KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Cerita Anak
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Cerpen » Suamiku Seniorku di Kampus

    Suamiku Seniorku di Kampus

    BY 26 Okt 2022 Dilihat: 55 kali

    Sulaikah Kurniawati

    Neea Sweet 

    Agustus 2002

    Dua puluh tahun lalu. Saat itu, aku resmi menjadi mahasiswa baru di Jurusan Kimia salah satu universitas di Surabaya. Bangga dan bahagia tentunya diterima di perguruan tinggi negeri.

    Berbagai kesibukan sebagai mahasiswa baru menyita waktu di pekan-pekan awal. Mulai dari orientasi universitas, sampai orientasi fakultas. Kami sebagai mahasiswa baru diberikan banyak kegiatan penyambutan supaya lebih siap ngampus. Lebih ngeh kalau sudah jadi mahasiswa,

    Masih di tahun yang sama, orientasi fakultas memasuki fase akhir. Kami dikumpulkan di ruangan besar dengan susunan duduk bertingkat seperti teater.

    Ada satu sesi hiburan yang bagus menurut aku. Penampilan nasyid. Empat sampai lima kakak angkatan tampil menyanyikan nasyid-nya Raihan yang berjudul Senyum. Mereka
    menamakan diri Lentera Voice. Karena aku cukup ndesit dunia per-nasyid-an,
    aku terkesima dengan tampilan mereka. Menurut aku, suara vokalisnya bagus dan
    kemampuan acapella mereka juga menarik.

    Untuk mengenal para pengurus organisasi, kami diberi tugas untuk meminta tanda tangan para Badan Pengurus Harian (BPH) organisasi kampus. Saat itu yang harus dimintai tanda tangan adalah BPH Badan Eksekutif Mahasiswa, BPH Badan Legisatif Mahasiswa, BPH Jamaah Intelektual Mahasiswa Muslim (JIMM), BPH Bursa Eksakta, dan BPH KSSPL –duh lupa apa kepanjangannya.  

    Seperti biasa, kami berburu tanda tangan sekaligus tebar pesona. Haha.. Biasa, aktivitas menyenangkan para mahasiswa baru adalah ghibahin kakak senior. Mana yang cakep, mana yang pintar lalu mencari tahu punya pacar apa tidak. Begitulah.

    Sampai akhirnya aku dan beberapa kawan meminta tanda tangan ketua JIMM yang bernama Taufi Qurrachman. Orangnya tinggi kurus, bermata bulat dengan rambut belah tengah. Oh ya dia juga vokalis nasyid Lentera Voice! Wow cakep tuh..

    Kesan pertama yang aku dapatkan, mas ini sok banget. Gak mau salaman, lihat wajahku aja enggak mau. Kan aku termasuk good looking. Hahaha…

    Kalau kata teman-teman, mereka menyebut mas senior itu dengan ikhwan. Ikhwan? Makanan apa itu?

    Kasak kusuk beredar di antara kami, ternyata si kakak senior itu dua tahun lebih tua dengan jurusan yang sama dengan aku. Aku mengamati si kakak senior dari jauh. Over all orangnya ramah dan kalem. Gak banyak neko-neko dan sering mengisi rapat-rapat kampus. Lumayan aktivis ya..Uhuy…

    Beberapa bulan kemudian, orientasi jurusan diselenggarakan di bumi perkemahan Coban Talun Malang. Aku dan semua teman satu jurusan dan satu angkatan berangkat bersama. Dengan perlengkapan seabreg, kami menikmati acara demi acara yang diadakan.

    Mas kakak senior itu ternyata ikut. Wah… pasti adem tuh karena senior lain kompak memasang wajah serem dan sangar. Pikirku saat itu. Namun ternyata tidak
    sepenuhnya begitu.

    Pada saat sesi makan siang, mas senior itu memasang wajah galak. Dengan tegas, ia meminta kami, para mahasiswa baru, menghabiskan nasi bungkus sampai bersih tak bersisa. Padahal seporsi nasi bungkus itu banyak banget. Perutku penuh. Mau berbagi dengan teman satu kelompok juga tidak ada yang mau. Aku menoleh ke mas senior, dia tetap dingin meminta kami menghabiskan makanan. Biyuh…kejam banget. Ya sudah, aku memasukkan dengan paksa nasi dan lauk itu ke mulut.

    Hari-hari berikutnya, aku dan teman-teman satu angkatan menghabiskan waktu untuk belajar dan praktikum. Sebagai mahasiswa Kimia, banyak laporan praktikum yang harus kami tuntaskan. Aku memilih untuk aktif berorgansasi di SKI kampus yang bernama JIMM. Eh, tapi bukan karena kakak senior itu lho ya. Aku masuk dan aktif di JIMM dan si kakak senior itu sudah demisioner dari ketua JIMM dan bergabung ke BLM. Jadi kami tidak “ketemu” di JIMM.

