Klotok  Sesampainya di tempat tujuan, Rama mencari tempat ternyaman untuk parkir. Bude langsung mengajak Rani dan Rama segera masuk ke warung Kopi Klotok. Rama sudah reservasi tempat terlebih dahulu karena tempat ini selalu banyak pengunjung dan saling berebut tempat yang ternyaman dan posisi view yang pas bagi pengunjung. Bude langsung memesan […]

      Okt 01, 2024
    • Part 16 : Alun – Alun  Kidul Keesokan paginya seperti biasa Bude sudah bangun dan melaksanakan ibadah sholat subuh. Begitupun dengan Rani yang juga melaksanakan sholat subuh. Rani langsung ke dapur setelah menunaikan ibadah sholat subuh. Tidak lama disusul oleh Bude dan langsung mengambil bahan masakan serta mengiris bahan untuk memasak. Rani dan Bude sangat […]

      Okt 16, 2024
    • Part 14: Kopi Klotok Pagi hari yang cerah, secerah hati Rani dan semangat yang tinggi menyambut keseruan hari ini. Ia bersenandung dan tersenyum sambil mengiris bahan untuk membuat nasi goreng. Tante, yang berada di dekat Rani, ikut tersenyum melihat Rani yang bersenandung dengan bahagia. “Rani, kamu ada rasa tidak sama Rama? Awas, ya. Jangan suka […]

      Sep 18, 2024
    • Part 13 : Candi Borobudur Keesokan harinya Rama sibuk mencari handphone yang biasa membangunkannya untuk berolahraga disaat Rama berada di Jogja. Rama tersenyum dan semangat untuk bangun, membersihkan diri dan segera membereskan kamarnya. Tidak lupa Rama juga menggunakan pakaian yang Rapih untuk menemui Rani hari ini. Sementara Rani seperti biasa masih bermalas-malasan di dalam kamarnya […]

      Sep 07, 2024
    • Part 12 : Cemburu Rama langsung memukul Jaka saat Jaka baru saja masuk ke ruang kerjanya Rama. Jaka yang meringis bukannya marah namun malah tersenyum terhadap Rama karena Jaka tahu bahwa Rama lagi cemburu terhadapnya. Rama males menjawab salam dari Jaka namun sebagai orang yang punya adab Rama harus menjawab salam dari Jaka dengan sopan. […]

      Sep 05, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021