Anakku tercinta,
Ada hal penting yang ingin Ayah sampaikan padamu tentang Ibu. Kamu mungkin sering merasa bahwa Ibu galak dan bawel, lebih sering marah-marah daripada Ayah. Tapi, di balik semua itu, ada alasan yang mungkin belum kamu ketahui.
Ibu adalah sosok yang luar biasa dalam keluarga kita. Setiap hari, dia mengurus banyak hal; dari memasak, membersihkan rumah, mengurus kita semua, hingga memastikan semuanya berjalan dengan baik. Semua beban ini terkadang membuatnya stres dan kerepotan. Tak jarang, kelelahan itu membuatnya cepat marah.
Kamu pasti sering mendengar Ibu berkata:
“Adek.. cepet mandinya, jangan main air!”
“Kakak.. rapiin tempat tidur.. gak tau Mamak capek?”
“Astaga.. kapan selesainya… Pake pake melamun, pake sepatu melamun”
Ketika kamu mendengar Ibu marah seperti itu, ingatlah bahwa Ibu bukanlah orang yang senang marah-marah. Seorang ibu, yang bertaruh nyawa melahirkan anaknya, tidak pernah berencana untuk memarahi atau menyakiti anaknya. Lalu, apa yang membuat Ibu gampang marah?
Beban yang menumpuk selama bertahun-tahun adalah salah satu jawabannya. Beban kebutuhan hidup, diabaikan, dikhianati, dikasari, dibully, dimusuhi mertua, ipar, tetangga, tuntutan pekerjaan, semuanya membuat Ibu kadang-kadang merasa sangat kesal, sedih, kecewa, bahkan putus asa. Ibu juga manusia, yang kadang tidak mampu mengendalikan emosi negatifnya. Kesal, lelah, dan lapar bisa menjadi pemicu emosi tersebut.
Ibu, dalam segala kekuatannya, kadang merasa kalah oleh beban yang menumpuk, tapi dia tidak pernah menyerah. Ketika Ibu belajar menahan marah, dia butuh dukungan, doa, dan motivasi dari kita semua. Ketika dia gagal menahan marahnya, dia tidak butuh ceramah atau nasihat, tapi empati dan pelukan. Jangan pernah memberi stigma bahwa Ibu kasar atau jahat. Ibu hanya belum memahami sepenuhnya bagaimana keluar dari rantai trauma. Dia adalah korban yang kemudian menjadi pelaku.
Sebagai suami atau Ayah, Ayah berusaha untuk selalu memahami dan mendukung Ibu. Ayah ingin kamu tahu bahwa Ibu tidak suka membentakmu. Di dalam hatinya, dia melakukannya bukan hanya karena emosi semata, tetapi juga karena perhatian dan rasa sayangnya padamu. Dia ingin kamu menjadi orang yang sukses di masa depan.
Jadi, jangan pernah berburuk sangka ketika Ibu memarahi kamu. Setelah marah, biasanya dia akan memelukmu erat dan berbisik, “Semuanya akan baik-baik saja,” sambil meminta maaf untuk menenangkan hatimu.
Ingatlah, anakku, bahwa Ibu adalah orang yang sangat menyayangimu. Dia mungkin tidak sempurna, tapi dia selalu berusaha memberikan yang terbaik untukmu. Mari kita sama-sama memahami dan mendukungnya, agar kita bisa menjadi keluarga yang lebih kuat dan bahagia.
Dengan penuh kasih,
Ayah
Kreator : Wista
Comment Closed: Surat Ayah
Sorry, comment are closed for this post.