Mataku berkaca – cara saat kutemukan kembali lembaran – lembaran itu di Rumah mertuaku, aku menganggapnya sudah musnah hancur lebur menjadi tanah, terbuang begitu saja ke tempat sampah lalu menjadi serpihan – serpihan kertas lapuk, luluh lantah ditelan Bumi. Aku tak menemukan pucuk- pucuk surat itu saat rumah ini selesai direnovasi. Ada rasa kehilangan dan menyesal waktu itu. Suratku takku simpan dengan baik atau ku istimewakan penyimpanannya agar orang- orang tahu itu adalah hal berarti dan berharga dalam perjalanan hidupku ini. Bagian hidup yang sungguh membuatku takjub dan bersyukur kepada Allahku. Bagiku lembaran itu memberiku keajaiban yang tak bisa ku prediksi, sehingga saat tak ku dapati pucuk- pucuk itu ada pedih di hati ini, sulit ku ungkapkan.
Tubuhku bergetar. Ada rasa lama yang bersemi dalam dada. Ada haru yang mendera batinku. Ada bahagia bergelayut hampir keseluruhan nadiku. Ada perasaan mengawang – ngawang di udara jauh melayang ke dua puluh tahun silam saat lembaran- lembaran itu kutemukan kembali. Aku membayangkan saat surat itu sampai pada orang yang ku maksudkan. Kubuka dan kubaca lembar demi lembar surat – surat ini satu demi satu, tak kuat rasanya menahan air mata ini tumpah. Membayangkan situasi masa lalu saat surat- surat itu Aku buat, penuh emosional, ada pedih, perih, bahagia, kecewa, harapan, kegalauan, persahabatan, kata- kata mengandung hikmah dan nasehat yang bisa kupetik hari ini. Tak menyangka jika waktu itu Aku bisa membuat tulisan yang menurutku sungguh menarik di hari ini.
Allah menakdirkan ku menemukan kembali lembaran- lembaran kertas lusuh itu, surat hasil tulisanku dan satu lembar surat tulisan dia yang kini menjadi Pangeranku. Ya Pangeran paling tampan dalam hidupku yang sudah Dua Puluh Tahun membersamaiku. Bagiku ini adalah anugrah terbesar dalam hidupku, memang sangat utopis tapi ini adalah nyata.
Bagiku surat ini begitu berharga dan menjadi catatan sejarah romantisme kehidupan pribadiku yang paling orisinil. Membuka lembar demi lembar, membacanya berulang sambil menyeka butir- butir diujung mataku yang tak bisa kutolak lagi mengalir beriringan. Kadang berhenti sejenak mengernyitkan dahi sekedar mengingat – ingat situasi sesuai tanggal tahun yang tertera di surat ini, dan membayangkan masa demi masa penulisannya. Sungguh Aku menikmati tulisanku itu dengan haru biru. Bisa – bisanya aku sebegitunya dulu.
Ada sebagian lembaran surat yang tulisannya blur membentuk bulatan seperti terkena sentuhan air, membuat tulisan dengan spidol hitam itu terhapus dan kandungan makna tulisannya ku terka- terka.
Beberapa lembar lainnya adalah buku memo kuliah , sobekan kertas buku tulis biasa merk Kiki dan sidu bercorak persis buku anak SD. Juga kertas binder warna putih yang warna dan tintanya masih terjaga. Mulus dan nampak masih utuh. Jika diperhatikan nampak font tulisanku ini berbeda satu sama lainnya, bisa- bisanya aku menulis dengan gaya tulisannya yang berbeda kala itu, atau tulisanku ini sesuai moodku saat menuliskannya atau mungkin karena tinta yang berbeda pula yang mempengaruhi caraku menulis, entahlah…
Tulisanku tidak terlalu jelek tidak juga begitu bagus, standar saja tapi agak rapi. Pernah suatu hari dikasih tugas dosen psikologi untuk menulis tugas dengan tulisan tangan sendiri dan saat kuserahkan tugasnya beliau mendeskripsikan tulisankudidepan kelas sambil dengan seksama memperhatikan tugas tulisanku itu .
“Mana Siti Daniah ” . Aku mengangkat tangan kananku.
“ Sudah hampir matang, sensitif, supel, manja. Kalau soal pacaran hobinya pasti susuratan , kade boga kabogoh jauh, bisa- bisa kabogahna boga kabogoh deui” . Katanya, dengan bahasa Sunda yang kental. Seisi kelas yang hanya para wahasiswi calon Ibu itu begitu riuh. Bertepuk tangan mengiyakan dan setuju atas tebakan dosenku itu. Aku juga berdiri sambil bilang “Pak – pak tebakan Bapak oke juga tuh”. Sambil ku acungkan jempol tangan kanan ku, mungkin muka ku saat itu sedikit merona”.
