KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Catatan Harian
  • Cerita Anak
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kisah Inspiratif
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • Manajemen
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Opini
  • Organisasi
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • SDM
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Artikel » Tak Mau SMA

    Tak Mau SMA

    BY 21 Okt 2024 Dilihat: 188 kali
    Tak Mau SMA_alineaku

    Sudah seminggu ini Aji tidak masuk sekolah. Guru BK menanyakan pada sekretaris kelas apakah ada surat keterangan atau pemberitahuan kenapa Aji tidak masuk sekolah, tetapi sekretaris bilang tidak ada sama sekali.  Makannya di buku absen dituliskan Alpha.  Kemudian BK bertanya kepada wali kelasnya kenapa kok sudah seminggu Aji tidak masuk tanpa keterangan sama sekali. Miss Titin, wali kelas X mencari data Aji. Disitu tertera  nomor telepon ibunya.  Langsung di telepon apakah Aji baik-baik saja.

    “Assalamualaikum.” Miss Titin membuka percakapan. 

    “Waalaikumsalam.”  terdengar jawaban dari seberang.

    “Ibu, saya Titin, wali kelasnya Adi di sekolah. Kenapa sudah seminggu ini Aji tidak masuk sekolah?” Miss Titin ingin tahu.

    “Loh kok? Aji setiap hari berangkat sekolah, memakai seragam, minta uang saku, berpamitan juga.” Ibu Aji terkejut ketika ditanya tentang Aji.

    “Tetapi Bu, Aji tidak masuk sekolah sudah seminggu. Makanya saya menghubungi ibu untuk menanyakan kenapa? ” Kembali Miss Titin menegaskan. 

    “Lalu kemana perginya Aji selama seminggu ini?” Ibunya mulai khawatir.

    “Ibu, mohon ditanyakan kenapa kok Aji tidak sampai sekolahan. Padahal menurut Ibu dia berangkat sekolah.” pinta Miss Titin. 

    “Baik, terima kasih banyak pemberitahuannya.  Akan segera saya beri kabar ke sekolah ” janji ibunya Aji. 

    Dalam peraturan sekolah, apabila tidak masuk sekolah tanpa keterangan berarti dikenakan poin,  artinya sudah masuk catatan dalam BK dan siswa harus mendapatkan perhatian khusus, diberi pembinaan supaya tidak mengulangi kesalahan lagi.

    Hari Senin, Aji mengikuti upacara bendera,  ikut pelajaran seperti biasa, tetapi terlihat tak seceria teman-temannya. Miss Titin sebagai wali kelasnya mendekati dan mengajak ngobrol dari hati ke hati.  Mencoba mencari tahu kenapa minggu kemarin gak ke sekolah,  padahal sudah berangkat dari rumah,  Memakai seragam pula. Lalu selama seminggu itu ngapain aja.  

    “Aji sehat, Nak?”  Miss Titin membuka obrolan

    Aji hanya menganggukkan kepala tanpa terucap kata.  

    “Tolong ceritakan kemana kamu selama seminggu kemarin tidak masuk sekolah?” Miss Titin meminta dengan hati-hati sekali.

    “Main, Miss…” jawabnya pendek. 

    “Main kemana aja, Nak? Kan kamu pakai seragam sekolah?” telisik Miss Titin.

    “Ke WarKop, Bu.” secepat kilat dia menjawab.

    “Ngapain aja seharian di Warkop dari hari Senin sampai Jum’at?” Miss Titin melanjutkan pertanyaannya.

    “Gitaran dan nyanyi.” jawabnya masih singkat.

    “Ooo…  Kamu suka musik ya. Sama kalau begitu. Lagu apa yang kamu suka?”

    Aji mengangguk lagi.

    “Miss … Apa boleh saya membawa gitar ke sekolah?” sepertinya Aji ingin menunjukkan kemampuannya di sekolah.

    “Boleh….  Silahkan. Ntar nyanyi sama-sama, ya.”  miss Titin memberikan kesempatan.

    Ada binar cerah di sudut mata Aji ketika diizinkan membawa gitar dan diajak bernyanyi bersama-sama.

    Keesokan harinya, Aji benar-benar membawa gitar dan meminta teman-temannya menyanyi. Mereka menyanyikan lagu “Someone Like You” milik Adele. Suasana kelas menjadi ramai karena semua ikut menyanyi. Senyum di sudut bibir Aji menyembul diikuti riuh tawa kegembiraan teman-temannya. Aji mulai semangat untuk belajar di kelas lagi dan mulai mau mengerjakan tugas-tugas dari Bapak dan Ibu guru. Miss Titin senang dengan semangat Aji untuk belajar lagi. Aji memang suka bermain musik. Dia merasa berada di dunianya bila bisa bermusik.

    Hari berganti bulan, Miss Titin mendapat laporan dari Guru BK bahwa Aji kembali tidak masuk sekolah tanpa keterangan. Miss Titin menelepon orang tuanya, menanyakan apakah Aji ada di rumah.

