KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Catatan Harian
  • Cerita Anak
  • Cerita Bersambung
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kisah Inspiratif
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • Madhoe Retna
  • Manajemen
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Opini
  • Organisasi
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • SDM
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Artikel » Skillset for the Future

    Skillset for the Future

    BY 25 Agu 2024 Dilihat: 156 kali
    Skillset for the Future_alineaku

    Dua orang sahabat, Ardo (18) yang suka game dan teknologi serta Moses (18) yang lebih suka membaca dan menulis, sedang asik mengobrol.

    “Moses, kamu lagi ngapain sih? Lagi ngetik novel lagi?” sapa Ardo.

    “Iya, lagi nyoba bikin cerita fiksi ilmiah. Tapi kok rasanya kayak kurang greget ya?”

    “Kamu kurang main game, tuh. Biar imajinasinya lebih liar gitu.”

    Sambil merolling matanya, Moses membalas,”Kamu pikir nulis cuma modal imajinasi doang? Banyak banget skill yang harus dikuasai, mulai dari bikin plot yang menarik, ngembangin karakter, sampai ngatur alur cerita yang seru. Berat tahu!”

    Ardo,”Nah, itu dia! Kamu tahu. Ngomong-ngomong soal skill, kamu udah siap belum buat hadapin dunia kerja nanti?”

    “Jelas siap dong! Kan kita generasi Z, masa enggak siap. Tapi, skill apa sih yang paling penting buat masa depan?”

    “Menurut aku sih, yang paling penting itu skill digital. Menguasai berbagai macam software, coding, dan AI itu wajib banget. Soalnya, semua pekerjaan sekarang udah serba digital, Bro.”

    “Setuju sih, tapi jangan lupa juga skill soft skill-nya. Kayak komunikasi, kerjasama tim, dan problem-solving. Itu juga penting banget, apalagi buat kerja di perusahaan startup yang dinamis abis.”

    “Betul juga! Terus, jangan lupa juga skill adaptasi. Dunia kerja kan terus berubah, jadi kita harus siap belajar hal-hal baru terus menerus.”

    “Itu dia! Skill kreatif. Sekarang kan banyak perusahaan yang nyari karyawan yang bisa berpikir out of the box dan punya ide-ide yang fresh.”

    “Kesimpulannya, kita harus punya segala macam skill, gitu?”

    “Iyalah, tapi no worry. Kita kan generasi yang paling cepat belajar. Asal ada kemauan, semua skill pasti bisa kita kuasai kok.”

    “Bener juga! Daripada cuma main game terus.”

    “Nah, ngerti juga kamu. Ayo! Misalnya, kita bisa ikut kursus coding bareng, atau bikin komunitas menulis online, gitu!” Moses bersemangat.

    “Seru tuh! Tapi, balance ya. Jangan lupa, kita juga harus tetap stabil. Jangan sampai terlalu fokus belajar, kita juga perlu senang-senang.”

    “Tenang aja, kita kan generasi yang pintar atur waktu.”

    “Oke, deal!” sambut Ardo.

    Pak Fajar (45), seorang profesional berpengalaman di bidangnya, paman Ardo, menyela sambil tersenyum,”Permisi, boleh gabung? Kelihatannya kalian lagi seru membahas masa depan ya?”

    Ardo & Moses,”Boleh banget!”

    “Kedengerannya, kalian lagi bahas soal skill masa depan. Sebagai orang yang sudah cukup lama berkecimpung di dunia kerja, saya punya sedikit masukan nih,”ujar Par Fajar.

    Moses merespon puas,”Wah, senang banget bisa dapat masukan dari Pak Fajar!”

    “Di zaman saya dulu, skill yang paling penting itu ya seperti yang kalian udah tahu yaitu kerja keras dan disiplin. Tapi, sekarang zaman sudah berubah. Kalian, generasi Z ini punya keunggulan yang enggak dimiliki orang-orang segenerasi saya, yaitu kemampuan adaptasi yang tinggi terhadap teknologi,” ujar Pak Fajar.

    Ardo menyela,”Tapi kan selain teknologi, ada juga skill soft skill yang enggak kalah penting, kayak komunikasi sama kerjasama tim.”

