KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Cerita Anak
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Artikel » Takdir Allah Itu Indah Episode 3

    Takdir Allah Itu Indah Episode 3

    BY 03 Jul 2024 Dilihat: 51 kali
    Takdir Allah Itu Indah episode 3

    Aku menikah di usia 24 tahun ,usia yang sudah cukup matang untuk mengemban tugas berumah tangga. Teman-teman seusiaku bahkan sudah ada yang punya anak 2. Awal pernikahanku yang penuh drama membuat aku harus lebih banyak bersabar dan harus banyak belajar . Aku juga harus bisa menyesuaikan diri dengan suamiku yang sangat introvert ,dingin dan pendiam. Satu minggu setelah pernikahanku suamiku harus berangkat kembali ke kota Batam tempat ia bekerja. Aku harus siap ditinggalkan karena ia belum siap untuk mengajakku . Ia pun berangkat .Kulepas suamiku dengan penuh harapan suatu hari nanti ia pulang dan menjemputku. Aku tidak sabar ingin merantau mengikuti suami dan meninggalkan kampungku yang penuh kenangan. Terutama aku ingin meninggalkan dan melupakan kenangan jika aku pernah mencintai seseorang di kampungku dan telah mencampakan diriku. 

    Namun seminggu setelah pernikahan kami , suamiku dapat PHK . Dan oleh bapak mertuaku disuruh pulang kembali ke kampungku . Di kampung oleh kakak laki-lakiku diserahkan tanah untuk diolah  sebagai bagian aku untuk anak perempuan . Akhirnya suamiku menerima tanah itu dan mulai mengolahnya. Aku Sarjana lulusan terbaik yang sudah beberapa bulan berhenti mengajar terpaksa harus ikut ke kebun membantu suamiku. Baik suami atau pun aku ,kami sama-sama tidak terbiasa dan tidak punya pengalaman untuk bertani. Tapi kami tidak punya banyak pilihan. Setiap pagi kami harus bangun subuh dan siap untuk berangkat ke kebun membawa cangkul dan alat lainnya. Melihat keadaanku seperti itu keluargaku kecewa dan marah pada kami , karena sayang mereka padaku , aku anak harapan dalam keluarga ,yang bisa mengangkat martabat keluarga tapi justru jadi sama seperti anak lainnya dikampungku. Setiap hari juga aku harus berseberangan dengan ummiku ,ummi orang yang selalu dekat denganku selama ini .

    Akhir dari semua itu aku harus membulatkan tekadku untuk merantau kembali ke Batam. Pertama suamiku yang berangkat ,kemudian 2 minggu setelah itu aku pun menyusul suamiku ,walaupun saat itu suamiku belum mendapatkan pekerjaan di Batam. Sore itu aku berangkat ke Batam sendiri menyusul suamiku , untuk bisa sampai di pulau Batam aku harus naik bis satu hari dan naik kapal 1 hari. Namun sesampainya di Batam , kota yang asing bagiku ,aku tidak mendapatkan suamiku untuk menjemputku di pelabuhan . Hari itu hari pertama aku menginjakkan kakiku di Kota yang asing bagi ku , dan itu juga hari pertama air mata ku tumpah karena kesedihan yang luar biasa, hidupku terasa hancur dan disia-siakan oleh suamiku sendiri ,padahal aku telah mengorbankan banyak hal , impianku ,keluargaku  dan gelar sarjanaku. Namun aku harus kuat karena saat itu aku sedang diuji kesabaranku , aku tidak boleh cengeng dan aku harus bisa belajar kuat karena hidupku kedepannya akan pasti banyak badai yang harus kuhadapi.

    DiKota asing itu , awalnya aku menumpang dengan teman ku { teman SMA ku ), dan suamiku juga menumpang dengan teman-temannya. Karena kami belum punya uang untuk bisa mengontrak rumah dan masih sama menganggur  alias belum punya pekerjaan.  Bayangkan  sepasang suami istri  menikah tanpa pertemuan sebelumnya ,merantau hidup terpisah diantara kamar-kamar kost  bahkan makan pun masing-masing , aku makan jika ditawari teman ,begitu juga suami . Jika hari itu tidak ada yang menawari kami maka kami tidak makan. Mengalami kondisi ini diam-diam aku  menelpon bapak mertuaku ,aku tumpahkan segala kekecewaanku ,aku menangis dan menyesali hidupku karena telah menikah dengan anak  yang lemah ,tidak mandiri dan tidak bertanggungjawab terhadapku .

