Subuh : Waktu Emas yang Banyak Diremehkan

Penulis : Sukri (Member KMO Alineaku)

Dirikanlah shalat dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam dan (dirikanlah pula shalat) subuh. Sesungguhnya shalat subuh itu disaksikan (oleh malaikat). (Q.S Al israk ayat : 78)

Pembahasan kita tentang sholat subuh ini bukan berarti sholat-sholat yang fardhu lainnya tidak penting, bukan pula berarti untuk membedakan sholat subuh dengan sholat-sholat fardhu lainnya. Tetapi berdasarkan kajian dan penelitian, mengungkapkan bahwa sholat subuh mempunyai keistimewaan yang luar biasa.

Pernah suatu ketika seorang pemimpin Yahudi berkata, bahwa mereka tidak takut dengan umat Islam, kecuali pada satu hal, apa itu? Yaitu apabila jumlah umat Islam yang sholat subuh sama banyaknya dengan jumlah umat islam yang sholat Jum’at.

lalu pelajaran apa yang dapat kita ambil dari pernyataan pemimpin Yahudi tersebut? Jawabannya, ternyata orang Yahudi jauh lebih jeli daripada kita umat Islam, mereka lebih perhatian terhadap kondisi kita umat Islam daripada kita umat Islam itu sendiri.

Dan ini memang kenyataannya, betapa selama ini banyak di antara kita umat Islam yang terlena dalam yang panjang, dibuai mimpi-mimpi yang indah, sehingga panggilan azan dari Masjid dan Musholla tidak terdengarkan oleh kita, atau ada yang mendengar, namun karena mata yang sangat mengantuk mampu mengalahkan seruan azan, dan hanya sedikit saja diantara kita umat Islam yang mau bangun untuk membentuk sederet dua deret saf pada waktu sholat subuh, kenapa ini terjadi? Karena banyak diantara kita yang tidak tahu keistimewaan dan betapa nikmatnya sholat subuh.

Mari kita merenung sejenak, kalaulah sekiranya istri kita, anak kita atau siapapun juga yang membangunkan kita pada jam 5 pagi, sambil berteriak, rumah kita kebakaran, rumah kita kebakaran, apa kira-kira yang akan kita lakukan, apakah kita akan segera bangun dan loncat dari tempat tidur dan segera keluar dari rumah untuk menyelamatkan diri atau apakah kita kita akan mengatakan kepada istri atau anak kita, biarkan saya tidur, saya masih ngantuk karena saya tidur terlambat tadi malam dan banyak pekerjaan yang menunggu saya besok, nanti apinya akan padam dengan sendirinya. Mana yang akan kita lakukan dan jawablah dengan jujur. Saya yakin kita pasti akan melakukan hal yang pertama dari pada yang kedua. Kita akan segera bangun dan keluar dari rumah untuk menyelamatkan diri kita. Tapi kenapa ketika panggilan azan Hayya ‘alassholah, marilah mengerjakan sholat, hayya ‘alal falah, marilah menuju kemenangan, assholaatu khoirum minannaum, sholat subuh itu lebih baik daripada tidur, kita sepelekan dengan masih tetap melanjutkan tidur kita, seolah-olah kita mengatakan annaum khoirum minassholah, tidur itu lebih baik dari sholat subuh.

Mari kita jawab dengan jujur, mana yang lebih menakutkan, api yang membakar rumah kita atau api neraka jahannam pada hari kiamat nanti? Mana yang lebih menyakitkan, api dunia atau api akhirat? Jawaban kita pasti lebih menakutkan api neraka jahannam dari pada api yang akan membakar rumah kita, jawaban kita pasti lebih menyakitkan api akhirat daripada api dunia, lalu mengapa kita selalu menganggap santai api neraka, sementara kita tahu dia benar-benar ada dan tidak akan padam, mengapa justru kita takut kepada api dunia yang sebenarnya sepele sekali bila dibandingkan dengan api akhirat.

Kalaulah sekiranya ada orang kaya berjanji akan memberikan anda uang setiap hari satu juta rupiah jika anda datang tepat waktu pada pada jam 3 pagi untuk menjumpainya, apakah anda akan segera bangun untuk mendatanginya atau apakah anda akan tetap tidur dan beralasan tidak bisa datang karena terlambat bangun? Jawabannya pasti anda akan mendatanginya setiap harinya dan tidak akan pernah terlambat walau sekalipun, maka dalam satu tahun anda akan mendapatkan uang sebanyak 365 juta, lalu setelah satu tahun berlalu maka datanglah ajal anda, anda akan dibawa dengan keranda menuju liang lahat, lalu apakah anda senang masuk liang lahat dengan membawa uang 365 juta dan tidak pernah melaksanakan sholat subuh sekalipun, atau anda lebih memilih masuk ke dalam kubur dengan membawa 365 sholat subuh dan tidak membawa uang walau hanya seribu rupiahpun. Saya yakin kita akan lebih memilih masuk ke dalam kubur dengan membawa 365 sholat subuh

Walaupun berat rasanya bangun di waktu subuh, walaupun rasa kantuk melanda kita, tapi yakin dan percayalah, ketika percikan air wudhu menerpa wajah kita, maka rasa kantuk akan sirna, lalu kita bangun melaksanakan sholat subuh, maka insya Allah kita akan mendapatkan kenikmatan dan keindahan yang sulit dibahasakan dengan kata-kata, lalu setelah sholat subuh kita lantunkan ayat-ayat suci Alquran di rumah kita. 