    “Benar sekali. Kalian memang sudah sangat mahir dalam hal komunikasi dan kolaborasi. Tapi, jangan lupa juga untuk mengasah kemampuan berpikir kritis dan analitis. Jangan mudah terbawa arus informasi yang begitu banyak di era digital ini,” Pak Fajar menasehati.

    Moses,”Betul, Pak. Kami sedang belajar untuk selalu mempertanyakan informasi yang kami dapatkan. Berpikir kritis.”

    “Bagus sekali. Selain itu, jangan lupakan pentingnya etika kerja. Nilai-nilai seperti kejujuran, tanggung jawab, dan integritas itu tetap sangat penting, bahkan di era digital sekalipun,” Pak Fajar menjelaskan.

    Ardo,”Wah, banyak juga ya yang harus dipelajari.”

    “Yang penting, jangan pernah berhenti belajar dan mengembangkan diri. Masa depan ada di tangan kalian,” ucap Pak Fajar.

    Ardo dan Moses mengangguk penuh antusias, dilanjutkan pertanyaan Moses,”Pak fajar, kalau boleh tahu, skill apa lagi yang menurut Bapak penting untuk generasi kami?”

    “Kemampuan untuk belajar sepanjang hayat itu sangat penting. Dunia kerja jaman sekarang sangat dinamis, jadi kalian harus siap menghadapi perubahan yang terus terjadi. Artinya, penting sekali untuk selalu menjaga kesehatan fisik dan mental. Karena bagaimanapun juga, kesehatan adalah modal utama untuk meraih kesuksesan, baik sukses duniawi maupun rohani.”

    Ardo,”Pak, saya sih setuju kalau kerja keras itu penting. Tapi, di zaman sekarang, kalau cuma kerja keras doang kelihatannya masih belum cukup ya? Sepertinya kerja cerdas lebih pas deh. Kita harus pintar-pintar memanfaatkan teknologi. Misalnya, dengan membuat aplikasi atau game sendiri.

    Pak Fajar tertawa kecil,”Iya juga sih, zaman sekarang memang jauh berbeda. Tapi, menurut saya, dasar-dasarnya tetap sama. Kalian harus punya fondasi yang kuat dulu supaya bisa membangun sesuatu yang besar.”

    Moses menimpali,”Betul, Pak. Saya setuju sama Bapak.” 

    “Skill dasar seperti menulis dan berkomunikasi itu penting banget. Nanti kalau kalian mau bikin aplikasi atau game, kan harus bisa menjelaskan ide kalian dengan jelas,” lanjut Pak Fajar.

    Ardo mengiyakan,”Iya, tapi, kalau nulis laporan terus, kan jadi bosen. Mending bikin video game yang seru!”

    Seperti kebiasaannya, Moses merolling mata sambil membalas,”Kamu pikir bikin game itu gampang? Banyak banget yang harus dipelajari tahu, mulai dari desain karakter sampai programming, memang kamu bisa?”

    Pak Fajar menyela,”Kalian berdua ini sama-sama punya kelebihan. Ardo, kamu punya semangat yang tinggi dan kreativitas yang bagus. Moses, kamu punya kemampuan analisis yang baik dan detail oriented. Kalian berdua sama-sama punya bakat yang menonjol . Itu aset. Dijaga. Dikembangkan.”

    “Jadi kita harus apa Pak? Harus bagaimana?” tanya Ardo penuh rasa ingin tahu. 

    “Sederhana saja,” jawab Pak Fajar,”Kalian harus saling melengkapi. Ardo, coba belajar sedikit tentang menulis. Moses, coba belajar sedikit tentang programming.”

    Moses merespon,”Tapi, Pak, saya kan enggak suka coding.”

    Ardo juga menjawab,”Saya juga enggak suka nulis laporan yang panjang-panjang.”

    Sambil tertawa Pak Fajar memberi ide,”Kalau begitu, gimana kalau kalian bikin game edukasi misalnya, atau yang semacamnya, seperti tentang pentingnya kerja sama tim? Ardo bisa bagian desain karakternya yang keren-keren, sedangkan Moses bisa bagian membuat cerita yang menarik. Keren kan? Gimana?”

