Hari demi hari perhatiannya kepadaku kurasa berlebihan yang menurutku tidak wajar. Membuatku semakin khawatir saja. Memperkenalkanku pada Adiknya. Kakaknya. Saat ia berada di warung itu. Menurut hematku gak perlu aku dikenalkan pada mereka seperti itu. Tak penting.
“ Dan. Ini kakakku Aziz “. Kakaknya mengangguk . Tersenyum simpul ke arahku.
Di kesempatan lain.
“ Dan. Ini Adikku Zaki ”. Sama seperti kakaknya dia pun mengangguk tersenyum Namun senyumnya lebih lebar dan merekah.
Aku tak bisa berkata apa – apa saat itu. Hanya mengangguk , menelungkupkan kedua telapak tangan di dada dan memberikan senyuman alakadarnya . Sedang dalam hati berkecamuk perasaan yang entah apa namanya. Malu. Risih. Tak enak. Campur aduk dan bergejolak tak menentu. “Aku ini siapa ? !. Tidak … Tidak aku tidak ingin dianggap macam – macam dan ada apa – apanya oleh mereka berdua. Tidak … Tidak Aku tidak mau diperlakukan seperti ini , biasa aja ”. Batinku histeris. Sedang wajahku serasa begitu gerah padahal hari sedang turun hujan.
Terang saja. Jelek- jelek begini Aku masih memiliki kekasih. Aku mencintainya, berusaha untuk setia. Berjanji menunggunya sampai kami lulus kuliah. Saling menjaga hati masing – masing dari apapun. Meskipun jauh jarak memisahkan kami. Bagaimanapun kondisinya akan kupegang komitmen itu sesuai kedirianku.
Perlakuan istimewa yang akhir – akhir ini kerap kali kuterima dari kenalan baru itu nyata – nyata membuatku kalang kabut. Benar – benar mempengaruhi pikiranku. Mengganggu konsentrasiku . Dan membuat hatiku tak tenang. Aku takut mengartikannya melebihi perlakuan terhadap seorang sahabat saja. Aku takut lebih dari itu semua.
Aku harus bicara. Tapi bagaimana harus menyampaikan kekhawatiran ku ini kepadanya ?!. Apa aku terlalu berlebihan menilai. Sepeka itukah perasaanku atau aku seolah merasa ke Ge Er an sendiri. Ya Tuhan. Bagaimana antisipasinya jika benar ?!.
Apa perlu Aku protek dan antisipasi dini terhadap diriku sendiri ?! . Apa Aku tidak dinilai macam – macam. Sungguh Aku bingung. Ini harus kuhentikan sebelum melangkah lebih jauh dan terjadi hal – hal tak diduga dan tak kuharapkan.
Aku termenung di kamar yang sempit ini, memikirkan apa yang sebaiknya aku lakukan. Berkali – kali menghembuskan nafas panjang. Mengerutkan kening. Memejamkan mata dan sesekali ku ujek- ujek kepalaku sendiri. “ Apa mengirimkan sepucuk surat ide yang bagus?! “ Gumamku dalam hati. Tiba-tiba muncul sisi kreatifku menghampiri pikiranku. “Ya … Ya benar. Melayangkan surat adalah pilihan yang tepat, selain hemat waktu, bisa dibaca berulang – ulang. Maknanya akan mudah dipahami, terus aku tak begitu malu karena saat ia membacanya pasti aku sudah pergi menyembunyikan rasa maluku yang tak berperi itu”. Aku segera bangkit dan mencari sesuatu di tumpukan bukuku ini.
Dikamar ini aku menulis surat itu di sebuah kertas notebook berukuran Dua belas kali Enam belas Centimeter. Tanpa berpikir panjang kutuangkan apa yang berkecamuk dalam hatiku selama ini dikertas itu. Cukup singkat padat dan berisi, kandungan isinya sudah cukup mewakili apa yang ingin kusampaikan.
Campaka, 11 November 2002
“ Kucoba memberi arti segala perhatian yang kau berikan kepadaku.
Tapi aku takut mengartikannya lebih dari sekedar Sahabat. Kau terlalu istimewa menurutku .
