Awal tahun 2020 di masa pandemi, virus corona menyerang Indonesia, juga di kota kecil Bengkulu. Kantor-kantor dan sekolah menggunakan sistem daring. Kami, para guru, mengajar secara online dan semampunya agar tetap bisa menjangkau siswa.
Bagi sebagian orang, wabah corona mungkin musibah. Namun, bagi sebagian orang, banyak yang mengambil manfaat positif untuk muhasabah diri dan melakukan perbaikan. Tidak sedikit orang yang mendapat hidayah dari masa pandemi ini .
Aku, secara pribadi, merasakan nikmat yang luar biasa di balik ujian demi ujian yang Allah subhanahu wa ta’ala berikan. Aku dihinakan manusia karena Allah subhanahu wa ta’ala ingin mengangkat derajatku. Aku dicaci maki, direndahkan dan diremehkan karena Allah subhanahu wa ta’ala ingin aku jadi kuat dan belajar sabar menghadapi semuanya. Apa yang kudapatkan dari manusia berbanding terbalik dengan apa yang Allah subhanahu wa ta’ala berikan. Alhamdulillah.
Ilmu matematika Allah subhanahu wa ta’ala sangat sempurna dan tidak bisa dibandingkan dengan ilmu matematika manusia. Matematika manusia jika sesuatu dibagi akan menjadi bagian-bagian kecil. Tapi matematika Allah, jika sesuatu dibagi akan menjadi bagian-bagian besar. Disinilah Aku belajar ilmu syukur. Semakin hamba-Nya bersyukur, semakin Allah tambah rezekinya, bahkan berlipat ganda. Walaupun tidak mudah bagiku menjalaninya, namun setiap kesulitan Allah berikan solusinya. Itu yang aku alami, subhanallah.
Sebelum tahun 2020, sebenarnya Aku telah kehilangan segalanya. Kehilangan keyakinan, kepercayaan, kejujuran, rasa percaya diri dan kebahagian dalam keluarga serta hidup bermasyarakat. Inilah jurang terpuruk yang paling dalam yang aku alami. Karena kebodohan dan ketamakanku, aku tidak mendapat kebaikan dari kegagalanku sebelumnya. Di saat usiaku sudah tidak muda lagi, Allah yang Maha Penyayang tidak ingin aku larut dalam kealpaan diri. Allah ambil semuanya karena Allah ingin menggantinya dengan yang lebih baik .
Pandemi memaksaku untuk selalu muhasabah diri. Selama ini Aku adalah orang yang tidak pandai bersyukur, selalu berkeluh kesah, kurang istighfar, kurang berbagi, kurang peduli dan kurang segalanya yang sebelumnya tidak pernah aku sadari. Aku awali perbaikan hidupku dengan taubat kepada Allah subhanahu wa ta’ala, memperbanyak istighfar dan bersyukur serta belajar ridha menerima takdir yang Allah berikan. Begitu banyak larangan Allah yang aku tabrak selama ini. Allah ingin aku mengakui dosa melalui derai air mataku di penghujung malam. Allah ingin bibir ini basah dengan lafal istighfar di setiap langkahku. Allah ingin lisan ini mengakui dan menerima semua takdir yang Dia berikan. Allah ingin mata ini terbuka untuk melihat betapa indahnya takdir yang telah Dia siapkan untukku . Alhamdulillah.
Semenjak Aku dan suami melepaskan usaha dan semua asetnya, semenjak itu juga ujian demi ujian datang, Termasuk rumah yang tidak layak kami tempati. Namun beberapa bulan berikutnya, setahap demi setahap Allah mengganti dan memberikan solusi. Allah sungguh Maha Pengasih dan Penyayang terhadap hamba-Nya . Dimulai dari beasiswa yang didapatkan oleh anak keduaku untuk kuliah di Universitas Negeri Bengkulu. Kemudian, perubahan sekolah tempat aku menjadi honorer dijadikan satu-satunya Sekolah Negeri berbasis agama yang membutuhkan sumber daya yang mumpuni, salah satunya Aku. Semula Aku adalah seorang honorer yang hanya menerima tunjangan sertifikasi saja kemudian ditambah gaji dari guru berbasis agama. Alhamdulillah.
