KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Catatan Harian
  • Cerita Anak
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kisah Inspiratif
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • Manajemen
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Opini
  • Organisasi
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • SDM
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Artikel » Suka Menyanyi

    Suka Menyanyi

    BY 12 Okt 2024 Dilihat: 158 kali
    Suka Menyanyi_alineaku

    Learning English Through Song adalah topik paling menyenangkan di dalam kelas. Karena selain mempelajari tentang makna lagu, juga bisa mengekspresikan diri di depan kelas.  Bagi yang ingin tampil single dipersilahkan,  begitu juga yang ingin berkelompok dan bernyanyi bersama teman-temannya juga diizinkan.

    Saat tampil di perbolehkan membawa alat musik.  Ada yang membawa gitar,  pianika,  gendang,  dan alat musik yang lainnya.

    Kiki hobinya adalah menyanyi. Setiap hari dia selalu berlatih menyanyi. Karena dia juga tergabung dalam grup band di sekolah.

    Ketika Pensi (Pentas Seni), Kiki sebagai vokalisnya.  Lagu yang dibawakan rancak dan suasana gembira, kalau bisa sambil berjoget. Maka ketika pelajaran Bahasa Inggris membahas tentang “Song”, dialah yang terlihat antusias. Teman-teman di kelasnya memilih berkelompok supaya bisa tampil bersama. Tetapi Kiki lebih suka bernyanyi sendiri. Teman-temannya merasa terhibur,  bahkan ikutan bernyanyi bersama.  Lagu yang dibawakan enak, ngetop dan mudah dihafal.  Makanya hampir semuanya bisa menyanyikan lagu tersebut. Ada salah satu temannya yang sampai berdiri, berjoget, dan menirukan gerakan penyanyi aslinya. Kelas menjadi ramai, seru dan menyenangkan.

    Ketika di Ruang Guru, beberapa Guru membicarakan tentang kelasnya Kiki. Mereka suka mengajar di kelas tersebut,  tetapi terganjal oleh seorang siswa yang tidak mau aktif seperti teman-temannya yang lain. Hampir semua tugasnya kosong,  tidak ada nilainya sama sekali.  Artinya Kiki tidak pernah mengerjakan tugas sama sekali. Tentu saja Bapak Ibu Guru menyampaikan ke wali kelasnya dan meminta tolong untuk dibantu mengingatkan agar Kiki mau segera menyelesaikan tugas-tugas yang belum dikerjakan sebelum PAS (Penilaian Akhir Semester).

    Kiki memang tidak membantah,  dia selalu bilang, “Iya” setiap kali diingatkan. Tetapi kenyataannya, tetap tidak dikerjakan sama sekali. Ini yang membuat Bapak Ibu guru bingung mau memberi nilai berapa untuk Kiki.

    “Kiki, sudah mengerjakan tugas Bahasa Inggris?” wali kelas mengingatkan supaya Kiki tidak lupa dengan tugasnya.

    “Sudah, Bu.” jawabnya spontan.

    Wali kelas tidak tinggal diam dan menanyakan ke Miss Fifi tentang tugas-tugas anaknya yang belum tuntas. Kata Miss Fifi, semua sudah beres kecuali Kiki. Wali kelas mulai gusar. Ada bibit ketidakjujuran dalam kelasnya.

    Hari Selasa, saatnya Miss Fifi masuk kelas Kiki, Miss Fifi memberikan kesempatan kepada siswa-siswi untuk membaca sebuah cerita. Kiki dengan semangat maju ke depan dan membaca dengan keras. Dia terlihat semangat dalam belajar Bahasa Inggris. Teman-teman mendengarkan dengan seksama sambil membuka bukunya masing-masing. Setelah itu, mereka mencoba membuat catatan kecil untuk mempermudah dalam menceritakan ulang apa isi dari cerita yang dibaca oleh Kiki. Semua mengerjakan dengan cepat dan terstruktur, tetapi tidak dengan Kiki.

    “Kiki,  tugasmu sudah selesai?” Tanya Miss Fifi sambil berdiri di dekat bangku Kiki.

    “Belum, Miss.” jawab Kiki sambil membolak-baik bukunya. 

    “Tugas minggu lalu sudah beres?” Kembali Miss Fifi menanyakan. 

    “He… He… He…  belum juga, Miss. Soalnya tugasnya banyak.” Kiki mulai beralasan.

    “Harus segera dikerjakan, jangan menunda pekerjaan. Nanti jadi terasa berat.” Miss Fifi menasehati.

    “Anu… Miss….  Semua pelajaran ada tugasnya.” Kiki mulai berkelit.

    “Teman-temanmu sudah selesai belum?” Selidik Miss Fifi.

    “Sudah, sih.” Kiki menjawab cepat.

    “Itu karena mereka langsung mengerjakan satu per satu, makanya selesai.” Ucap Miss Fifi.

    Kiki mengiyakan, tetapi masih bingung mulai dari mana mengerjakan tugasnya  karena masih banyak yang belum dikerjakan. 

