KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Catatan Harian
  • Cerita Anak
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kisah Inspiratif
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • Manajemen
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Opini
  • Organisasi
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • SDM
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Artikel » Tak semua murid sama

    Tak semua murid sama

    BY 11 Okt 2024 Dilihat: 186 kali
    Tak-semua-murid-sama_alineaku.jpg

    Fauzan duduk sendiri di bangku paling depan, belum ada siswa lain yang menemaninya. Teman-teman yang lain lebih memilih duduk di bangku belakang.

    Kelas X IIS ada 41 siswa. Jumlahnya memang ganjil. Jadi, harus ada yang duduk sendirian. Sebenarnya bangku sekolah didesain sendiri-sendiri. Namun, pengaturan di kelasnya ditata menjadi dua orang siswa. Fauzan tidak terlihat bingung dengan kesendiriannya. Dia merasa senang karena hari ini adalah hari pertamanya masuk sekolah. Terlebih kali ini dia sudah berada di Sekolah Menengah Atas. Fauzan merasakan kegembiraan yang luar biasa karena hari ini dia sudah menjadi siswa SMA favorit di kotanya.

    Menjadi siswa SMA tentu beda dengan SMP. Seragam baru putih abu-abu membuat Fauzan lebih percaya diri, meski berangkat sekolah masih diantar oleh ibunya. Sesampainya di pintu gerbang, Fauzan sudah bisa berbaur dengan teman-temannya menuju kelas.

    Sebagai awalan, yakni berkenalan dengan teman-teman sekelas. Fauzan tampak malu-malu. Ketika ditanya nama, dia menjawab dengan suara yang kecil sekali, hampir seperti berbisik. Berbanding terbalik dengan badannya yang besar dan tambun, perutnya gendut, serta perawakannya yang kekar.

    “Namamu siapa?” sapa seorang teman barunya.

    “Fauzan.” Lirih terdengar.

    “Siapa namamu?” temannya mengulang pertanyaan yang sama.

    “Fauzan.” Kembali dijawab, lebih keras dari sebelumnya. Itu pun masih kurang jelas.

    Akhirnya teman-teman Fauzan memanggilnya dengan kata “Heh!”

    Fauzan memang berbeda. Dia lebih suka menyendiri. Masih belum mau bersosialisasi dengan teman-teman yang lain.

     

    **

    Saatnya pelajaran Bahasa Inggris. Oleh karena masih awal pertemuan, tentu saja diisi dengan perkenalan terlebih dahulu supaya saling mengetahui. Satu per satu siswa maju ke depan untuk menyebutkan nama, hobi, cita-cita, dan dari SMP mana. Tentu saja menggunakan Bahasa Inggris.

    Perkenalan sengaja dimulai dari ujung belakang, mengular hingga sampai bangku paling depan. Saatnya Fauzan untuk maju dan mengenalkan diri. Dia tetap duduk manis, bergeming begitu saja, tidak mau maju. Miss Rohma—guru Bahasa Inggris—memintanya untuk segera maju. Fauzan menolak, katanya tidak bisa.

    “Ayo maju ke depan, kenalan dulu,” pinta Miss Rohma.

    “Nggak mau. Aku nggak bisa.” Fauzan mengelak untuk maju.

    “Tidak apa-apa, nanti diajari kok.” Miss Rohma kembali meyakinkan supaya Fauzan mau

    maju. Fauzan hanya menggeleng dan menggerakkan bahunya tanda tidak mau maju.

    “Ya sudah, tidak apa-apa hari ini tidak mau maju, tetapi besok mau, ya?” Miss Rohma tidak memaksakan kehendak. Perkenalan pun dilanjutkan oleh siswa berikutnya.

    Pertemuan pertama, semua siswa tampak senang dengan kesan awal. Mereka jadi saling kenal, saling tahu hobi teman yang lain. Ada yang suka berolahraga, bermain basket, futsal, voli, ada yang suka bermain musik, menyanyi, menari, membaca, menulis, memasak, bahkan ada yang hobinya makan dan tidur.

