KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • basedonmyrealitylife
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Catatan Harian
  • Cerita Anak
  • Cerita Bersambung
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kisah Inspiratif
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • Madhoe Retna
  • Manajemen
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Opini
  • Organisasi
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • SDM
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Artikel » Stop tidak lagi menjadi Orang Tua yang membanding-bandingi Anak

    Stop tidak lagi menjadi Orang Tua yang membanding-bandingi Anak

    BY 13 Jan 2023 Dilihat: 228 kali

    Oleh : Sartika Rury K

    Bunda…pernah tidak menggalami membanding-bandingkan anak dengan saudara kandungnya, misal kakak atau adiknya?

     

     “Dede susah banget sih belajar bacanya..tidak kayak kakak cepat nangkapnya!”

     

    Atau membandingkan dengan anak orang lain atau temannya.

    “Kamu lambat banget berhitungnya..tuh lihat teman kamu cepat ngerti..Gimana sih!” 

     

    Ini kadang tanpa sadar sering banget ya kita ucapkan pada anak kita.

     

    Sikap suka membanding-bandingkan anak, akan berdampak tidak baik  pada masa depannya nanti dan akan beresiko  negatif kalau anak sering dibanding-bandingkan.

     

     Resikonya antara lain:

    1. Anak meragukan dirinya

    2. Tidak percaya diri

    3. Anak merasa cemburu

    4. Anak jadi berpikir negatif

    5. Cepat putus asa

    6. Bakatnya akan terkubur

    7. Susah berkembang

    Lalu apa yang harus dilakukan kita sebagai orang tua? Jika hal ini sudah terjadi?

    Sadar diri mungkin itu yang perlu kita lakukan sebagai orang tua. 

    Karena kita sebagai orang dewasa pun tidak mau kalau dibanding-bandingkan dengan orang lain.

    Sadar kalau setiap anak punya kelebihan masing-masing.

    Semua anak itu istimewa mereka punya potensi yang berbeda, punya gaya belajar yang berbeda.

    Kepekaan kita sebagai orang tua lah yang diperlukan disini.

     “Misalnya dari gaya belajar, ada anak kalau belajar fokus melihat dan memperhatikan ternyata gaya belajar dia visual.

    ada anak belajar tidak mau menulis tapi pas  di dengarkan cerita cepat menangkap, pas ditanya bisa berarti gaya belajarnya auditori.

     dan ada anak kalau belajar tidak mau diam, banyak gerak misal lari-lari, loncat-loncat artinya gaya belajar anak tersebut kinestetik.”

    Jadi, tidak bisa kita bandingkan dengan alasan apa pun ya bunda. Karena setiap anak memiliki kecenderungan bakat dan gaya belajar yang berbeda.

    Maka, berbahagialah kita sebagai orang tua yang sadar terhadap kekurangan dan kelebihan anaknya.

    Lalu bertindak lebih bijak dan memberikan motivasi terhadap kemampuan atau potensi yang dimiliki anak.

    Yuk…semangat untuk kita yang sedang berposes menjadi orang tua yang menyenangkan untuk anak😊

     Semoga dewasa anak kita bisa menjadi anak yang sukses di masa depan.

    @abcd4smart

    @alkhansa

    Bagikan ke

    Comment Closed: Stop tidak lagi menjadi Orang Tua yang membanding-bandingi Anak

    Sorry, comment are closed for this post.

    Popular News

    • Part 15: Warung Kopi Klotok  Sesampainya di tempat tujuan, Rama mencari tempat ternyaman untuk parkir. Bude langsung mengajak Rani dan Rama segera masuk ke warung Kopi Klotok. Rama sudah reservasi tempat terlebih dahulu karena tempat ini selalu banyak pengunjung dan saling berebut tempat yang ternyaman dan posisi view yang pas bagi pengunjung. Bude langsung memesan […]

      Okt 01, 2024
    • Part 16 : Alun – Alun  Kidul Keesokan paginya seperti biasa Bude sudah bangun dan melaksanakan ibadah sholat subuh. Begitupun dengan Rani yang juga melaksanakan sholat subuh. Rani langsung ke dapur setelah menunaikan ibadah sholat subuh. Tidak lama disusul oleh Bude dan langsung mengambil bahan masakan serta mengiris bahan untuk memasak. Rani dan Bude sangat […]

      Okt 16, 2024
    • Dalam dunia pendidikan modern, pendekatan sosial emosional semakin banyak dibahas. Salah satu model yang mendapatkan perhatian khusus adalah **EMC2 sosial emosional**. Namun, apa sebenarnya yang dimaksud dengan Definisi EMC2 sosial emosional? Mengapa pendekatan ini penting dalam pembelajaran? Mari kita bahas lebih lanjut untuk memahami bagaimana EMC2 berperan dalam perkembangan siswa secara keseluruhan. Definisi EMC2 Sosial […]

      Okt 02, 2024
    • Pancasila sebagai dasar negara Indonesia tidak lahir begitu saja. Di balik perumusan lima sila yang menjadi pondasi bangsa ini, ada pemikiran mendalam dari para tokoh pendiri bangsa, salah satunya adalah Soekarno. Pemikiran Soekarno dalam merumuskan Pancasila sebagai dasar negara menjadi salah satu tonggak penting dalam sejarah Indonesia. Lalu, apa saja pemikiran Soekarno tentang dasar negara […]

      Des 02, 2024
    • Part 14: Kopi Klotok Pagi hari yang cerah, secerah hati Rani dan semangat yang tinggi menyambut keseruan hari ini. Ia bersenandung dan tersenyum sambil mengiris bahan untuk membuat nasi goreng. Tante, yang berada di dekat Rani, ikut tersenyum melihat Rani yang bersenandung dengan bahagia. “Rani, kamu ada rasa tidak sama Rama? Awas, ya. Jangan suka […]

      Sep 18, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021