KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • basedonmyrealitylife
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Catatan Harian
  • Cerita Anak
  • Cerita Bersambung
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kisah Inspiratif
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • Madhoe Retna
  • Manajemen
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Opini
  • Organisasi
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • SDM
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Artikel » Sukacitaku Penuh

    Sukacitaku Penuh

    BY 27 Sep 2025 Dilihat: 13 kali
    Sukacitaku Penuh_alineaku

    Tiga tahun. Itu waktu yang kami habiskan untuk menanti kehadiran anggota keluarga baru. Setelah kelahiran anak pertama, kami memutuskan untuk menunda dua tahun lagi untuk kehamilan kedua. Pertimbangannya banyak: umur anak pertama yang masih kecil, umur saya yang tidak lagi muda, serta kemapanan keluarga dalam hal materi dan terlebih lagi mental kami bertiga. Kami ingin semuanya benar-benar siap sebelum menyambut bayi berikutnya. 

    Namun, Tuhan punya rencana sendiri yang berbeda dengan apa yang kami rencanakan sebelumnya. Ketika akhirnya setelah lima tahun berlalu, dua garis merah muncul di alat tes kehamilan. Air mata bahagia tak terbendung lagi. Kehamilan kedua ini adalah jawaban dari doa dan kerinduan kami selama ini.

    Hari demi hari berlalu, kehamilan ini membawa suka cita yang luar biasa. Apalagi saat USG pertama kali menunjukkan bahwa bayi kami adalah perempuan. Rasanya lengkap sudah kebahagiaan kami. Si sulung laki-laki dan adiknya perempuan. Kami memutuskan untuk memberinya nama yang berarti “Sukacita” dalam bahasa Ibrani, sebagai harapan dan doa agar ia selalu membawa kebahagiaan bagi keluarga dan orang-orang di sekitarnya. Tuhan telah mendengar doa kami, dan kehadirannya adalah bukti nyata dari kasih-Nya.

    Namun, perjalanan ini tidak selalu mulus. Saya mengalami Hyperemesis Gravidarum yang cukup berat, menguras emosi dan membuat berat badan saya turun drastis. Tapi, semua itu terbayar lunas saat proses persalinan berjalan normal, cepat, dan lancar. Bayi perempuan kami lahir dengan selamat, membawa kebahagiaan yang tak terkira. 

    Tapi, situasi saat itu tidak mudah. Saya melahirkan di tengah pandemi Covid-19 yang sedang memanas. PSBB dan karantina diberlakukan di mana-mana, Papua LockDown total tanpa ada yang bisa masuk maupun keluar pulau selama 1 bulan untuk memutus rantai penularan virus. Hal ini membuat kami tidak bisa pulang kampung untuk melahirkan. Oma dan opa pun tidak bisa datang mendampingi. Bahkan, si sulung yang masih kecil terpaksa menginap semalam di rumah sakit karena tidak ada yang bisa menjaganya di rumah. Padahal, anak-anak sebenarnya tidak diperbolehkan berada di rumah sakit, tapi apa lagi yang bisa kami lakukan?

    Carino, panggilan kesayanganku untuk suamiku,  benar-benar menjadi pahlawan dalam situasi ini. Seorang diri, ia merawat saya pasca melahirkan, merawat bayi perempuan kami, dan juga merawat si sulung yang masih butuh perhatian. Ia bahkan memasak dan mengurus segala kebutuhan rumah tangga. Sungguh, saya tidak tahu bagaimana ia bisa melakukannya. Bahkan, saat kami baru pulang dari rumah sakit setelah 20 jam melahirkan, rumah kami kebanjiran. Air merendam lantai, dan kami harus berjuang untuk membersihkan semuanya. Tapi, Carino tidak pernah mengeluh. Ia tetap tegar dan selalu tersenyum, membuat kami merasa pasti bahwa semuanya akan baik-baik saja.