    “Ayo Ki, ke depan dekat Miss Fifi biar saya dampingi mengerjakan tugasnya. Pastikan tugas yang kemarin sudah harus selesai hari ini.” Saran Miss Fifi.

    Kiki berjalan ke depan kelas sambil membawa buku dan alat tulisnya. Dia mengerjakan dengan serius di sebelah meja Guru. Setelah beberapa saat, tugas-tugas yang sebelumnya akhirnya selesai juga.

    Berarti Kiki memang perlu perhatian dalam mengerjakan setiap pekerjaannya. Bila dibiarkan begitu saja, dia lebih banyak diam, melamun  dan tidak mengerjakan apa-apa.

    Menjelang penerimaan raport,  Bapak dan Ibu Guru mengadakan rapat segitiga antara wali kelas,  TaTib (Tata Tertib) dan BK. Ini membahas tentang perkembangan siswa-siswi selama satu semester. Beberapa pengajar masih mengeluh tentang Kiki yang tugasnya masih banyak yang belum terselesaikan. Miss Fifi meminta izin untuk menyampaikan cara yang dipakai dalam menghadapi siswa seperti Kiki dan ini terbukti berhasil. Dulu Kiki tugasnya kosong, setiap ditanya katanya masih mengerjakan, tetapi kenyataannya justru tidak dikerjakan sama sekali dan beralasan tugasnya terlalu banyak.

    Caranya adalah meminta Kiki untuk ke depan, menyelesaikan tugas yang sebelumnya dan belum boleh kembali duduk di bangkunya sebelum pekerjaannya tuntas. Tentu saja dia segera menyelesaikannya karena malu dengan teman-teman yang lain. Bila tanpa tindakan dan perhatian khusus, Kiki akan mengabaikan tugasnya begitu saja. 

    Pada semester berikutnya, Miss Fifi tidak terlalu kesulitan menghadapi Kiki dalam hal mengerjakan tugas harian, tetapi karena ada terjadi wabah Covid 19, semua harus Stay At Home,  tidak boleh ada yang keluar rumah, semua murid harus belajar dari rumah.  Bapak dan Ibu Guru harus tetap mengajar secara online melalui Google Classroom atau Zoom.

    Ini memang perlu perhatian ekstra dalam Kegiatan Belajar Mengajar. Bagi anak-anak yang rajin tentu tidak masalah, tetapi bagi siswa yang perlu didampingi oleh Bapak dan Ibu Guru akan menjadi ganjalan tersendiri.

    Dalam Google Classroom, setelah diberi materi pembelajaran,  para siswa diminta untuk mengerjakan soal-soal dan dikumpulkan dalam pada hari yang sama. Bapak dan Ibu Guru memantau dan langsung mengecek siapa yang sudah mengerjakan, siapa yang terlambat dan siapa yang belum. Nah, Kiki adalah satu-satunya siswa yang belum mengerjakan tugasnya. Ini yang agak repot karena tidak bisa tatap muka, tidak bertemu langsung dengan anaknya, sehingga sulit memantau.

    Akhirnya, tetap meminta bantuan wali kelas untuk mengingatkan Bahwa Kiki masih belum mengikuti pelajaran online.  Wali kelas menghubungi orang tua Kiki dan memintanya untuk mendampingi putranya dalam belajar dari mengerjakan tugas-tugas di sekolahnya.

    Sebenarnya orang tua Kiki cukup kooperatif dah mau mendampingi hingga tuntas. Akan tetapi, ketidakjujuran Kiki semakin kelihatan. Kiki bilang ke orang tuanya, katanya tugasnya sudah selesai dikerjakan semuanya, padahal belum. Yang lebih parah adalah yang disampaikan dan kenyataan berbeda dengan realitas yang ada.

    “Ki, tugasnya sudah dikerjakan?” tanya wali kelas memastikan.

    “Iya bu,  ini masih proses.” Kiki menjawab sekenanya.

    “Coba Ibu lihat, sampai mana mengerjakannya.” lanjut wali kelasnya.

    Kiki baru mengeluarkan buku tugasnya dari dalam tas dan berpura-pura mengerjakan.

    “Sudah dapat berapa nomor? ” Ibu wali kelasnya seperti mengejar hingga tuntas. 

    Kiki membuka bukunya dan ternyata masih kosong, belum ada tulisannya sama sekali. 

    “Maaf, Bu. Saya belum mengerjakan.” Kiki mengakui kesalahannya.

    “Kiki, sampai kapan kamu akan berbohong pada Ibu?” Desak wali kelasnya. Kiki hanya tertunduk diam dan merasa bersalah.

    “Sudah,  jangan diam saja. Ayo dikerjakan, biar cepat selesai ” Ibu wali kelasnya meminta sambil duduk di sebelah Kiki.

    “Kiki, kamu itu sudah SMA. Kamu harus punya tanggung jawab,  jangan seperti ini terus. Kamu kalau nggak naik kelas gimana?” Tanya wali kelasnya.