    Fauzan masih belum mau menyebutkan apa hobi dan kesukaannya. Dia hanya senyum-senyum ketika melihat temannya mempraktikkan menyanyi di depan kelas. Bisa jadi sebenarnya dia ingin menyampaikan, tetapi masih malu. Tak heran bila temannya mulai mengolok-olok.

    Setelah semua siswa selesai memperkenalkan diri, ada seorang siswa yang meminta izin membawa gitar pada pertemuan berikutnya karena ingin menyanyikan lagu Bahasa Inggris milik Adele di depan kelas.

    “Miss, minta izin untuk membawa gitar pada pertemuan berikutnya, ya. Boleh?” tanya Wahyu.

    “Okay, silahkan.” Miss Rohma mengizinkan.

    Usai berkenalan, saatnya writing. Miss Rohma meminta anak-anak untuk menuliskan apa yang sudah disampaikan di depan tadi. Ditulis dalam buku masing-masing dalam bentuk paragraf. Suasana kelas menjadi hening karena mereka sibuk menulis dan menuangkan perkenalannya di atas kertas. Namun, tidak dengan Fauzan. Dia tampak kebingungan harus menulis apa.

    “Miss, tugasnya apa?” Fauzan mendekat ke meja guru sambil membawa buku dan pulpennya.

    “Ceritakan tentang kamu. Namamu siapa? Hobimu apa? Sekolah SMP mana?” Miss Rohma

    menjelaskan dengan sabar.

    “Pakai Bahasa Inggris, ya?” tanyanya lagi.

    “Iya. Ayo, segera dituliskan di bukumu,” pinta Miss Rohma.

    “Miss … saya nggak bisa.” Fauzan mulai merengek seperti anak kecil.

    “Sini, saya ajari. My name is Fauzan. Ayo segera tuliskan di bukumu,” ujar Miss Rohma.

    “Tulisannya gimana?” Fauzan tak beranjak dari meja guru.

    Miss Rohma baru tahu, ternyata Fauzan memang tidak seperti anak yang lainnya. Pelan-pelan dibimbingnya Fauzan, diberi contoh tulisan supaya dicatat di bukunya. Memang harus sabar dan telaten dalam menghadapi siswa yang berbeda seperti ini. Fauzan memberanikan diri bertanya nomor telepon Miss Rohma.

    “Miss, boleh minta nomor teleponnya?”

    “Iya, boleh.” Lalu diberikan nomornya.

    **

    Malam tiba, ada pesan WhatsApp masuk ke ponsel Miss Rohma. Ternyata dari Fauzan. Dia mengucapkan terima kasih sudah diajari tadi di sekolah. Miss Rohma duduk termenung. Terbayang ketika KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) sedang berlangsung. Hari ini dia memiliki murid khusus yang berbeda dengan yang lainnya. Secara fisik sempurna, tetapi siswa ini membutuhkan waktu dan perhatian khusus dari guru-gurunya.

    Miss Rohma mengoreksi hasil tugas siswanya. Dia kembali membuka riwayat Fauzan. Ternyata sebelum ini, Fauzan sekolah di SMPN. Artinya, asal sekolahnya juga bagus. Mestinya dulu Fauzan juga mendapat perhatian khusus di sana.

    Miss Rohma menunaikan shalat Isya. Seperti biasa, selalu menyertakan doa untuk murid- muridnya dan membacakan Al-Fatihah supaya ilmu yang diberikan bermanfaat dan berkah. Dalam syahdu doanya, terlintas wajah polos Fauzan yang minta diberi tahu cara menuliskan perkenalan diri dalam Bahasa Inggris. Miss Rohma pun langsung memanjatkan doa khusus agar diberi kemudahan dalam mengajarinya.