Pada tahun 2022, ada pendataan honorer seluruh Indonesia. Pada tahun 2023 ada pengangkatan Honorer untuk menjadi ASN PPPK. Alhamdulillah, Aku termasuk di dalamnya. Waktu itu umurku 50 tahun. September 2023, Aku sah menjadi ASN PPPK, otomatis gaji dan tunjangan menyesuaikan. Perlahan kehidupan pun mulai membaik. Alhamdulillah, nikmat Allah begitu banyak dan melimpah yang telah dipersiapkan untuk aku dan keluarga. Tidak sampai disitu saja, Oktober tahun 2023 Aku dapat amanah untuk menjadi Ibu Asuh dari 14 anak yatim piatu di sebuah asrama yatim . Di sini Allah seperti ingin aku untuk belajar dan mensyukuri kehidupan yang kujalani. Begitu banyak pembelajaran yang kudapatkan di asrama ini. Di asrama ini aku awali perjuanganku menuju ridha Allah subhanahu wa ta’ala.
Aku yang selama ini selalu mengeluh dan menyalahkan takdir atas pernikahanku. Pernikahan yang berawal dari sebuah perjodohan. Pernikahan dengan seorang laki-laki yang introvert yang selalu ku ragukan cintanya. Sikap diamnya yang selalu ku salah artikan. Raut mukanya yang selalu datar, sehingga aku tidak bisa membedakan antara marah dan bahagia. Sikap perhitungannya yang selalu ku artikan sebagai ketidakpedulian, dan sikap marahnya yang kuartikan kebencian. Begitu banyak sisi negatif yang melekat di pikiranku sehingga menutupi kebaikan yang ia miliki.
Di sini Aku dipertemukan dengan seorang Ibu muda dengan dua anak yang berjuang dari sakitnya dan membesarkan dua anaknya setelah suaminya meninggal saat lima tahun usia pernikahan mereka karena penyakit yang diderita. Setelah kematian suaminya, ia berjuang melawan penyakit tumor di perut. Padahal, usia anaknya yang kecil baru dua tahun. Pasca operasi, yang ia lakukan adalah berjuang untuk menghidupi anak-anaknya dengan berjualan keliling sambil membawa kedua anaknya yang masih kecil. Kemudian, atas belas kasih seseorang yang peduli dengannya, kini ia tinggal di panti asuhan sebagai juru masak sambil mengasuh anaknya dan belasan anak yatim lainnya. Ya Allah, betapa rendahnya diriku dengan segala keluhanku. Suatu pelajaran yang menamparku sehingga aku malu untuk mengeluh. Sehingga mataku terbuka untuk selalu bersyukur dengan kehidupan dan pernikahanku.
Kemudian, di sini juga ada seorang Ibu dengan tiga orang anak yang bekerja sebagai petugas kebersihan. Jam kerjanya mulai dari jam tujuh pagi hingga jam tujuh malam. Sementara anak-anaknya ia tinggalkan dengan suami nya yang selisih umurnya 15 tahun dan tidak lagi bekerja. Nikmat Allah yang mana lagi yang aku dustakan?
Beginilah cara Allah mengajarkan aku untuk pandai bersyukur dan menerima takdirku. Ku paksakan diriku untuk tidak mengeluh dan kupaksakan untuk dapat menerima dengan ridha takdirku.
Alhamdulillah, semakin Aku belajar ridha, semakin ku dapatkan ketenangan yang luar biasa dalam hidupku. Sehingga tidak ada lagi keluhan yang mengganggu ketenanganku. Badan pun jadi sehat dan penuh semangat.
Di sini juga Aku mendapatkan anak-anak manis yang punya banyak cerita. Seorang anak yang ditinggal Ibunya ke luar negeri untuk bekerja sementara dia ditinggal dengan Ayah dan Nenek tirinya. Setiap hari ia selalu dimarahi nenek dan ayah tirinya. Setiap hari juga ia harus melakukan pekerjaan rumah yang semestinya dilakukan oleh ibunya, bahkan hampir jadi korban pelampiasan nafsu bejat Ayah tirinya. Sementara uang yang dikirim oleh Ibunya hanya untuk menyenangkan hati Nenek dan Ayah tirinya, sehingga kebutuhan pendidikannya terabaikan.
Ada seorang anak yang ditinggal orang tuanya dari usia bayi. Ia dibesarkan oleh kakak laki-lakinya. Setiap hari tubuh mungilnya dalam dekapan kakaknya. Bahkan bekerja pun ia selalu membawa adiknya.
