Penulis : Nurhayati (Member KMO Alineaku)
Pagi yang cerah, Tini duduk di teras setelah menyapu halaman. Sejenak dia merenung , “hari ini sudah genap satu pekan berada di rumah paman, datang jauh-jauh dari kampung tapi informasi tentang pendaftaran mahasiswa baru dan kampus yang akan di tuju belum jelas, ternyata tidak semudah yang dia bayangkan ketika masih berada di kampung. Lamunannya terusik ketika ada suara motor berhenti pas depan teras tempat dia duduk, dua cowok berboncengan datang, dia segera bergegas membuka pintu pagar dan mempersilahkan tamu masuk rumah, kebetulan pagi itu pamannya sudah siap-siap berangkat ke kantor, tanpa banyak basa basi beliau berkata, “Eh Asdar, alhamdulillah kamu datang, om minta tolong bantu Tini mendaftar ya”. Sambil memperbaiki duduknya Asdar menjawab, “Ia om, tante (ibunya Tini) kemarin di kampung ke rumah, juga meminta saya bantu mendaftarkan Tini, makanya pagi-pagi kami ke sini karena hari ini terakhir untuk pengambilan formulir SIPENMARU (Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru).
Selama proses pendaftaran, penentuan jurusan dan test SIPENMARU tersebut Tini dipandu dan diantarkan Asdar. Sekarang dia baru mengenal kakak sepupunya itu, ternyata orangnya ramah, baik seperti yang diceritakan paman . Yang agak membingungkan ketika ditanya, Tini mau pilih jurusan apa, dia hanya menjawab pokoknya saya mau jadi guru biologi, saya senang pelajaran biologi. Dengan sabar Asdar menjelaskan bahwa pilihan ada dua macam bisa IPC (boleh memilih pelajaran IPA dan IPS) atau pilih salah satunya, jurusan IPA atau IPS saja, dengan biaya formulir yang berbeda, IPC lebih mahal. Tini memilih IPC, dengan pilihan pertama pendidikan biologi, kedua pendidikan kimia dan ketiga pendidikan sejarah. Asdar memberikan pertimbangan kalau pilihan pertamanya sebaiknya pendidikan kimia, Tini bingung dia berpikir kalau pilih pendidikan kimia nilai kimianya diraport selama SMA selalu rendah, rasanya kimia itu adalah momok baginya. Dengan sedikit menunduk, waduh kak susah betul kimia itu, saya takut tidak bisa mengikuti pelajarannya nanti. Asdar menjelaskan ini strategi saja yang penting lulus dulu, apalagi tahun lalu kimia itu peminatnya kurang. Dia meyakinkan Tini kalau misalnya lulus di jurusan kimia, dan tidak mampu bisa pindah ke jurusan lain yang dianggap lebih muda.
Tini diminta untuk segera memutuskan pilihan pertamanya pelajaran apa, dengan ragu- ragu dia memasrahkan pilihannya, “ baiklah pilihan pertamanya kakak aja yang milihkan maunya pelajaran apa. Dengan sedikit menggoda adik sepupunya tersebut Asdar mengatakan, “benar ya saya yang milihkan, tapi jangan saya lagi yang disuruh mengerjakan soal-soalnya nanti. Tini tersipu malu, “ siap kak.
Hari yang ditunggu-tunggu tiba, perasaan Tini campur aduk, lulus apa ndak ?. Terbayang kemungkinan terburuk kalau tidak lulus, bisa jadi batal kuliah, daftar di perguruan tinggi swasta biayanya mahal, balik ke kampung takutnya perjodohan yang dia tentang dulu diungkit kembali. Perasaannya tidak karuan, dalam hati dia berdoa, “ya Allah aku ingin lulus, Ya Allah kabulkanlah. Tidak lama menunggu dalam kecemasan Asdar dan temannya datang membawa surat kabar yang berisi pengumuman, dengan cekatan Tini menyambar surat kabar tersebut dengan hati berdebar-debar membolak-balik lembar demi lembar pengumuman tersebut tapi dia bingung karena ada beberapa yang sama dengan namanya. Tini mengembalikan surat kabarnya ke Asdar, “ waduh kak, saya bingung nama Tini ada beberapa orang. Dengan sedikit kesal Asdar mengambil surat kabar tersebut, “ Tin….tin yang diperhatikan itu nomor testnya bukan nama, karena nama itu banyak yang sama. Dengan tersipu malu sambil menunduk Tini bergumam, “Oh iya kak”.
“Naskah ini merupakan kiriman dari peserta KMO Alineaku, isi naskah sepenuhnya merupakan tanggungjawab penulis”
Comment Closed: Cerbung Part 4 : Strategi yang Menjebak
Sorry, comment are closed for this post.