    **

    Fauzan adalah anak yang ramah dan sopan. Dia selalu menerapkan setiap ilmu dan arahan yang diberikan di sekolah. Misalnya, setiap bertemu Bapak/Ibu pendidik dan tenaga kependidikan harus senyum, salam, salim, dan sapa. Semua dipraktikkan dengan baik. Tidak jarang, siswa yang lain belum bisa melakukan semua itu secara keseluruhan.

    Hari-hari berikutnya, Fauzan masih belum bisa mengikuti pelajaran yang diberikan oleh Bapak/Ibu guru, tetapi dia rajin bertanya tugas apa yang harus dikerjakan. Untung orang tuanya tanggap akan kemampuan anaknya. Ibunya juga sering berkonsultasi dan meminta arahan apa yang harus dilakukan oleh putranya, bahkan dicarikan guru les khusus untuk mendampingi belajar dan menyelesaikan tugas-tugas putranya. Memang terkesan spesial, tetapi demi anak, pasti orang tua akan melakukan yang terbaik. Bapak/Ibu guru mulai merasa kesulitan. Metode mengajar terbaik apa yang harus dilakukan di kelas tersebut, sementara anak-anak yang lain bisa belajar seperti biasanya. Ada siswa yang sebenarnya bisa belajar dengan baik, tetapi agak malas dan sering tidak masuk sekolah dengan berbagai alasan sehingga nilai tugas-tugasnya banyak yang kosong. Beda dengan Fauzan yang memang mengalami kesulitan belajar, tetapi sangat rajin mengerjakan tugas dan selalu bertanya tugas apa saja yang harus dikerjakan.

    Ketika Bapak/Ibu guru mulai mendiskusikan tentang hal ini, Miss Rohma memberi masukan agar lebih sabar dan telaten dalam menghadapinya. Tentu saja tidak semua siswa memiliki kemampuan yang sama. Ada yang cerdas, tetapi agak malas. Kadang mereka menyepelekan pelajaran karena dianggap sudah bisa. Ada yang pintar dan rajin belajar. Ada yang tidak cerdas, tetapi rajin mengulang-ulang pelajaran yang diberikan oleh Bapak/Ibu gurunya dan ada pula yang memang benar-benar tidak bisa mengikuti pelajaran yang ada. Hal ini merupakan tugas bagi Bapak/Ibu guru untuk memiliki trik khusus supaya pelajarannya bisa diterima dengan baik oleh ragam siswa tersebut.

    Miss Rohma memang sudah lama menjadi pendidik. Tentu sudah banyak mengalami beberapa tipe dalam proses kegiatan belajar mengajar murid-muridnya. Semua itu harus ditelateni, tidak terlalu dipaksakan. Hal yang penting adalah Fauzan masih mau berusaha, belajar, mengerjakan tugas, berlatih soal, dan selalu mengikuti pelajarannya tanpa absen.

    **

    Fauzan memang tipe anak yang rajin. Bukan hanya di dalam kelasnya saja, untuk kegiatan ekstrakurikuler juga disukainya. Misalnya, kegiatan Pramuka. Dia sangat rajin mengikutinya, selalu datang di awal waktu. Pernah suatu ketika, orang tua Fauzan meminta izin tidak bisa ikut kegiatan karena harus pergi ke luar kota. Keesokan harinya, ternyata Fauzan masih tetap masuk sekolah dan mengikuti kegiatan hingga selesai.

    Ketika Miss Rohma bertanya padanya, “Loh … katanya pergi? Kan, tadi malam orang

    tuanya sudah minta izin.”

    “Nggak mau, Miss. Aku nggak mau ikut. Aku sekolah saja,” jelas Fauzan.

    “Ooo … gitu. Ya sudah, lanjutkan kegiatanmu,” ucap Miss Rohma.

    Usai kegiatan Pramuka, orang tua Fauzan menjemput dan bercerita bahwa kepergiannya harus ditunda hingga siang hari demi menunggu putranya yang lebih memilih kegiatan sekolah.