Ternyata di balik pelaksanaan sholat subuh yang dua rokaat di ambang fajar tersimpan rahasia yang sangat menakjubkan, banyak permasalahan hidup kita yang kita rasakan ntah itu kesulitan ekonomi, penyakit yang tak kunjung sembuh, fikiran yang kacau, hati yang tidak tenang dan lain sebagainya bila dikaji ternyata disebakan dari pelaksanaan sholat subuh yang selalu kita sepelekan, itulah sebabnya para sahabat nabi selalu berusaha sekuat tenaga agar tidak kehilangan waktu emas tersebut.

Pernah suatu ketika mereka terlambat sholat subuh dan itu terjadi ketika mereka akan menaklukkan banteng Tastar, tragedi ini membuat sahabat nabi seperti Anas bin Malik selalu menangis bila dia teringat akan sholat subuh yang terlambat itu. Satu kali saja mereka terlambat sholat subuh, bukan tidak melaksanakah sholat subuh, tapi terlambat melaksanakan sholat subuh disebabkan peperangan, mereka selalu menangis karena merasa kesal, lalu bagaimanakah dengan kita yang ratusan, ribuan bahkan tak terhitung lagi berapa banyak sholat subuh yang kita tinggalkan, pernahkah kita merasa kesal dan menangis? Kalau pernah Alhamdulillah, kalau tidak, maka marilah mulai detik ini kita berusaha untuk bangun di waktu subuh dan melaksanakan sholat subuh berjamaah terutama bagi kita yang rumahnya berdekatan dengan Masjid dan Musholla, karena rugi rasanya kalau rumah kita dekat dengan masjid atau musholla kalau kita tidak melaksanakan sholat subuh berjama’ah, karena satu kesempatan telah kita miliki dibandingkan dengan saudara-saudara kita yang rumahnya jauh dari Masjid dan Musholla.

Hari ini, dunia dihebohkan dengan satu makhluk kecil yang maha dahsyat yaitu Covid 19, Corona Virus disease 19, untuk mencegah dan memutus mata rantai penyebaran virus ini pemerintah sudah mengambil beberapa kebijakan diantaranya dengan meliburkan sekolah. Bahkan ada himbauan dari MUI untuk melaksanakan sholat di rumah di daerah yang terindikasi terkena wabah virus ini. 

Seorang ustadz menceritakan pengalamannya, setelah melakukan sholat tahajjud selama 3 malam berturut-turut maka dia mendapatkan jawaban dari permasahan virus yang ada sekarang ini, jawabannya kata beliau ada dalam surat Thoha ayat 124 yang berbunyi :

Dan yang harus kita lakukan kata beliau adalah dengan senantiasa dalam keadaan berwudhu, siap buang air besar, berwudhu lah, siap buang air kecil berwudhulah, bahkan setelah buang angin berwudhuklah, insya Allah kita akan terhindar dari virus yang menakutkan ini.

Imam Al Ghazali RA pernah ditanya muridnya, perihal bagaimana cara mengukur kecerdasan seseorang, beliau menjawab:”tak perlu bandingkan dirimu dengan orang lain, cukup bandingkan kecerdasan dirimu dengan ayam jantan yang berkokok di subuh hari, dan lihatlah siapa yang lebih dulu bangun untuk mengingat Rabbnya atau mengingat Tuhannya, maka itulah yang lebih cerdas..”

Dari jawaban Imam Al Ghazali tersebut, kiranya bisa menjadi sindiran secara tidak langsung bagi kita semua, betapa bagi kita yang biasa bangunnya  di subuh hari, setelah ayam berkokok,  berarti kecerdasan kita lebih rendah dari kecerdasan seekor ayam yang telah berkokok di waktu subuh. 

Dan beliau pun ditanya, bagaimana awal untuk mencintai Allah Ta’ala, beliau pun memberi jawaban:”belajarlah mencintai Allah Ta’ala dengan mencintai rumahNya yaitu masjid, dan cintailah masjid melebihi cinta kita pada rumah kita sendiri, dan jawaban beliau ini juga mengajarkan kepada kita untuk senantiasa meramaikan masjid dengan sholat berjama’ah. Semoga kita semua bisa menjadi hamba hamba Allah yang senantiasa meramaikan masjid untuk melaksanakan sholat berjama’ah terutama sholat subuh berjama’ah.

“Naskah ini merupakan kiriman dari peserta KMO Alineaku, isi naskah sepenuhnya merupakan tanggungjawab penulis”