    Akhirnya bapak mertua mengirimkan uang untuk kami mengontrak. Aku masih ingat uang yang dikirim hanya cukup untuk bayar kontrakan kecil ,beli karpet plastik dan 2 buah bantal . Alhamdulillah sudah bisa kumpul dengan suami walaupun hanya tidur diatas karpet plastik , namun masalah tidak sampai disitu , hidup bukan hanya untuk bisa tidur tapi bangun tidur perut juga sudah bersenandung minta diisi. Suami setiap hari harus keluar mencari kerja , jalan kaki dan tidak ada bekal . Begitu juga aku , bahkan pernah suatu hari aku tidak makan dan tidak minum karena memang tidak ada yang akan dimakan . Sampai akhirnya aku jatuh sakit . Sekali lagi aku harus diam-diam menelpon bapak mertua tempat aku menumpahkan segala kekecewaanku. 

    Setelah aku sembuh ,aku harus mencari kerja dan tidak mungkin hanya menunggu suamiku. Sore itu ada Musabaqah Tilawatil Qur’an ( MTQ) . Kebetulan belum ada yang mewakili dari lingkungan tempat tinggalku , atas rekomendasi dari temanku ,aku ikut acara lomba . Dan alhamdulilah menang dan menjadi peserta untuk utusan ke kecamatan . Inilah awal pertolongan Allah datang , setelah musabaqah banyak tawaran datang untukku  mengajar mengaji , mulai dari privat sampai guru ngaji di masjid tempat kami tinggal . Bahkan mengajar di sebuah sekolah walaupun hanya menggantikan guru lain yang sedang cuti melahirkan . Alhamdulillah tiga bulan menggantikan setelah itu ada lagi yang cuti sehingga berlanjut sampai 6 bulan. Setelah 6 bulan itu aku pun sudah hamil dan akhirnya aku juga disuruh cuti  alias tidak mengajar lagi . Waktu itu Suamiku juga belum mendapatkan pekerjaan . Akhirnya suami dan Aku pulang ke kampung untuk melahirkan anak pertama kami . Pulang ke kampung ,akhirnya kembali ke keadaan semula ,berkebun lagi. Dan persoalan dengan keluarga besar pun mulai berkobar lagi.

    Setelah anak pertama kami berusia 2 bulan ,akhirnya kami merantau lagi ke Batam membawa bayi mungil menaiki bis dan kapal .Walaupun sampai di Batam kami harus berpetualang lagi mencari pekerjaan . Rezeki pertama anakku sesampai di Batam , aku dikasih beras 50 kg , dan uang Rp.100 ribu Rupiah oleh kepala Sekolah tempatku honor menggantikan teman yang cuti dulu. Dengan modal itu aku bersyukur dan dapat hidup agak tenang sampai aku dapat pekerjaan yang lebih baik. Alhamdulillah privat ngaji masih terus berlanjut dan kami sudah bisa mengontrak dan beli susu anak kami. Suatu ketika ada yang menawari kami tanah yang masih hutan , akhirnya kami beli dan setiap hari aku dan suami berkebun lagi di Batam . Sambil membawa bayi mungil kami , kami bertani menanam ubi kayu dan sayuran .

    Alhamdulillah tahun itu aku juga sudah mendapatkan sekolah untuk mengajar dan dapat mes sederhana juga untuk kami tempati. Alhamdulillah juga perlahan-lahan ekonomi keluarga mulai membaik . Ubi  yang ditanam pun mulai bisa dipanen .Sampai akhirnya tanah perkebunan itupun mulai kami jual dan uangnya untuk membangun rumah di sekitar sekolah tempatku mengajar.

    Setelah 4 tahun usia anakku yang pertama akhirnya lahirlah anak kedua kami perempuan yang kami beri nama Annisa Qurrata A’yun.  Kondisi ekonomi jauh lebih baik , alhamdulillah sudah bisa bayar baby sitter untuk mengasuh anak kami karena waktu berjalan suami juga sudah mendapatkan pekerjaan . 