    Ardo & Moses sama-sama bersemangat,”Ide bagus tuh! Gas keun!”

    “Nah, kan. Dengan begini, kalian bisa menggabungkan minat dan bakat kalian. Selain itu, kalian juga bisa belajar banyak hal baru,” ujar Pak Fajar memotivasi.

    “Oke deh, deal! Tapi, nanti kalau game-nya enggak laku, jangan salahkan saya ya, Pak,” komentar Moses.

    Ardo,”Salahin aja Pak!”

    “Tenang saja, saya yakin kalian pasti bisa membuat game yang sukses.”

    Ketika Ardo, Moses, dan Pak Fajar sedang asyik berdiskusi. Tiba-tiba, Azeta dan Salma datang menghampiri.

    Azeta,”Eh, lagi bahas apa nih? Kelihatannya seru!”

    Salma,”Kayaknya lagi bahas soal skill masa depan deh.”

    Ardo,”Iya, lagi bingung nih, skill apa aja sih yang penting buat masa depan kita? Kalian udah tahu? Koq tenang banget sih?”

    Moses,”Kata Pak Fajar, selain skill digital, kita juga harus punya skill soft skill yang kuat, kayak komunikasi dan problem-solving gitu.”

    Azeta,”Nah, kalau soal komunikasi, aku paling jago! Lihat aja Instagram aku, followers-nya udah ribuan!

    Semua tertawa.

    Salma,”Hehe, iya sih. Tapi, kalau soal analisis data, aku yang paling jago. Udah pernah bikin laporan penelitian segala, lho, nge-joki-in yang kakak aku.”

    Pak Fajar,”Ya, intinya. Kalian semua punya kelebihan masing-masing. Tapi, ingat ya, semua skill itu saling berkaitan. Misalnya, Azeta, kemampuan desain grafismu akan lebih berguna kalau kamu bisa menganalisis data pasar untuk menentukan desain yang tepat.”

    “Wah, bener juga ya, Pak,” Azeta tersadar.

    Ardo.”Terus, Pak, kalau kita mau jadi Youtuber, skill apa aja yang harus dikuasai?”

    Youtuber? Kamu pengen Do?” Salma bercanda.

    “Selain kemampuan editing video, kamu juga harus punya kemampuan menulis skrip yang menarik, kemampuan berbicara di depan kamera, dan yang paling penting, kemampuan untuk beradaptasi dengan cepat. Dunia Youtube itu sangat dinamis, jadi kamu harus selalu update dengan tren-tren terbaru,” jelas Pak Fajar.

    Salma,”Nah, kalau mau jadi data scientist, skill coding itu wajib banget. Tapi, jangan lupa juga harus punya kemampuan berpikir kritis dan analitis, biar ngak bego!”

    “Ngak sopan!” nada tinggi Moses terdengar memperingatkan.

    Mereka semua mulai berdiskusi dengan lebih seru. Tiba-tiba, Ardo mendapat sebuah ide.

    “Bagaimana kalau kita bikin startup bareng? Aku bagian programming, Moses bagian menulis cerita, Azeta bagian desain, terus Salma bagian analisis data. Kita bisa bikin platform belajar online yang seru dan interaktif. Gimana? Jenius ngak?”

    Semua sekejap sumringah berkata,”Wah, ide bagus tuh! Let’s go!”

    “Gas keun!” tambah Moses.

    Pak Fajar,”Bapak sangat mendukung ide kalian. Tapi, ingat ya, membangun startup itu tidak mudah. Kalian harus siap menghadapi tantangan dan bekerja sama dengan baik.”

    Salma,”Saya punya ide! Kita bisa bikin survei online untuk mengetahui minat belajar orang-orang tentang topik apa saja. Hasil survei itu bisa kita jadikan bahan untuk mengembangkan platform belajar online kita. Ok?”

    Azeta,”Wah, ide bagus! Aku bisa bantu desain surveinya biar menarik. Aku bisa!”

    Ardo,”Oke, aku siap bikin landing page-nya ya. Kamu Mos?”

    “Aku bisa nulis artikel blog tentang pentingnya belajar sepanjang hayat dan sebagainya pokoknya. Siap semua?” jawab Moses optimis.

    “Kapan?” tanya Azeta.