Aku hanya gadis biasa. Anak petani biasa dari sudut manapun kau mampu pandang Aku.
Jika bersedia jadikan Aku sahabatmu atau jika perlu perlakukan Aku sebagai Adik Perempuanmu.
Karena itu lebih mampu dan lebih bisa kuterima dengan sangat lapang dada “
Hanya Dalam hitungan menit surat itu selesai kubuat. Ku sobek dari notebooknya dan kulipat Empat. Begitu saja tanpa amplop yang membungkusnya.
Lega rasanya setelah kutuangkan isi hatiku ini. Berharap sekali ia mampu memahami apa yang ku maksudkan. Aku tak peduli jika hal ini memalukan bahkan aku tak peduli dengan apa yang terjadi setelahnya. Resiko dan konsekuensi apapun pasti akan kuterima.
Aku menyerahkan surat itu sepulang kuliah beberapa menit terakhir sebelum bis langgananku datang.
“ Ada oleh- oleh buat Aa “ Ucapku sambil mengeluarkan surat itu dari tasku.
“ Oleh – oleh apa?!. Dia tersenyum lebar. Raut wajahnya kelihatan girang saat kuserahkan lipatan kertas itu kepadanya.
“ Bukanya nanti . Jika Aku sudah pergi” Aku meminta.
“ Kenapa ?!. Dia balik bertanya.
“Gak kenapa – kenapa” timpalku lagi.
Aku segera berlari mengejar bis yang hampir meninggalkanku. Rasanya bebas lepas tanpa beban yang menghimpit pikiranku selama ini. Hatiku serasa lapang bebas lepas tanpa beban seperti menyelesaikan sebuah misi rahasia dan yakin berhasil.
Aku ketiduran cukup lama hingga saat bagun aku tersentak kaget hampir saja bis ini melewati tempat pemberhentianku.
( POV Pemilik warung )
Aku kaget mendapati sebuah surat kertas kecil sore ini. Tapi beneran membuatku bahagia. Hati ini serasa melayang- layang dan juga haru. Sungguh.
Aku terkesan dengan ungkapan kata- katanya disuratnya ini. Tidak panjang tidak lebar tapi membuatku terpaku menyelami bahasanya. Gaya bahasanya singkat tapi cukup memikatku, Maknanya begitu dalam. Aku berulang kali membaca suratnya dan rasanya Aku semakin simpati padanya.
Aku sebenarnya mengagumi dia dari pertama mengenalnya. Bagiku kepribadiannya cukup menarik dan begitu Energik. Aku juga salut dengan perjuangannya yang begitu gigih. Pulang pergi Kuliah tiap hari dari kampung. Kalau bukan tekadnya yang kuat dan dukungan keluarganya yang hebat mana mungkin ia mampu melewati semua itu dengan tanpa mengeluh. Ia kelihatan ceria dan menikmatinya . Walau harus pulang pergi kuliah dengan jarak yang cukup jauh. Bagiku Dia luar biasa strong . Pagi harus mengajar lalu berangkat kuliah dan pulang tiap sore, kemudian besoknya harus mengulang aktivitas yang sama disetiap harinya. Sungguh luar biasa. Kalau karakternya tidak kuat tak mungkin bertahan begitu saja. Penilaian ku bertambah- tambah.
Dia memang tak terlalu cantik tapi menarik menurutku. Wajahnya biasa saja tapi senyumnya dan rona merah di pipinya menenangkan. Akhlaknya baik mungkin hatinya jauh lebih cantik. Jujur Aku bahagia hanya dengan melihatnya saja pulang kuliah. Iris mata bulat hitamnya itu lho cukup mengganggu pikiranku. Asli.
Dia pandai memadu padankan pakaiannya yang tertutup , longgar , sederhana, tapi tetap manis dipandang . Kenapa Aku merasa menunggu jam pulang kuliahnya tiap sore. Rasanya jika tak menemukannya ia pulang serasa ada yang hilang . Apa itu artinya Aku mulai menyukainya. Atau Aku jatuh hati padanya. Aaahhh.