Kalau hanya menulis surat saja jangan ditanya. Memang benar aku gemar sekali menulis surat kala itu. Jaman menulis surat sesuatu yang relevan dan paling ekonomis hanya dengan bermodalkan Perangko seharga Dua Ribu atau Tiga Ribu rupiah saja maka mengirim surat keluar Kota sudah bisa dipastikan selamat di tujuan paling tidak hanya Satu sampai Dua Hari saja menggunakan jasa Kantor Pos yang paling populer saat itu. Jadi mungkin tangan ku sudah teruji hingga menulis di kertas itu hal yang mengasyikan. Alat Komunikasi masih terbatas, SMS adalah cara paling modern mengirim pesan singkat tapi Aku belum mampu sampai kesana, jangankan punya hp, punya ongkos buat kuliah saja rasanya sudah begitu membahagiakan.
Aku memang hobby membuat surat, buat sahabat, teman, kenalan bahkan untuk kekasih sang pujaan jiwa. Duuuh. Aku berkala nulis surat dan dapat balasan juga dengan segera. Sangat bahagia sungguh saat surat yang kukirim terbalaskan. Ini adalah hal yang paling kutunggu- tunggu tiap bulannya semenjak aku kuliah. Surat ternyata bisa membuat hati ini terasa berbunga- bunga. Merona merekahkan pipi tomatku.
Terlebih jika surat itu dari sang pujaan jiwa. Teman curhat yang memberi motivasi. rasanya jauh akan dinanti dan ditunggu kedatangannya, karena jarang bertemu tapi surat adalah obat rindu yang mujarab mengobati rasa kangen itu salah satunya. Membaca berulang- ulang sambil senyum- senyum sendiri dan rasanya itu adalah kesenangan yang receh tapi luar biasa bermakna.
Kekasihku memang jauh, dia kuliah di luar Kota aku hanya mampu kuliah di Kota Kabupaten tempat kelahiranku. Sekitar Satu sampai Satu setengah Jam Aku harus menempuh perjalanan dari Kampungku menuju tempat kuliahku, jarak yang cukup melelahkan jika ditempuh pulang pergi tiap Hari , Enam Hari dalam Seminggu.
Hubunganku dengan kekasihku itu sudah cukup lama semenjak kami menduduki bangku SMA, kalau dihitung kurang lebih Lima Tahun sudah Kami menjalani hubungan ini, tak ada yang berlebihan dalam hubungan ini layaknya pasangan kekasih lain, hanya sebatas kirim- kirim surat menanyakan kabar- kabari masing-masing saling memberikan support dan kita jarang sekali bertemu, kami memiliki batasan tertentu pada hubungan ini menjaga agar tidak kebablasan, kadang menurut sebagian Ulama LDR an atau hubungan jarak jauh macam inipun sebenarnya tidak diperbolehkan. Pemahaman kami saat itu belum sampai paham ke tahap itu.
Aku mengagumi dia karena tulisannya yang bagus kala itu di Kelas, menurutku tulisannya cantik sekali dan tak biasa dimiliki seorang laki- laki. Dia juga pintar jauh di atasku yang anak pindahan minim ilmu. Bahasa Inggrisnya bagus debatnya diperhitungkan. Saat ia mengatakan suka padaku melalui sepucuk surat kertas kecil yang dititipkan ke salah satu temanku sepulang aku sekolah. Tentu saja aku begitu kaget hampir tak percaya saat membuka Surat itu. Aku merasakan dag dig dug dadaku , merona pipiku dan menarik napas panjang apa yang harus ku lakukan?!. Bingung dan berbagai rasa berkecamuk dalam dada. Mana mungkin menyukaiku sekelas gadis biasa tak pintar dan tak punya rupa. Disekolah ini banyak sekali gadis- gadis cantik nan rupawan dari keluarga terpandang. Pintar dan menggemaskan. Aku adalah salah satu gadis minder dari keluarga petani biasa. Tak ada prestasi yang bisa dibanggakan hanya sebagai gadis yang berusaha mengamalkan ilmu dari yang sudah diberikan guru. Sedikit – sedikit ada perubahan ke arah yang lebih baik itu saja. Aku bukan tipe pembangkang. Cukup rajin dan tak pernah Absen sekolah, meski tak pintar tapi kelihatan sungguh- sungguh dalam setiap hal mungkin itu yang bisa jadi penilaian mengapa dia menyukaiku. Wallahu’ a’lam.