    “Nggak mau, Bu. Saya juga ingin naik kelas sebelas.” Ungkap Kiki.

    “Ya sudah,  makanya serius belajar. Jangan malas, jangan suka berbohong lagi.” Wali kelasnya menasehati.

    Wali kelasnya sampai  bingung menghadapi Kiki, karena dia terus membolak-balik cerita. Ketika diberitahu oleh wali kelasnya untuk segera menyelesaikan tugas, dia seolah mengiyakan. Ketika ditanya oleh Ayahnya, dia bilang semua tugasnya sudah beres dikerjakan semua, padahal belum sama sekali. Sama halnya dengan tugas Bahasa Inggris yang belum tuntas. Dia bilang ke orang tuanya katanya sudah selesai dikerjakan semua, padahal belum. Karakter seperti ini yang harus segera diluruskan. Ketidakjujuran menyebabkan banyak kerugian.

    Perlahan tapi pasti, Kiki terus dipantau dan mendapat perhatian khusus dari wali kelasnya. Kroscek ke orang tuanya, kroscek ke guru mata pelajarannya, selalu bertanya sampai sejauh mana Kiki berusaha mengerjakan tugas-tugasnya. Sehingga ruang gerak untuk Kiki berbohong menjadi lebih sempit.

    Kiki mulai membaik pada semester 2 ini karena wali kelasnya sangat memperhatikan perkembangan belajarnya. Tetapi, dia memang tipe pelajar yang suka praktek, tidak terlalu suka menulis,  mengerjakan, duduk manis dan mencatat. Yang paling dia sukai adalah Sing a song.  Menyanyi membuatnya terbebas dari tugas yang ada. Dia bisa berbicara sendiri, berjoget dan mengekspresikan perasaannya.

    PAT (Penilaian Akhir Tahun) sudah dimulai. Kiki mulai mengerjakan tugas-tugasnya yang sempat tertunda. Selain mengerjakan soal-soal PAT, dia juga mengejar ketertinggalannya selama ini. Kiki benar-benar berjanji untuk merubah kebiasaan yang kurang baik selama ini. Kiki menyadari menyanyi memang menyenangkan, tetapi tugas-tugas akademik tidak boleh dilupakan.

    Dengan dorongan kedua orang tuanya dan perhatian khusus dari wali kelas dan guru-gurunya, Kiki berhasil mengejar ketinggalannya dengan belajar maksimal. Semoga di kelas berikutnya, Kiki menjadi lebih baik dari sebelumnya.

     

     

    Kreator : Sofi Rohma

    Bagikan ke

    Comment Closed: Suka Menyanyi

    Sorry, comment are closed for this post.

    Popular News

    • Part 15: Warung Kopi Klotok  Sesampainya di tempat tujuan, Rama mencari tempat ternyaman untuk parkir. Bude langsung mengajak Rani dan Rama segera masuk ke warung Kopi Klotok. Rama sudah reservasi tempat terlebih dahulu karena tempat ini selalu banyak pengunjung dan saling berebut tempat yang ternyaman dan posisi view yang pas bagi pengunjung. Bude langsung memesan […]

      Okt 01, 2024
    • Part 16 : Alun – Alun  Kidul Keesokan paginya seperti biasa Bude sudah bangun dan melaksanakan ibadah sholat subuh. Begitupun dengan Rani yang juga melaksanakan sholat subuh. Rani langsung ke dapur setelah menunaikan ibadah sholat subuh. Tidak lama disusul oleh Bude dan langsung mengambil bahan masakan serta mengiris bahan untuk memasak. Rani dan Bude sangat […]

      Okt 16, 2024
    • Part 14: Kopi Klotok Pagi hari yang cerah, secerah hati Rani dan semangat yang tinggi menyambut keseruan hari ini. Ia bersenandung dan tersenyum sambil mengiris bahan untuk membuat nasi goreng. Tante, yang berada di dekat Rani, ikut tersenyum melihat Rani yang bersenandung dengan bahagia. “Rani, kamu ada rasa tidak sama Rama? Awas, ya. Jangan suka […]

      Sep 18, 2024
    • Part 13 : Candi Borobudur Keesokan harinya Rama sibuk mencari handphone yang biasa membangunkannya untuk berolahraga disaat Rama berada di Jogja. Rama tersenyum dan semangat untuk bangun, membersihkan diri dan segera membereskan kamarnya. Tidak lupa Rama juga menggunakan pakaian yang Rapih untuk menemui Rani hari ini. Sementara Rani seperti biasa masih bermalas-malasan di dalam kamarnya […]

      Sep 07, 2024
    • Part 12 : Cemburu Rama langsung memukul Jaka saat Jaka baru saja masuk ke ruang kerjanya Rama. Jaka yang meringis bukannya marah namun malah tersenyum terhadap Rama karena Jaka tahu bahwa Rama lagi cemburu terhadapnya. Rama males menjawab salam dari Jaka namun sebagai orang yang punya adab Rama harus menjawab salam dari Jaka dengan sopan. […]

      Sep 05, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021