Laki- laki mana yang tak ingin jodohnya adalah wanita sholehah coba?! Berpendidikan? Aktif dan energik . Aku tinggal dikota ini sudah banyak mengenal banyak gadis – gadis yang kutemui bahkan menjalain hubungan dengan mereka bukan hanya Satu Dua orang saja. Tapi tak mendapati gadis seperti dia ini. Kebanyakan mereka hidup dengan kemudahan. Nyaman dan manja tapi dia ini berbeda. Tampangku memang cukup membuat para gadis mendekatiku. Bahkan yang terang – terangan bilang sukapun ada. Yang mengejar – ngejar pun ada tapi yang karakternya kuat seperti gadis ini aku baru menemukannya. Jelas Dia berbeda.
Jadi Sahabatnya saja sudah menyenangkan. Apalagi lebih dari itu. Tapi tiba – tiba aku ingin terus bersamanya, hatiku klop dan sreg aja bila ditakdirkan harus memilih dia, tapi aku ini siapa?
Kuliahku putus ditengah jalan. Tak bisa menyamainya . Akhir- akhir ini malah aku merasa jauh sekali dari amal Sholeh selain kewajibanku sholat lima waktu yang masih dikerjakan tepat waktu. Apa.Aku pantas mengharapkannya?!. Rasanya begitu sulit untuk ku gapai.
Tapi kalau Allah menghendaki jadi jodohku pasti tak akan kemana ! tak ada yang tak mungkin dalam hidup ini. Dia pantas diperjuangkan sementara waktu berjalan aku memperbaiki diri agar lebih pantas bersanding dengannya paling enggak tidak terlalu jauh.
Aku akan menuliskan surat balasannya sekarang juga. Tapi nyatanya baru beberapa bait tulisanku saja pikiranku sudah mentok . Maka aku hentikan penulisannya.
Dan keesokan harinya baru surat itu selesai sekitar jam sebelasan siang. Aku bahagia bisa menuntaskannya . Kandungan Suratku ini mungkin agak berantakan tapi ya sudahlah. Surat ini akan kuserahkan nanti sore sehabis dia pulang kuliah. Bismillah.
Dua hari berikutnya aku mendapati balasan Suratku. Sama iapun menyerahkan surat tersebut setelah pulang Aku kuliah sebelum naik bis yang sama tanpa amplop pula. Bedanya saat naik bis itu untuk pertama kalinya aku menengok kebelakang memandangnya jauh … Semakin jauh berdiri memperhatikan bisku sampai sosoknya tak terlihat oleh ku lagi. Hmmm… Aku menarik nafas panjang. Duduk di kursi paling belakang. Hari ini penumpang Bis begitu lenggang tak seperti biasanya . Gerangan apa yang ia tulis di surat ini. Nampaknya lebih panjang dari surat yang kubuat kemarin. Lipatan kertasnyapun kelihatan lebih tebal. Aku menerka – nerka isinya, namun tak memikirkannya terlalu dalam mungkin setelah Aku sampai di Rumah jawaban pastinya akan ku temukan.
Senja hampir berlalu ketika aku sampai di kampungku. Aku menghentikan bis dan turun secepat kilat. Melangkahkan kaki yang jauh lebih cepat dari biasanya. Rasanya ingin segera saja sampai di kamarku dan membuka isi surat itu. Sungguh.
Kubuka perlahan lipatan demi lipatan kertas surat itu sampai terbuka lebar . Nampak ucapan Salam mengawali isi suratnya. Dan di pojok kanan atas tertera Tanggal pembuatannya, 11 November 2002 Pukul. 17.15 Wib.
Mungkin saat suratku keterima dan membacanya ia langsung membuat balasannya.
“Dani … Hapunteun Ijal tos ngaganggu Kana ketenangan Dani dina ngajalankeun rutinitas Dani.
Dani … Ijal teh resep ka Dani teh Pertama Dani Seorang Muslimah anu ngagaduhan komitmen kana ajaran-Na. Anu Ka Dua Dani kuliah ( Pasti ngagaduhan ilmu anu tiasa ngabimbing Dani atanapi Jalmi senes ). Nu Katiluna perhiasan paling indah teh nyaeta wanita Solehah ( Aamiin).