    “Permisi Ibu, apakah Aji Ada di rumah?” Miss Titin membuka obrolan.

    “Tidak ada, Bu. Sudah berangkat sekolah dari tadi pagi. Apakah tidak berada di sekolah, Bu?” Beliau balik bertanya.

    “Tidak ada, Bu. Bahkan sudah beberapa hari tidak masuk sekolah lagi.” Jelas Miss Titin.

    “Ibu, mohon izin. Kami mau Home Visit ke rumah ibu sekarang. Apakah ibu di rumah?” Miss Titin meminta izin untuk berkunjung.

    “Iya Bu, silahkan. Kami tunggu.” Jawab beliau. 

    Miss Titin dan Guru BK langsung berangkat ke rumah Aji. Sebenarnya alamatnya jelas, RT RW dan nomor rumahnya, tetapi sulit sekali dicari. Bertanya ke beberapa orang yang ada di daerah tersebut,  tetapi tidak ditemukan juga. Hampir saja Miss Titin kembali ke sekolah, tiba-tiba ingat untuk menelepon Ibunya. Namun, tidak ada jawaban.

    “Kenapa nggak diangkat ya teleponnya? Padahal baru saja berkomunikasi.” Miss Titin berbicara pada Guru BK.

    “Mungkin lagi masak. Kan kita mau datang.” kelakar Guru BK.

    Miss Titin mencoba menghubungi nomor ponsel Aji, tetapi juga tidak diangkat.

    Ia mencoba mencari kontak lain di ponselnya, barangkali menyimpan nomor ponsel Ayah Aji.

    Dicoba mencari di contact karena waktu itu Ayah Aji pernah berkonsultasi menanyakan tentang putranya. Akhirnya ketemu juga. Miss Titin menelepon Ayah Aji. Untungnya langsung diangkat. 

    “Assalamualaikum, Bapak. Kami dalam perjalanan menuju rumah jenengan. Sudah membawa alamat lengkap,  tetapi tidak seorang pun tahu rumahnya.” Jelas Miss Titin.

    “Oh … Mohon maaf Ibu. Rumah kami memang sulit dicari karena tempatnya berada di perbatasan kampung. Ibu dari masjid besar masuk saja, ntar kalau ada toko kelontong, belok kiri, masuk gang agak sempit.” arahan beliau.

    Miss Titin mengikuti arahan yang diberikan, ternyata memang sulit untuk sampai ke lokasi.

    Ibunya Aji sudah menunggu di depan pintu. Miss Titin menceritakan tentang sulitnya mencari lokasi rumahnya, untung diberi arahan oleh Bapak. 

    “Mohon maaf, Bu. Tadi saya telepon Aji, saya sampaikan kalau ada gurunya mau ke sini. Ini anaknya perjalanan pulang.” cerita ibunya Aji. 

    “Loh, emang dari mana, Bu? Berarti dia hari ini juga ke sekolah?” Miss Titin penasaran.  

    “Itu, Bu… Berusan anaknya cerita, katanya dia di rumah temannya.” Jawab Ibu Aji. 

    “Loh kenapa kok tidak mau sekolah lagi?” Miss Titin melanjutkan pertanyaannya. 

    Guru BK mulai menyampaikan maksud kedatangannya bahwa poin Aji sudah banyak. Jadi, orang tuanya harus membuat pernyataan diatas materai supaya perjanjiannya kuat.  Bila sampai melebihi poin yang ditentukan, maka siswa terpaksa dikembalikan ke orang tuanya. Artinya, sudah harus pindah sekolah atau tidak naik kelas. 

    Ibu Aji terlihat berkaca-kaca mendengar uraian BK. Tetapi bagaimana lagi, semua sudah terjadi dan ia harus menerima kenyataan.

    Terdengar suara motor baru datang. Aji terlihat masih memakai seragam sekolah dengan tas ransel di punggungnya.

    Dia tergopoh masuk ke rumah, menyalami Miss Titin, Guru BK dan Ibunya. 

    “Ayo, duduk dulu. Ceritakan pada gurumu dari mana saja tadi.” Titah Ibu Aji. 

    “Iya, Bu. Tetapi aku mau ngomong sendiri sama Miss Titin. ibu masuk aja.” pinta Aji.

    Aji mulai menceritakan mengapa dia enggan masuk sekolah setelah Ibu Aji meninggalkannya.

    “Miss, Aku nggak mau sekolah SMA. Aku ingin sekolah SMK saja. Aku ingin ambil jurusan musik.” Curhat Aji. 

    “Loh kenapa baru sekarang bilang?” Tanya Miss Titin ingin tahu. 

    “Aku sudah bilang sama Ayah dan Ibu. Tetapi mereka memaksaku untuk sekolah di SMA.”

    “Lalu kenapa tetap dijalani?” Tanya Miss Titin. 

    “Aku nggak ingin mereka marah, tetapi aku nggak bisa, Miss.” Aji melanjutkan ceritanya. 