    “Ya sekarang, udah ini, masa tahun depan, kesalip orang. Nanti kita Zoom Meeting biar lebih detail. Aku invite nanti ya di grup,” ujar Ardo memimpin proyek.

    Pak Fajar yang tampak tersihir kagum oleh semangat mereka berkata seraya tersenyum,”Bapak bangga sama kalian semua. Kalian memiliki semangat yang tinggi dan ide-ide yang kreatif. Saya yakin kalian akan berhasil.”

    Tak cukup puas, beliau tambahkan,”Laksanakan!”

    “Laksanakan!” ujar mereka seraya saling ber high-five.

    Ardo,”Makasih banyak atas dukungannya, Pak.”

    Moses,”Kita pasti buktikan kalau generasi Z ini memang bisa!”

    Mereka semua tertawa dan melanjutkan perbincangan sambil menikmati minuman mereka.

    Pak Fajar,”Masa depan ada di tangan kalian. Kalian adalah generasi yang akan memimpin dunia. Jadikanlah dunia ini tempat yang lebih baik.”

    Semua mengangguk dengan penuh semangat.

    Azeta,”Kita akan berusaha, Pak!”

    Ardo,”Kita akan bikin perubahan! Siap?”

    Mereka berdiri bersama, mengangkat gelas mereka, dan bersulang untuk masa depan yang cerah.

     

    Pesan Moral:

    • Pentingnya Kerja Sama

    Betapa pentingnya kerja sama tim untuk mencapai tujuan yang lebih besar. Setiap individu memiliki keahlian dan perspektif yang berbeda, dan dengan menggabungkan kekuatan tersebut, kita dapat menciptakan hasil yang luar biasa.

    • Pengembangan Diri

    Dunia terus berubah, dan untuk tetap relevan, kita perlu terus mengasah keterampilan dan pengetahuan kita.

    • Nilai-nilai Positif

    Kerja keras, integritas, kreativitas, dan semangat gotong royong. Nilai-nilai ini sangat penting untuk membentuk karakter yang kuat dan sukses.

    • Potensi Generasi Muda

    Pesan positif kepada generasi muda bahwa mereka memiliki potensi yang besar untuk menciptakan perubahan yang positif di dunia.

    • Pentingnya Keseimbangan

    Pentingnya menjaga keseimbangan antara kehidupan pribadi dan profesional.

    Setiap individu adalah kosmos kecil yang menyimpan potensi tak terbatas. Mari kita kolaborasikan kosmos-kosmos ini untuk menciptakan galaksi baru yang penuh inovasi. Dengan terus mengasah kemampuan dan mengeksplorasi batas pengetahuan, kita tidak hanya mengubah diri, tetapi juga dunia di sekitar kita. 

    Wahai generasi muda, kalian adalah para pionir yang akan memimpin revolusi pemikiran. Jangan takut untuk menantang status quo dan menghadirkan solusi-solusi kreatif untuk permasalahan global. Ingat, keseimbangan adalah kunci keberhasilan. Saat kita mengejar cita-cita, jangan lupakan pentingnya merawat jiwa dan raga.

    Layaknya sebuah ekosistem, keberhasilan tim bergantung pada interaksi yang sinergis antar individu. Setiap orang membawa kekayaan unik yang dapat memperkaya keseluruhan. Mari kita jadikan diri kita sebagai neuron dalam jaringan saraf global, saling terhubung dan bertukar ide. Ilmu pengetahuan telah membuktikan bahwa otak manusia memiliki plastisitas yang luar biasa. Dengan terus belajar dan berlatih, kita dapat membentuk ulang koneksi saraf dan meningkatkan kemampuan kita. 

    Generasi muda, kalian adalah generasi yang paling beruntung dalam sejarah. Kalian memiliki akses ke informasi yang tak terbatas dan teknologi yang canggih. Manfaatkanlah peluang ini untuk menciptakan masa depan yang lebih baik.

    Bersama, kita bisa. Mari satukan kekuatan untuk menciptakan perubahan nyata. Setiap individu adalah kunci untuk membuka potensi tak terbatas. Dengan terus belajar dan beradaptasi, kita akan siap menghadapi tantangan masa depan. 