Dani … Dina posisi ieu mah Ijal ngaraos tebih pisan sareng Dani. Ari Dani krieriana Atos Tilu. Ari Ijal teu Hiji – hiji Acan. Malah mah Ijal ngaraos teu pantes pami Ijal janten Raka anu sakedahna langkung ti Dani. Tapi pami janen sobat mah Ijal kalintang bingahna Margi Ari Sobat mah pan Kedah saling tulungan pami Nuju ngabutuhkeun.
Dani … Saur para Ulama oge pami hoyong wangi Kedah milarian Sobat tukang minyak wangi. Pami hoyong Soleh nya Kedah sosobatan sareng anu Soleh. Pami hoyong pinter oge nya Kedah nyobat sareng anu pinter, supados kacandak pinter.
Dani … Ijal ge mung Jalmi biasa. Bahkan bisa jadi langkung handap tinu biasa. Kumargi Ari Jalmi biasa mah standarna Soleh, teu ngariweuhkeun Batur, mandiri sareng sajabana. Tah Ari Ijal mah ayeuna atanapi tikawit Dua Tahun kapengker peraosan teh sok asa tebih pisan sareng anu namina amal Soleh. Anu biasa rajin ngaos asa jarang pisan ayeuna mah. Tah mudah – mudahan kenal sareng Dani mah Aya motivasi ka Ijal jadi hoyong lebih baik. Doakeunnya sing janteun Jalmi anu Soleh !.
Dani … Mung sakitu wae nya. Samentawis waktos terus berjalan Ijal memperbaiki diri. Ari Pami pareng mah mudah-mudahan aya jodo ( Aamiin).
Maksad Ijal teh Kieu ; Pan Dina Al Qur’an oge di terangkeun wanita Soleh buat laki – laki yang Soleh. Sareng sabalikna. Ijal ngaharepkeun kanggo ka payuna mah Ijal teh Iman na meningkat. Minimal teu tebih teuing sareng Dani , kumargi teu salamian pameget ninggal kana fisik. Nu penting hate mah mung tiasa di elehkeun ku hate deui. Margi anu paling berharga tisadayana eta teh KA imanan urang anu teu tiasa dipeser ku Dunya sareng saeusina.
Haturnuhun. Pasihan waktos ki Sobat kanggo memperbaiki diri
Wassalamu’ alaikum warohmatullahi wabarokatuh
Merdeka, 13 November 2022 PKL. 11.00 Wib
Salam Hormat
Tdd
Syamsul Rijal Adnan
Jl.Merdeka GG. Masjid Muhammadiyah no 110 RT 02 RW. 02 Haurpanggung Garut 44151.
NB : Dan ! Wartosan pami Ijal lepat Dina eusi surat ieu , dina bahasana atanapi etikana !!!.
Aku menarik napas panjang lalu menghembuskannya perlahan – lahan. Walau nampak sederhana tapi berat sebenarnya isi suratmu ini. Ekspektasi dirimu terhadapku sungguh terlalu tinggi jauh melebihi yang sebenarnya. Sebagai muslimah yang komitmen terhadap ajarannya yang menampakan secara lahiriyah. Cuma luarnya saja. Penilaian itu mungkin ada benarnya tapi kadarnya entah seberapa. Mungkinkah menilaiku karena sebatas pakaian saja?. Karena cara berpakaian ku yang cukup tertutup dan longar ?. Karena Kerudungku lebar menjulur menutupi dada ?. Model baju yang kukenakan tak lebih dari dua model. Pertama baju terusan panjang yang menjulur atau gamis. Yang kedua setelan tunik panjang melebihi lutut yang sedikit di padu padankan. Apa benar tertarik karena ini?. Dan biang aku Sholehah ?
Memang berbeda dengan tren busana mahasiswa gaul yang populer waktu itu. Kerudung minimalis yang dililitkan di leher yang terkesan sengaja menonjolkan area sensitifnya. Benar mereka berkerudung tapi tetap seksi bahkan lekuk – lekuk tubuh mereka kelihatan begitu jelas menampakan Aurat yang dibalut dengan bungkusan ketat.