    Sebenarnya hidup keluarga kami sudah cukup nyaman ,punya rumah ,punya sepeda motor dan kami berdua juga punya penghasilan tetap. Aku sangat bahagia dan bersyukur dengan kehidupan kami saat itu.Keluarga besar ku terutama umi juga sudah bisa menerima keadaan kami apalagi dengan adanya dua cucu tidak ada alasan bag mereka untuk membenci kami. Satu persatu keluarga sudah mulai ke Batam dan kami hidup bersama di rumah yang sangat sederhana itu. Cobaan pun menerpa keluarga kecil kami dengan adanya orang ketiga diantara aku dan suami . Mungkin selama 5 tahun pertama kami hanya sibuk memikirkan ekonomi keluarga sehingga hubungan keluarga jadi rapuh. dan lupa kalau sesungguhnya diantara kami sudah letih ,lelah dan jenuh, dan butuh penguatan satu sama lain. Tanpa kami sadari terciptalah celah untuk pihak ketiga menyusup dalam hubungan kami . Namun Alhamdulillah jodoh kami masih panjang dan masalah itu bisa kami atasi dengan baik. Sampai akhirnya lahirlah anak kami yang ketiga seorang perempuan yang kami beri nama Nayla syafira Qonita.

    Dari segi karir pun aku semakin meningkat , mulai dari guru biasa ,wakil kepala sekolah bahkan Kepala Sekolah sudah ku tekuni. Begitu juga dengan suami mulai dari karyawan biasa sampai menjadi orang kepercayaan Yayasan . Penghasilan Alhamdulillah jauh lebih dari cukup kalau hanya untuk kebutuhan keluarga . Bahkan sudah bisa membantu biaya sekolah keponakan dll.

    Namun dunia tak hanya sampai disitu . Dulu kami hanya memikirkan bagaimana bisa makan dan hidup layak . Namun dengan membaiknya ekonomi dunia mulai menggoda . Awalnya Kredit sebuah perumahan tipe 36. Karena dapat pinjaman lunak dari sebuah bank Riba dan pinjaman itu kami DP kan untuk membeli rumah . Rumah itu dicicil melalui bank Riba lainnya . Waktu itu kami belum mengerti apa itu Riba tapi aku tau kalau Riba itu diharamkan Allah. Tapi kebanyakan teman2 kami sukses melalui pinjaman bank.  Dan akhirnya kami juga mulai terlibat dalam berbagai transaksi Riba . 4 Tahun berjalan lancar karena rumah itu disewakan, dan sewanya untuk membayar cicilan bank. 

    Tidak puas dengan satu rumah akhirnya kami mengambil lagi rumah yang lebih besar dua tingkat lantai satu kami buka minimarket dan di lantai dua rumah tempat tinggal. Wah orang menilai  kami perantau yang sukses. Waktu itu Di Batam kami sudah berjalan 12 tahun. Pinjaman  bank mulai dari  15 juta  naik menjadi 80 juta dan terus naik lagi 120 juta sampai titik terakhir naik terus ke angka 350 juta. Cicilan dari 700 ribu naik ke 2,5 juta sampai akhirnya 8 juta . Dan di titik ini akhirnya kami koleb dan bangkrut serta meninggalkan hutang dimana-mana.  Aku dan suami betul-betul lumpuh dan tidak tau harus bagaimana. 

    Ditengah kondisi yang sangat suit itu , aku sholat dan mohon petunjuk kepada Allah Swt.Dan  Di akhir sholatku  seolah-olah aku dibisikan untuk hijrah dan meninggalkan segalanya . Namun aku belum berani untuk menyampaikan ke suamiku. Setelah 3 malam berturut-turut aku sholat malam dan kupasrahkan diri kepada Allah serendah-rendahnya ,aku pun merasakan seolah ada bisikan untuk segera hijrah meninggalkan segalanya . Akhirnya aku sampaikan ke suami dan suamiku ternyata punyaa pikiran yang sama dengan ku . Akhirnya tampa pikir panjang kami berkemas seadanya dan betul-betul meninggalkan segalanya termasuk meninggalkan hutang ratusan juta. Usaha dan asset yang dirintis dari nol dan sangat bersusah payah akhirnya sirna . Aku coba belajar  ikhlas walaupun sulit ,Aku juga harus bisa menguatkan suami agar  belajar untuk menerima keadaan . 