    Tahun pertama, tahun kedua sampai tahun ketiga ngampus dengan plus-plus agenda organisasi cukup membuat aku dewasa dan berbenah mengatur waktu. Jilbabku semakin panjang, dan sudah tidak lagi memakai celana panjang. Sesekali bergamis dan selalu berkaus kaki.

    Sekitar semester lima, aku berinteraksi dengan si kakak kelas. Interaksi kami melalui ponsel jadul yang hanya bisa nelfon dan kirim teks SMS (short message service). Saat itu aku aktif mengembangkan dana usaha organisasi dan menawarkan program donasi kepada para senior, salah satunya kepada si kakak kelas. Ehem… tenang, tidak ada rasa saat itu.

    Sampai kemudian di semester delapan, kami berinteraksi lagi dan si kakak senior menyampaikan maksud untuk lebih serius berteman. What… apa yang harus
    kulakukan?

    Aku pun menyampaikan ini kepada mentor aku. Beliau menyarankan untuk menyelesaikan kuliah dulu baru berpikir tentang sesuatu yang lebih “serius”. Tak lupa beliau meminta aku untuk menjaga komunikasi karena sudah ada sesuatu yang “lebih” di antara kami. Baiklah, aku manut.


    September 2006

    Kami bertemu kembali di sebuah forum taaruf.
    Ternyata, si kakak senior itu menyampaikan maksudnya kepada mentor-nya. Setelah
    bertukar biodata, kami dan para pembina memutuskan untuk taaruf, mengenal lebih dalam dalam sebuah forum.  Prosesi taaruf tidak berlangsung lama, karena kami sudah kenal sebelumnya. Kami berdua diminta istikharah lagi untuk meneguhkan keyakinan.


    Oktober 2006

    Singkat cerita, si kakak senior itu datang ke rumah membawa keluarganya untuk melamar aku. Tidak terlalu banyak seremonial seperti lamaran para artis, karena bapak aku tidak suka lamaran yang terlalu resmi. Cukup menyampaikan maksud, dan ramah tamah. Saking tidak resminya, aku sampai tidak sempat berhias. Bahkan kerudung segiempat yang aku siapkan, entah ke mana. Aku hanya memakai baju rumahan dan kerudung babat warna coklat. Duh..duh..parah…


    Maret 2007

    Setelah tujuh bulan menanti, Allah mengizinkan kami untuk menikah. Akad nikah dilaksanakan di rumah aku tepat di hari ulang tahun aku yang ke 23. Alhamdulillah, Allah hadirkan si kakak senior itu sebagai hadiah sekaligus imam di fase kehidupan aku berikutnya.

    Pernikahan kami sempat diragukan kedua orang tua kami, karena saat itu penghasilan si kakak senior “cuma” 600 ribu dan gaji aku sebagai guru “cuma” 400 ribu. Kalau ditotal, pas satu juta. Sesuatu yang dianggap nekat oleh adik aku kala itu. Gak masuk akal uang satu juta untuk membangun rumah tangga. Kami cuma berbekal keyakinan saja bahwa Allah akan melimpahkan rezeki melalui pernikahan ini. Harapan kami saat itu cuma satu, pernikahan full berkah dan daawiy.

    Jangan ditanya bagaimana perasaan aku saat mencium tangan si kakak senior itu selepas akad. Deg-degan pol. Aku sempat mbatin, tangannya kok kasar ya. Nggak pernah diolesi hand body lotion kayaknya, Hahaha…

    Aku juga sempat berekeringat merasa berdosa karena gandengan saat berjalan berdua yang pertama kalinya. Beneran ini sudah halal? Jangan-jangan dosa? Si kakak senior itu berkali-kali menyampaikan bahwa kami sudah halal, tenang saja. 

    Yang awalnya aku memanggil si kakak senior itu dengan sebutan akhi, selepas akad berubah menjadi mas. Si kakak senior yang awalnya menyebut aku ukhty, akhirnya berubah memanggil aku dengan sebutan khusus yaitu non.


    September 2022

    Alhamdulillah, tahun ini jalan lima belas tahun perjalanan rumah tangga kami. Anak pertama
    sudah mau lulus SMP dan si anak kedua sedang belajar di kelas 5. Sama seperti
    rumah tangga pada umumnya, tidak ada yang mudah bagi kami menjalaninya. Godaan dan ujian kerap datang silih berganti. Allah selalu ada menguatkan dan
    memudahkan setiap langkah.