    “Aji, sekarang sudah semester dua. Kamu nggak bisa pindah ke SMK. Pelajarannya lain,  jurusannya juga lain. Bisanya ya mengulang dari kelas awal.” Miss Titin menjelaskan. Aji terdiam mencoba mencerna ucapan Miss Titin.

    “Miss, saya mau serius sekolah di SMA. Tetapi saya malu pada teman-teman dan takut pada Bapak dan Ibu guru karena karena tidak pernah mengerjakan tugas.” Ucap Aji sepertinya mulai sadar.

    “Asal kamu serius, saya bisa bantu.” Miss Titin memberikan harapan.

    “Tetapi Miss, bagaimana dengan keinginan saya bermusik?” Aji kembali bertanya.

    “Itu kan hobimu. Kamu tetap bisa bermusik di luar jam sekolah,  bisa juga ketika libur.” Miss Titin mengarahkan.

    “Baiklah Miss, sekarang juga saya mau kembali ke sekolah dan belajar.”

    “Begitu dong. Tetapi, lihat yang dibawa BK ini. Kamu harus isi dan berjanji dengan sengguh-sungguh. Sekali lagi kamu tidak masuk sekolah atau melanggar peraturan, kamu sudah tidak bisa sekolah di sini lagi.” 

    Ibu Aji kembali ke ruang tamu. Aji telah menyampaikan unek-uneknya dan sekarang juga mau langsung berangkat sekolah bersama dengan Miss Titin dan Guru BK. 

    Penandatanganan surat pernyataan di atas materai telah dilakukan. Aji sudah berjanji untuk rajin belajar, tidak bolos sekolah, dan akan menyelesaikan tugas-tugasnya semuanya. 

    Aji berpamitan pada ibunya dan berangkat sekolah bersama dengan Miss Titin dan Guru BK.

    Misa Titin sempat khawatir bila Aji tidak sampai sekolah lagi. Lalu meminta Aji untuk memboncengnya supaya yakin bisa kembali ke sekolah. Dalam perjalanan.  Aji melanjutkan ceritanya.

    “Miss, kemarin itu saya tiba-tiba di pukul oleh anak di jalan situ.” Ucap Aji sambil menunjuk sebuah jalan yang agak sepi.

    “Loh kenapa kok tiba-tiba di pukul? Kamu punya salah apa?” Selidik miss Titin

    “Ya itu, Miss. Saya juga tidak tahu.” elak Aji.

     

     

    Kreator : Sofi Rohma

    Bagikan ke

    Comment Closed: Tak Mau SMA

    Sorry, comment are closed for this post.

    Popular News

    • Part 15: Warung Kopi Klotok  Sesampainya di tempat tujuan, Rama mencari tempat ternyaman untuk parkir. Bude langsung mengajak Rani dan Rama segera masuk ke warung Kopi Klotok. Rama sudah reservasi tempat terlebih dahulu karena tempat ini selalu banyak pengunjung dan saling berebut tempat yang ternyaman dan posisi view yang pas bagi pengunjung. Bude langsung memesan […]

      Okt 01, 2024
    • Part 16 : Alun – Alun  Kidul Keesokan paginya seperti biasa Bude sudah bangun dan melaksanakan ibadah sholat subuh. Begitupun dengan Rani yang juga melaksanakan sholat subuh. Rani langsung ke dapur setelah menunaikan ibadah sholat subuh. Tidak lama disusul oleh Bude dan langsung mengambil bahan masakan serta mengiris bahan untuk memasak. Rani dan Bude sangat […]

      Okt 16, 2024
    • Part 14: Kopi Klotok Pagi hari yang cerah, secerah hati Rani dan semangat yang tinggi menyambut keseruan hari ini. Ia bersenandung dan tersenyum sambil mengiris bahan untuk membuat nasi goreng. Tante, yang berada di dekat Rani, ikut tersenyum melihat Rani yang bersenandung dengan bahagia. “Rani, kamu ada rasa tidak sama Rama? Awas, ya. Jangan suka […]

      Sep 18, 2024
    • Part 13 : Candi Borobudur Keesokan harinya Rama sibuk mencari handphone yang biasa membangunkannya untuk berolahraga disaat Rama berada di Jogja. Rama tersenyum dan semangat untuk bangun, membersihkan diri dan segera membereskan kamarnya. Tidak lupa Rama juga menggunakan pakaian yang Rapih untuk menemui Rani hari ini. Sementara Rani seperti biasa masih bermalas-malasan di dalam kamarnya […]

      Sep 07, 2024
    • Part 12 : Cemburu Rama langsung memukul Jaka saat Jaka baru saja masuk ke ruang kerjanya Rama. Jaka yang meringis bukannya marah namun malah tersenyum terhadap Rama karena Jaka tahu bahwa Rama lagi cemburu terhadapnya. Rama males menjawab salam dari Jaka namun sebagai orang yang punya adab Rama harus menjawab salam dari Jaka dengan sopan. […]

      Sep 05, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021