Dia Pun menilai Karena Aku kuliah pasti ilmunya bisa membawa diri dan orang lain ke arah yang lebih baik. Maka jika jadi sahabatku pasti akan membawa dampak positif terhadapnya. Membawanya ke arah yang lebih baik paling enggak tidak terlalu jauh denganku. Ya Allah ini tawadhu namanya bukan merendahkan diri. Bahkankan Aku kaget karena hampir di akhir tulisannya ia berharap menjadi “ Jodohku” kelak. Allah tolong.
Ini sebenarnya yang aku takutkan sejak awal. Perasaan sensitifku lebih peka melihat gelagat yang ia tampakan. Aku harap dia tak akan mengharapkan lebih lagi karena kita akan jadi sahabat saja. Gaya bahasa dan nada bicaramu yang mengalir … Ada ketulusan . Ada kejujuran yang tersirat di surat itu. Yang menandakan kelembutan hati pembuatnya. Tiba – tiba aku terharu. Ada binar cahaya dalam belalak mataku. Aku harus mengartikan perasaan ini apa lagi Tuhan. Apa aku berdosa.
Tanggal yang berbeda diawal dan di akhir penutup suratnya itu mengisyaratkan bahwa balasan itu dibuat dan diselesaikan dalam waktu dua hari oleh penulisnya.
Tertanda “ Syamsul Rijal Adnan “ Sebuah Nama yang indah untuk Seorang Laki- laki sesuai dan cocok sekali dengan pemilik nama itu. Dan ini kali pertama aku mengetahui nama asli sahabatku itu melalui surat ini. Sungguh indah dan membuat pemilik namanya percaya diri. “ Mataharinya Laki- laki Surga “.
Alamat Rumahmu yang sengaja kau bubuhkan juga disana adalah bukti bahwa engkau membuka lebar pintu persahabatan kita. Terima kasih sudah mau mengabulkan. Mudah – mudahan Allah meridhoi. Aku melipat kembali surat itu seperti bentuk aslinya dilipat Enam dan kumasukkan ke kotak Suratku yang sudah berjejal disana.
Aku ingin mengungkapkan perasaanku saat menerima kembali suratnya itu. Tapi tak mungkin juga kan kalau diobrolkan langsung, waktu kita terbatas dan komunikasi lewat surat itu bagiku adalah solusi. Kali ini Aku sudah bisa memanggil namanya karena tahu dari surat pertamanya . Maka kulayangkan kembali surat sebagai pengganti obrolan yang lebih panjang.
A’ Ijal yang Dani Hormati…
Jangan karena memandang Dani kuliah sehingga menilai bahwa Dani akan lebih baik dari Aa. Sebenarnya tidak begitu . Kuliah tidak menjamin seseorang memiliki ilmu dan pengetahuan yang tinggi. Kuliah ataupun tidak bagiku sama saja karena mengembangkan diri menuju kualitas diri yang lebih banyak cara dan macamnya. Tak perlu merasa rendah karena tidak kuliah. Yang wajib itu menuntut ilmu tapi tak mesti harus kuliah. Dani yakin keilmuan yang A ‘ Ijal miliki tak serendah apa yang kau katakan. Itu hanya kerendahan hatimu saja.
Mengenai Aa mempunyai pandangan yang positif terhadap Dani. Itu semua benar-benar Dani syukuri. Mudah – mudahan apa yang kau pandang sebatas panca indra yang serba terbatas itu benar – benar menjadi kebenaran nyata yang mendoakan Dani menjadi Perempuan yang paling tidak mirip dan mendekati apa yang kau maksudkan ( Sholehah, dsb). Aamiin.
Walaupun Dani tak yakin dengan hal itu. Prestasi Akademik ku yang pas – pasan. Kadar keimananku yang yang masih dipertanyakan. Tak ada yang pantas ku banggakan dalam hidup dan tak pula harus di fesimiskan. Selama kita masih mampu berusaha berdoa dan tetap tawwakal terhadapNya.