    Generasi muda, waktunya untuk bersinar. Dunia menanti inovasi dan solusi dari kalian. Ingat, keseimbangan adalah kunci keberhasilan.

    Gabungkan berbagai keterampilan, bekerja sama dengan orang lain, dan memiliki semangat yang tinggi, sehingga seluruh individu generasi muda tak mustahil mampu mencapai kesuksesan dan membuat perbedaan positif pada dunia.

    Di era digital yang serba cepat ini, kita dituntut untuk terus belajar dan beradaptasi. Layaknya seorang penjelajah yang tak kenal lelah, kita harus berani keluar dari zona nyaman dan menjelajahi kemungkinan baru. Dengan berpikir kritis, berinovasi, dan bekerja sama, kita dapat menciptakan masa depan yang lebih baik. Ingat, keberhasilan terbesar adalah bukan hanya mencapai tujuan, melainkan menjadi versi terbaik dari diri kita sendiri.

    Generasi muda memiliki tanggung jawab untuk membentuk masa depan. Dengan bekal kemampuan berpikir kritis, inovasi, dan adaptasi, pasti mampu menjadi agen perubahan yang positif. Buktikanlah bahwa generasi ini mampu menghadapi tantangan global dan menciptakan solusi yang berkelanjutan.

    Dunia adalah kanvas kosong yang menanti sentuhan kreatif kita. Dengan kolaborasi dan semangat inovasi, Gen Z dapat melukis masa depan yang lebih cerah. Jadikan setiap tantangan sebagai peluang untuk tumbuh dan berkembang!

     

     

    Kreator : Adwanthi

    Bagikan ke

    Comment Closed: Skillset for the Future

    Sorry, comment are closed for this post.

    Popular News

    • Part 15: Warung Kopi Klotok  Sesampainya di tempat tujuan, Rama mencari tempat ternyaman untuk parkir. Bude langsung mengajak Rani dan Rama segera masuk ke warung Kopi Klotok. Rama sudah reservasi tempat terlebih dahulu karena tempat ini selalu banyak pengunjung dan saling berebut tempat yang ternyaman dan posisi view yang pas bagi pengunjung. Bude langsung memesan […]

      Okt 01, 2024
    • Part 16 : Alun – Alun  Kidul Keesokan paginya seperti biasa Bude sudah bangun dan melaksanakan ibadah sholat subuh. Begitupun dengan Rani yang juga melaksanakan sholat subuh. Rani langsung ke dapur setelah menunaikan ibadah sholat subuh. Tidak lama disusul oleh Bude dan langsung mengambil bahan masakan serta mengiris bahan untuk memasak. Rani dan Bude sangat […]

      Okt 16, 2024
    • Dalam dunia pendidikan modern, pendekatan sosial emosional semakin banyak dibahas. Salah satu model yang mendapatkan perhatian khusus adalah **EMC2 sosial emosional**. Namun, apa sebenarnya yang dimaksud dengan Definisi EMC2 sosial emosional? Mengapa pendekatan ini penting dalam pembelajaran? Mari kita bahas lebih lanjut untuk memahami bagaimana EMC2 berperan dalam perkembangan siswa secara keseluruhan. Definisi EMC2 Sosial […]

      Okt 02, 2024
    • Part 14: Kopi Klotok Pagi hari yang cerah, secerah hati Rani dan semangat yang tinggi menyambut keseruan hari ini. Ia bersenandung dan tersenyum sambil mengiris bahan untuk membuat nasi goreng. Tante, yang berada di dekat Rani, ikut tersenyum melihat Rani yang bersenandung dengan bahagia. “Rani, kamu ada rasa tidak sama Rama? Awas, ya. Jangan suka […]

      Sep 18, 2024
    • Part 13 : Candi Borobudur Keesokan harinya Rama sibuk mencari handphone yang biasa membangunkannya untuk berolahraga disaat Rama berada di Jogja. Rama tersenyum dan semangat untuk bangun, membersihkan diri dan segera membereskan kamarnya. Tidak lupa Rama juga menggunakan pakaian yang Rapih untuk menemui Rani hari ini. Sementara Rani seperti biasa masih bermalas-malasan di dalam kamarnya […]

      Sep 07, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021