Ada juga seorang bocah manis yang masih kecil harus dipisahkan dari Ibunya lantaran berpisah dengan Ayah kandungnya. Ibunya menikah lagi dengan laki-laki lain sebagai pengganti ayahnya, namun mengabaikan keberadaan putrinya. Setiap hari juga Ibunya harus bekerja keras untuk membantu menutupi kebutuhan keluarga, sehingga tidak ada waktu untuk anaknya walaupun hanya sekedar untuk memeluknya. Ia dipaksa untuk menjadi dewasa dan mandiri di usianya yang masih kecil. Untuk memenuhi kehangatan kasih sayang Ibunya, dia sering tidur dengan kehangatan dinding kemaluannya.
Ada juga seorang anak yang ditinggal Ayahnya dengan Ibu dan kakak laki-laki kandung yang suka mabuk-mabukan. Sehingga seringkali anak perempuan kecil ini menjadi korban kebiadaban kakaknya.
Ada juga remaja yang ditinggal kedua orang tuanya bekerja dan malah dilecehkan tetangganya. Dan, masih banyak lagi kisah menyedihkan dari berbagai anak yang lain. Mereka tinggal di panti dengan harapan mendapatkan sesuatu yang hilang dalam keluarga. Mereka kehilangan kasih sayang, perhatian dan kepercayaan diri. Mereka berharap di Panti ini mereka mendapatkan semua yang hilang itu.
Subhanallah, Allah menakdirkan aku berada bersama mereka, memberikan apa yang bisa aku berikan, menyibukkan diri mengurusi mereka sehingga tidak ada lagi waktu bagiku untuk berkeluh kesah. Alhamdulillah, atas kuasa Allah aku pun belajar untuk mengambil hikmah dari masa laluku.
Betapa Indahnya takdir yang Allah persiapkan untukku. Setelah berlumuran dosa, Allah subhanahu wa ta’ala ingin aku untuk melebur dosa di sini .
Kreator : Reni Elfira
Part 15: Warung Kopi Klotok Sesampainya di tempat tujuan, Rama mencari tempat ternyaman untuk parkir. Bude langsung mengajak Rani dan Rama segera masuk ke warung Kopi Klotok. Rama sudah reservasi tempat terlebih dahulu karena tempat ini selalu banyak pengunjung dan saling berebut tempat yang ternyaman dan posisi view yang pas bagi pengunjung. Bude langsung memesan […]
Part 16 : Alun – Alun Kidul Keesokan paginya seperti biasa Bude sudah bangun dan melaksanakan ibadah sholat subuh. Begitupun dengan Rani yang juga melaksanakan sholat subuh. Rani langsung ke dapur setelah menunaikan ibadah sholat subuh. Tidak lama disusul oleh Bude dan langsung mengambil bahan masakan serta mengiris bahan untuk memasak. Rani dan Bude sangat […]
Part 14: Kopi Klotok Pagi hari yang cerah, secerah hati Rani dan semangat yang tinggi menyambut keseruan hari ini. Ia bersenandung dan tersenyum sambil mengiris bahan untuk membuat nasi goreng. Tante, yang berada di dekat Rani, ikut tersenyum melihat Rani yang bersenandung dengan bahagia. “Rani, kamu ada rasa tidak sama Rama? Awas, ya. Jangan suka […]
Part 13 : Candi Borobudur Keesokan harinya Rama sibuk mencari handphone yang biasa membangunkannya untuk berolahraga disaat Rama berada di Jogja. Rama tersenyum dan semangat untuk bangun, membersihkan diri dan segera membereskan kamarnya. Tidak lupa Rama juga menggunakan pakaian yang Rapih untuk menemui Rani hari ini. Sementara Rani seperti biasa masih bermalas-malasan di dalam kamarnya […]
Part 12 : Cemburu Rama langsung memukul Jaka saat Jaka baru saja masuk ke ruang kerjanya Rama. Jaka yang meringis bukannya marah namun malah tersenyum terhadap Rama karena Jaka tahu bahwa Rama lagi cemburu terhadapnya. Rama males menjawab salam dari Jaka namun sebagai orang yang punya adab Rama harus menjawab salam dari Jaka dengan sopan. […]
Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]
Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]
Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,, begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]
Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]
Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]
Comment Closed: Takdir Allah Itu Indah Episode 5
Sorry, comment are closed for this post.