    Aku bersyukur, sampai di titik ini, kami berdua bertumbuh bersama, berusaha salingmelengkapi. Sadar sebagai orang tua kami amat tidak sempurna, namun kami tetap berpegangan tangan, belajar bersama menjadi orang tua yang lebih baik.

    Aku pernah berkelakar dengan suami begini : Harusnya dulu itu Umi bilang gini ya akhiy jangan galak-galak, aku adalah istrimu
    di masa depan.
    Suami terkekeh mendengar lelucon aku. Ia pun balas
    menyampaikan : sapa koen? Ngaku-ngaku!

    Suamiku, si kakak senior itu, berada di kutub yang berbeda dengan karakter aku. Beliau sanguinis phlegmatis, aku kolerik melankolis. Gaya belajar beliau auditori, sedangkan aku kinestetik. Beliau yang easy going, aku yang terlalu serius dan penuh drama. Sering bertumbukan namun tak jarang saling menertawakan kenaifan kami. Kami sedang berjalan menuju titik tengah. Kami sedang berjalan menuju jannahNya.
    InsyaAllah. Aamiin.

     

    Surabaya
    10 Oktober 2022

     

     

    Biodata Penulis

     

    Neea Sweet merupakan nama pena dari penulis yang bernama Sulaikah Kurniawati.

    Ibu dua anak yang juga pendidik di SDIT Al Uswah Surabaya ini memang suka membaca, menulis dan menonton film.

    Aktivitas menulis pengagum berat penulis senior Habiburahman El Shirazy ini bermula ketika menyusun buku pelajaran tematik untuk internal sekolah pada 2010 lalu.

    Tiga karya solo yang berjudul Guru Galak, Love for Haura, Never Give Up, Arin! menghiasi dunia literasi Indonesia.

    Akun media
    sosial : IG @neea_sweet ; Fb Ummu Azzam ; 

    Mau jadi penulis Sebariskata dan berpeluang gajian ? Sangat terbuka untuk penulis umum

    Bagikan ke

    Comment Closed: Suamiku Seniorku di Kampus

    Sorry, comment are closed for this post.

    Popular News

    • Menurut Stephen Covey Manusia Memiliki Kebutuhan Dasar, Kecuali? a. To Live b. To Love c. To Listen d. To Leave the Legacy Jawaban: c. To Listen Menurut Stephen Covey Manusia Memiliki Kebutuhan Dasar, Berikut Pembahasannya: Stephen Covey, seorang penulis dan konsultan manajemen terkenal, dalam karya-karyanya sering membahas tentang kebutuhan dasar manusia. Dalam bukunya yang terkenal, […]

      Jun 25, 2024
    • Hari sudah menunjukkan pukul 14.30. Suasana di sekolah tempat Ustadz Hamdi mengabdikan diri sudah mulai sepi. Anak-anak sudah banyak yang pulang. Ustadz Hamdi masih duduk di meja kerjanya sambil memeriksa satu persatu tugas murid-muridnya. Saat itu tiba-tiba HP Ustadz Hamdi berdering “Kriiing, kriiing, kriiing…”  “Halo…., Assalamu alaikum !”  “Wa alaikum salam. Ini Lisa, pak Ustadz.” […]

      Jun 06, 2024
    • Aku adalah teman sekelas Sky di SMP, kami berada dikelas yang sama selama 3 tahun. Sekarang setelah masuk SMA kami berada di sekolah dan kelas yang sama. Sky selalu menjadi orang terpopuler di sekolah, Sky tinggi,  tampan, dan sangat ramah. Namun sayangnya aku merasa dia selalu dingin hanya padaku, aku bahkan tidak tau alasan dibalik […]

      Jun 10, 2024
    • Mahaga Belom Bahadat adalah bahasa Dayak Ngaju yang mempunyai makna yaitu menjaga kehidupan yang saling menghargai, menghormati serta menjunjung tinggi kehidupan Adat Istiadat maupun tradisi kearifan lokal di wilayah yang kita tempati. Era zaman sekarang ini sudah banyak sekali para generasi yang melupakan prinsif-prinsif hidup yang telah dulu ditinggalkan para leluhur(nenek moyang) kita, padahal banyak […]

      Jun 02, 2024
    • Part 13 : Candi Borobudur Keesokan harinya Rama sibuk mencari handphone yang biasa membangunkannya untuk berolahraga disaat Rama berada di Jogja. Rama tersenyum dan semangat untuk bangun, membersihkan diri dan segera membereskan kamarnya. Tidak lupa Rama juga menggunakan pakaian yang Rapih untuk menemui Rani hari ini. Sementara Rani seperti biasa masih bermalas-malasan di dalam kamarnya […]

      Sep 07, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021