    Hari ulang tahun si sulung yang hanya berselang sehari dari kelahiran adiknya hampir batal dirayakan karena banjir melanda rumah kontrakan kami. Tapi, dengan segala keterbatasan, kami tetap merayakannya dengan sederhana. Si sulung tampak bahagia, meski ia tahu bahwa perhatian kami sekarang terbagi. Ia bahkan terlihat bangga menjadi seorang kakak. Saat itu, saya menyadari bahwa kebahagiaan tidak selalu datang dari hal-hal besar. Kadang, kebahagiaan itu hadir dalam momen-momen kecil yang penuh makna.

    Kini, ketika saya memandang bayi perempuan kami yang tidur lelap sembari terdengar dengkuran kecilnya, saya merasa bahwa semua perjuangan ini sepadan. Tuhan telah memberikan kami sukacita yang melimpah, melalui kehadirannya. Ia membawa kebahagiaan yang meluap-luap bagi keluarga kami. Dan Carino, sungguh, ia adalah suami dan ayah yang luar biasa. Tanpa dia, mungkin saya tidak akan bisa melewati semua ini dengan tegar.

    Pengalaman ini adalah salah satu momen yang tak akan pernah terlupakan dalam hidup kami. Sukacita yang datang di tengah segala kesulitan, membuat kami semakin yakin bahwa Tuhan selalu punya rencana terbaik untuk keluarga kami. Dan kini, kami siap menjalani babak baru dalam hidup kami, berempat mengarungi lautan kehidupan dengan angin sepoi dan gelombang pasangnya dengan penuh syukur dan kebahagiaan. Terpujilah Tuhan yang memenuhi suka citaku.

     

     

    Kreator : Vidya D’CharV (dr. Olvina ML.L. Pangemanan, M.K.M.)

    Bagikan ke

    Comment Closed: Sukacitaku Penuh

    Sorry, comment are closed for this post.

    Popular News

    • Part 15: Warung Kopi Klotok  Sesampainya di tempat tujuan, Rama mencari tempat ternyaman untuk parkir. Bude langsung mengajak Rani dan Rama segera masuk ke warung Kopi Klotok. Rama sudah reservasi tempat terlebih dahulu karena tempat ini selalu banyak pengunjung dan saling berebut tempat yang ternyaman dan posisi view yang pas bagi pengunjung. Bude langsung memesan […]

      Okt 01, 2024
    • Part 16 : Alun – Alun  Kidul Keesokan paginya seperti biasa Bude sudah bangun dan melaksanakan ibadah sholat subuh. Begitupun dengan Rani yang juga melaksanakan sholat subuh. Rani langsung ke dapur setelah menunaikan ibadah sholat subuh. Tidak lama disusul oleh Bude dan langsung mengambil bahan masakan serta mengiris bahan untuk memasak. Rani dan Bude sangat […]

      Okt 16, 2024
    • Dalam dunia pendidikan modern, pendekatan sosial emosional semakin banyak dibahas. Salah satu model yang mendapatkan perhatian khusus adalah **EMC2 sosial emosional**. Namun, apa sebenarnya yang dimaksud dengan Definisi EMC2 sosial emosional? Mengapa pendekatan ini penting dalam pembelajaran? Mari kita bahas lebih lanjut untuk memahami bagaimana EMC2 berperan dalam perkembangan siswa secara keseluruhan. Definisi EMC2 Sosial […]

      Okt 02, 2024
    • Pancasila sebagai dasar negara Indonesia tidak lahir begitu saja. Di balik perumusan lima sila yang menjadi pondasi bangsa ini, ada pemikiran mendalam dari para tokoh pendiri bangsa, salah satunya adalah Soekarno. Pemikiran Soekarno dalam merumuskan Pancasila sebagai dasar negara menjadi salah satu tonggak penting dalam sejarah Indonesia. Lalu, apa saja pemikiran Soekarno tentang dasar negara […]

      Des 02, 2024
    • Part 14: Kopi Klotok Pagi hari yang cerah, secerah hati Rani dan semangat yang tinggi menyambut keseruan hari ini. Ia bersenandung dan tersenyum sambil mengiris bahan untuk membuat nasi goreng. Tante, yang berada di dekat Rani, ikut tersenyum melihat Rani yang bersenandung dengan bahagia. “Rani, kamu ada rasa tidak sama Rama? Awas, ya. Jangan suka […]

      Sep 18, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021