A’ Ijal yang Allah Sayangi…
“Sebaik – baiknya orang adalah orang yang paling baik Budi pekertinya “
“Khairun Nas Ahsanuhum khuluqaa”. Dani menilai Aa memiliki kriteria ini dan yakin Aa terlahir dari keluarga baik dan terhormat. Kau memiliki Budi pekerti mulia, sabar dan penyayang. Dani fikir perasaanmu jauh lebih halus dari sikap dan perkataanmu. Adab itu lebih tinggi dari ilmu. Kau memilikinya.
Dani bangga sekali tatkala mendengar bahwa persahabatan yang baru kita mulai ini membawa motivasi untuk mengembangangkan diri kearah yang lebih baik. Mudah – mudahan tekad bulat( Azam) mu itu tercatat malaikat sebagai satu kesungguhan hati yang tak mungkin diambil lagi ucapannya. Insyaa Allah Rahmat Allah SWT pasti berlimpah kepadamu. Aamiin ya Rabbal ‘Aalamiin.
Akhir kata kita sama – sama berdoa. Mudah – mudahan awal yang baik akan menentukan segalanya !. Karena sekali saja pasang niat bisa menghancurkan segalanya.
Demikian. Bila ada yang salah itu hanya kekeliruanku saja. Sudi kiranya memaafkan.
Wassalamu’ alaikum
Dani – ach
Sahabat baru Mu
“Teman baik laksana Angin yang menghembus di Taman Bunga yang menyebarkan wangi semerbak
Teman jahat laksana Api. Sekiranya tak terkena Apinya. Pasti akan terena percikannya” .
( Al hadits)
Kreator : Daniah Rijal
Part 15: Warung Kopi Klotok Sesampainya di tempat tujuan, Rama mencari tempat ternyaman untuk parkir. Bude langsung mengajak Rani dan Rama segera masuk ke warung Kopi Klotok. Rama sudah reservasi tempat terlebih dahulu karena tempat ini selalu banyak pengunjung dan saling berebut tempat yang ternyaman dan posisi view yang pas bagi pengunjung. Bude langsung memesan […]
Part 16 : Alun – Alun Kidul Keesokan paginya seperti biasa Bude sudah bangun dan melaksanakan ibadah sholat subuh. Begitupun dengan Rani yang juga melaksanakan sholat subuh. Rani langsung ke dapur setelah menunaikan ibadah sholat subuh. Tidak lama disusul oleh Bude dan langsung mengambil bahan masakan serta mengiris bahan untuk memasak. Rani dan Bude sangat […]
Part 14: Kopi Klotok Pagi hari yang cerah, secerah hati Rani dan semangat yang tinggi menyambut keseruan hari ini. Ia bersenandung dan tersenyum sambil mengiris bahan untuk membuat nasi goreng. Tante, yang berada di dekat Rani, ikut tersenyum melihat Rani yang bersenandung dengan bahagia. “Rani, kamu ada rasa tidak sama Rama? Awas, ya. Jangan suka […]
Part 13 : Candi Borobudur Keesokan harinya Rama sibuk mencari handphone yang biasa membangunkannya untuk berolahraga disaat Rama berada di Jogja. Rama tersenyum dan semangat untuk bangun, membersihkan diri dan segera membereskan kamarnya. Tidak lupa Rama juga menggunakan pakaian yang Rapih untuk menemui Rani hari ini. Sementara Rani seperti biasa masih bermalas-malasan di dalam kamarnya […]
Part 12 : Cemburu Rama langsung memukul Jaka saat Jaka baru saja masuk ke ruang kerjanya Rama. Jaka yang meringis bukannya marah namun malah tersenyum terhadap Rama karena Jaka tahu bahwa Rama lagi cemburu terhadapnya. Rama males menjawab salam dari Jaka namun sebagai orang yang punya adab Rama harus menjawab salam dari Jaka dengan sopan. […]
Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]
Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]
Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,, begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]
Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]
Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]
Comment Closed: Surat- Suratku Bersama Dia
Sorry, comment are closed for this post.