    Hari itu tepat di hari ulang tahun ke 6  anak kami yang nomor tiga . Dengan alasan ingin merayakan ultah anak kami yang ke 6 kami keluar dari kota Batam . Awalnya kami bingung tidak tau harus kemana namun akhirnya kami sepakat mau ke Kota Bengkulu karena ada adik sepupu di kota itu. Kami keluar dari rumah hanya membawa pakaian secukupnya. Rumah dan segala isinya termasuk minimarket dan segala asetnya kami tinggalkan . Qodarullah kami berjalan dan meninggalkan semua. Walaupun kata orang kami pengecut , melarikan diri dari masalah ,meninggalkankan setumpuk hutang dan melenyapkan segala usaha yang telah dirintis bertahun-tahun padahal nilai aset yang ditinggalkan itu masih diatas angka hutang yang ditinggalkan. Namun aku dan suami sudah membulatkan tekad untuk berhenti dan keluar dari lingkaran itu ,namun dalam lubuk hati yang paling dalam terikrar untuk pergi mencari solusi dan akan menyelesaikan segalanya di kemudian hari. Usaha yang dijalankan kami sadari sudah tidak sehat dan  tidak sesuai syariat agama . Sudah banyak tercampur hak dan bathil dan semua itu akan sulit untuk memisahkannya kecuali jika kami keluar dan berhenti total dari semua itu. Kami hanya berpasrah diri kepada Allah dan menyerahkan segalanya pada ketentuan Allah . 

    Sesungguhnya Allah  Maha Penyayang , dan Allah sangat sayang dengan kami hambaNya , dengan kasih sayangNya Allah tidak mau kami terlalu jauh tersesat. Akhirnya Allah melenyapkan segalanya dan kami mulai hijrah dari Batam dan pindah ke Kota Bengkulu , dengan meninggalkan semua nama baik selama ini , semua karier ,semua teman terbaik bahkan semua aset dan hutang piutang yang ratusan juta. Dengan harapan hidup dari nol di kota yang baru dan berdoa kepada Allah agar Allah permudah keluargaku untuk menyelesaikan segalanya terutama hutang piutang .

    Aku dihujat , dicaci ,dighibah bahkan di sumpah serapah banyak orang . Sampai rumah Townhouse kami dipreteli preman karena tidak menyelesaikan piutang . Yang penting waktu itu aku harus keluar dulu dari Batam , dan mengikhlaskan apapun yang terjadi dengan semua aset  dan karierku.

     

     

    Kreator : Reni Elfira

    Bagikan ke

    Comment Closed: Takdir Allah Itu Indah Episode 3

    Sorry, comment are closed for this post.

    Popular News

    • Menurut Stephen Covey Manusia Memiliki Kebutuhan Dasar, Kecuali? a. To Live b. To Love c. To Listen d. To Leave the Legacy Jawaban: c. To Listen Menurut Stephen Covey Manusia Memiliki Kebutuhan Dasar, Berikut Pembahasannya: Stephen Covey, seorang penulis dan konsultan manajemen terkenal, dalam karya-karyanya sering membahas tentang kebutuhan dasar manusia. Dalam bukunya yang terkenal, […]

      Jun 25, 2024
    • Hari sudah menunjukkan pukul 14.30. Suasana di sekolah tempat Ustadz Hamdi mengabdikan diri sudah mulai sepi. Anak-anak sudah banyak yang pulang. Ustadz Hamdi masih duduk di meja kerjanya sambil memeriksa satu persatu tugas murid-muridnya. Saat itu tiba-tiba HP Ustadz Hamdi berdering “Kriiing, kriiing, kriiing…”  “Halo…., Assalamu alaikum !”  “Wa alaikum salam. Ini Lisa, pak Ustadz.” […]

      Jun 06, 2024
    • Aku adalah teman sekelas Sky di SMP, kami berada dikelas yang sama selama 3 tahun. Sekarang setelah masuk SMA kami berada di sekolah dan kelas yang sama. Sky selalu menjadi orang terpopuler di sekolah, Sky tinggi,  tampan, dan sangat ramah. Namun sayangnya aku merasa dia selalu dingin hanya padaku, aku bahkan tidak tau alasan dibalik […]

      Jun 10, 2024
    • Mahaga Belom Bahadat adalah bahasa Dayak Ngaju yang mempunyai makna yaitu menjaga kehidupan yang saling menghargai, menghormati serta menjunjung tinggi kehidupan Adat Istiadat maupun tradisi kearifan lokal di wilayah yang kita tempati. Era zaman sekarang ini sudah banyak sekali para generasi yang melupakan prinsif-prinsif hidup yang telah dulu ditinggalkan para leluhur(nenek moyang) kita, padahal banyak […]

      Jun 02, 2024
    • Part 13 : Candi Borobudur Keesokan harinya Rama sibuk mencari handphone yang biasa membangunkannya untuk berolahraga disaat Rama berada di Jogja. Rama tersenyum dan semangat untuk bangun, membersihkan diri dan segera membereskan kamarnya. Tidak lupa Rama juga menggunakan pakaian yang Rapih untuk menemui Rani hari ini. Sementara Rani seperti biasa masih bermalas-malasan di dalam kamarnya […]

      Sep 07, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021