    **

    Saatnya pembagian rapor. Laporan perkembangan siswa ini hanya bisa diambil oleh orang tua atau wali. Tentu saja Bapak/Ibu wali murid datang ke sekolah untuk menanyakan perkembangan belajar anaknya di sekolah, tak terkecuali orang tua Fauzan. Ayah ibunya menanyakan bagaimana Fauzan selama di sekolah. Belajarnya apakah lancar. Sosialisasi dengan temannya seperti apa dan berbagai pertanyaan lain yang ingin ditanyakan.

    Memang orang tua Fauzan sangat memperhatikan perkembangan anaknya. Meminta tolong agar anaknya tetap dibimbing dan diarahkan dengan baik dan benar. Orang tua Fauzan sangat menyadari kemampuan anaknya sehingga tidak menuntut lebih. Hal yang terpenting bisa mengikuti saja dan tetap mengalir seperti air mengalir.

    Ketika melihat hasil peringkat di dalam kelas, ternyata Fauzan bukan berada di ranking paling akhir. Hal ini dikarenakan Fauzan tidak pernah bolos, selalu rajin masuk sekolah, mengikuti semua pelajaran, mengerjakan tugas yang diberikan, tidak membandel, tidak pernah terlambat, dan selalu berusaha untuk belajar. Itulah yang membuat nilainya lumayan bila dibandingkan dengan teman yang lain. Teman yang sebenarnya cerdas, tetapi agak malas mengerjakan tugas. Murid yang rajin bisa jadi mampu mengalahkan murid cerdas yang menyepelekan tugas.

     

     

    Kreator : Sofi Rohma

    Bagikan ke

    Comment Closed: Tak semua murid sama

    Sorry, comment are closed for this post.

    Popular News

    • Part 15: Warung Kopi Klotok  Sesampainya di tempat tujuan, Rama mencari tempat ternyaman untuk parkir. Bude langsung mengajak Rani dan Rama segera masuk ke warung Kopi Klotok. Rama sudah reservasi tempat terlebih dahulu karena tempat ini selalu banyak pengunjung dan saling berebut tempat yang ternyaman dan posisi view yang pas bagi pengunjung. Bude langsung memesan […]

      Okt 01, 2024
    • Part 16 : Alun – Alun  Kidul Keesokan paginya seperti biasa Bude sudah bangun dan melaksanakan ibadah sholat subuh. Begitupun dengan Rani yang juga melaksanakan sholat subuh. Rani langsung ke dapur setelah menunaikan ibadah sholat subuh. Tidak lama disusul oleh Bude dan langsung mengambil bahan masakan serta mengiris bahan untuk memasak. Rani dan Bude sangat […]

      Okt 16, 2024
    • Part 14: Kopi Klotok Pagi hari yang cerah, secerah hati Rani dan semangat yang tinggi menyambut keseruan hari ini. Ia bersenandung dan tersenyum sambil mengiris bahan untuk membuat nasi goreng. Tante, yang berada di dekat Rani, ikut tersenyum melihat Rani yang bersenandung dengan bahagia. “Rani, kamu ada rasa tidak sama Rama? Awas, ya. Jangan suka […]

      Sep 18, 2024
    • Part 13 : Candi Borobudur Keesokan harinya Rama sibuk mencari handphone yang biasa membangunkannya untuk berolahraga disaat Rama berada di Jogja. Rama tersenyum dan semangat untuk bangun, membersihkan diri dan segera membereskan kamarnya. Tidak lupa Rama juga menggunakan pakaian yang Rapih untuk menemui Rani hari ini. Sementara Rani seperti biasa masih bermalas-malasan di dalam kamarnya […]

      Sep 07, 2024
    • Part 12 : Cemburu Rama langsung memukul Jaka saat Jaka baru saja masuk ke ruang kerjanya Rama. Jaka yang meringis bukannya marah namun malah tersenyum terhadap Rama karena Jaka tahu bahwa Rama lagi cemburu terhadapnya. Rama males menjawab salam dari Jaka namun sebagai orang yang punya adab Rama harus menjawab salam dari Jaka dengan sopan. […]

      Sep 05, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021