Tapi ternyata hubungan kami panjang hingga ke jenjang kuliah, Allah mentakdirkan kami berpisah beda kampus dan beda kota, dia di Kampus Negeri Aku di Kampus Swasta Pinggiran Kota. Aku tak menyesal …mungkin ini bentuk kasih sayang Allah agar kami saling menjaga hati masing-masing dari jarak yang jauh, agar tidak memperbanyak dosa dan kesalahan. Kami pun menjalani kehidupan kuliah masing-masing sampi Aku lulus D2 PGTKI selama 2 tahun. Di tahun 2001
Ayahku memaksaku melanjutkan kuliah ke jenjang S1. Awalnya aku menolak karena adikku yang masih lima orang itu butuh biaya juga buat pendidikan, aku rasa buat ku cukup sampai disini saja jadi seorang asa 9 guru di sekolah TK penerus yayasan warisan dari nenek kakekku. Tapi bukan Ayahku namanya kalau hatinya gak luas dan jiwanya yang gak lapang. Saya tahu persis dan merasakan bagaimana menyekolahkanku menyekolahkan kakakku, dan adik- adikku yang hampir setengah lusin itu. Sudah cukup berat jika tidak dibantu bibiku yang sangat baik. kini malah memaksaku untuk meneruskan kuliah. “Nanti ke depan guru TK itu juga harus SI” , ungkapnya meyakinkanku. Eh visioner banget ya ayahku ini padahal ia hanya tamatan SR alias Sekolah Rakyat setingkat dengan SD saat ini . Gumamku dalam hati “ .
Ayahku hanya seorang petani biasa dan guru ngaji dikampungku, tapi memiliki wawasan ke depan yang begitu jauh. Jiwanya lapang seluas samudra lautan kami bangga pada Ayah kami itu. Dan akhirnya akupun menuruti keinginannya dengan segala keterbatasan yang kami miliki, yaitu meneruskan kuliah.
Segera ku rapikan surat – surat ini. Setelah beberapa saat tertegun, melamun dan membolak – balikan surat – surat itu. Ada relung bahagia yang mengisi hatiku. Tiba-tiba Aku Rindu pangeranku yang sedang menunggu di Rumah. Aku kangen sekali dan ingin segera pulang menemuinya.
Surat itu diberikan kakak iparku. Dia menemukannya di koper klasik milik Mamah Bapak mertuaku. Dia tahu ini adalah milikku yang pernah ku cari. Aku segera memasukkannya ke saku tas ransel hitam dengan segera yang Hari ini aku bawa, dan rasanya takut sekali kalau surat – surat ini harus menghilang lagi untuk kedua kalinya bahkan sebagiannyapun Aku tak rela. Sungguh.
Kreator : Daniah Rijal
Menurut Stephen Covey Manusia Memiliki Kebutuhan Dasar, Kecuali? a. To Live b. To Love c. To Listen d. To Leave the Legacy Jawaban: c. To Listen Menurut Stephen Covey Manusia Memiliki Kebutuhan Dasar, Berikut Pembahasannya: Stephen Covey, seorang penulis dan konsultan manajemen terkenal, dalam karya-karyanya sering membahas tentang kebutuhan dasar manusia. Dalam bukunya yang terkenal, […]
Hari sudah menunjukkan pukul 14.30. Suasana di sekolah tempat Ustadz Hamdi mengabdikan diri sudah mulai sepi. Anak-anak sudah banyak yang pulang. Ustadz Hamdi masih duduk di meja kerjanya sambil memeriksa satu persatu tugas murid-muridnya. Saat itu tiba-tiba HP Ustadz Hamdi berdering “Kriiing, kriiing, kriiing…” “Halo…., Assalamu alaikum !” “Wa alaikum salam. Ini Lisa, pak Ustadz.” […]
Aku adalah teman sekelas Sky di SMP, kami berada dikelas yang sama selama 3 tahun. Sekarang setelah masuk SMA kami berada di sekolah dan kelas yang sama. Sky selalu menjadi orang terpopuler di sekolah, Sky tinggi, tampan, dan sangat ramah. Namun sayangnya aku merasa dia selalu dingin hanya padaku, aku bahkan tidak tau alasan dibalik […]
Mahaga Belom Bahadat adalah bahasa Dayak Ngaju yang mempunyai makna yaitu menjaga kehidupan yang saling menghargai, menghormati serta menjunjung tinggi kehidupan Adat Istiadat maupun tradisi kearifan lokal di wilayah yang kita tempati. Era zaman sekarang ini sudah banyak sekali para generasi yang melupakan prinsif-prinsif hidup yang telah dulu ditinggalkan para leluhur(nenek moyang) kita, padahal banyak […]
Part 13 : Candi Borobudur Keesokan harinya Rama sibuk mencari handphone yang biasa membangunkannya untuk berolahraga disaat Rama berada di Jogja. Rama tersenyum dan semangat untuk bangun, membersihkan diri dan segera membereskan kamarnya. Tidak lupa Rama juga menggunakan pakaian yang Rapih untuk menemui Rani hari ini. Sementara Rani seperti biasa masih bermalas-malasan di dalam kamarnya […]
Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]
Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]
Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,, begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]
Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]
Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]
Comment Closed: Suratku Yang Hilang
Sorry, comment are closed for this post.