HATI YANG PENUH CINTA
Dalam kehidupan ini, kita mungkin pernah lelah, jenuh dan bosan menjalani rutinitas sehari-hari. Mungkin kita pernah bertanya, kapan berakhirnya. Mulai dari kita bangun tidur sampai tidur lagi sepanjang waktu kita lewati. Suka, duka sedih dan ceria ada di sana. Tapi, pernahkah kita berpikir dimana berlabuhnya?
Inilah yang menjadi dilema dalam hidupku. Aku pernah bekerja siang malam untuk mengumpulkan rupiah demi rupiah. Apakah aku berhasil? Jika aku berhasil, mungkin sekarang aku punya tabungan yang banyak, punya rumah yang mewah, juga punya mobil yang keren. Tapi, nyatanya tidak. Lelah bekerja siang dan malam, kehidupan tetap begini lah.
Kini, aku baru menyadari bahwa Allah telah menakar rezeki kita masing-masing sesuai kebutuhan. Aku bekerja siang dan malam itu hanya lah ikhtiar hasil tetap Allah SWT yang menentukan. Selama ini aku bekerja hanya untuk rupiah dan untuk impian-impianku, akhirnya rupiah tak dapat impian pun hancur.
Mungkin aku tidak tahu tapi Allah swt Maha mengetahui, apa yang terbaik untukku maka aku belajar untuk menerima takdirku dan memperbaiki prasangkaku. Allah sesuai prasangka hamba-Nya. Semakin aku berprasangka baik semakin banyak kebaikan-kebaikan yang kuterima sebagai nikmat dan Karunia dari Allah SWT.
Begitu indahnya perjalanan kehidupan yang aku lalui, walau begitu banyak kerikil dan onak duri yang menghadang namun terasa indah ketika aku kembalikan pada Sang Maha pencipta. Di saat aku bisa menerima takdirku di saat itu juga Allah SWT buka keindahan rahasia-Nya. Seringkali keluhan yang aku tumpahkan karena ketidaktahuanku tentang rahasia takdirku. Selama ini, aku melihat sesuatu yang indah hanya dari pancaran mata manusia yang terbatas, dari pikiran yang terarah hanya untuk dunia, dari perasaan cinta dunia yang berlebihan, sehingga nilai-nilai kebaikan menjadi tertutup.
Alhamdulillah, aku sangat bersyukur atas segala karunia dan takdir terindah yang telah Allah Swt persiapkan untukku , Aku menyadari ,aku bisa sampai di titik ini , karena Ar Rahman dan Ar Rahimnya Allah Swt , Allah Swt tidak meninggalkan aku walaupun aku berada dijalan yang sesat dan berlumuran dosa sekalipun . Aku telah kehilangan separuh dari umurku ,apa yang aku lakukan dan usahakan untuk separuh umurku yang hilang sia-sia dan musnah . Namun Allah Swt telah menyiapkan gantinya di usiaku sekarang yang sudah berkepala lima. Semua yang hilang bukan karena kesalahan siapapun tapi murni kesalahan diriku sendiri yang silau dengan dunia dan lupa bersyukur pada-Nya.
Semakin menyadari nikmat Allah SWT, semakin melimpah rezeki yang Allah berikan sesuai dengan janji-Nya. Siapa yang mensyukuri nikmat-Nya, niscaya akan ditambah. Sebaliknya, siapa yang kufur akan nikmat-Nya, maka akan merasakan azabnya.
Aku terlambat menyadari betapa indahnya nikmat Allah yang telah dipersiapkan untuk hamba-Nya. Kecemasan dan kekhawatiran lah yang selama ini menghalangiku untuk menyadarinya. Khawatir dan cemas adalah hal yang manusiawi dan anugerah dari Allah SWT. Namun, kita harus bisa mengendalikannya agar tidak menjadi sebuah ketakutan dan stres yang berlebihan dalam hidup, sehingga hidup kita lega dan bahagia.
Aku belajar banyak dari berbagai media, mencari dan terus mencari apa yang selama ini hilang dari hidupku. Maka mulai saat itu, Aku titipkan segala kekhawatiran dan kecemasan kepada Allah SWT.
Aku pernah mendengar ungkapan yang disampaikan Ustadz Sonny Abi Kim, “Sesuatu yang telah ditakdirkan untukmu pasti akan sampai padamu walaupun jaraknya antara dua gunung. Dan, sesuatu yang tidak ditakdirkan untukmu maka tidak akan sampai padamu walaupun jaraknya hanya dua bibir.”
Alangkah indahnya ungkapan itu bagi diriku, sehingga sedikit demi sedikit aku bisa mengendalikan diriku dari segala kekhawatiran dan kecemasan akan dunia. Takdir Allah SWT tidak akan tertukar, ada bagian masing-masing.Mengapa kekhawatiran hadir dalam diri karena ada sesuatu ketidakpastian dalam hidup. Aku akui bahwa kekhawatiran itu ada pada diriku. Aku sampaikan pada Allah SWT tentang kekhawatiranku dan berusaha melakukan sesuatu yang baik, sehingga hidup menjadi lega.
Tingkat Iman kepada Allah harus kita tingkatkan levelnya, sehingga kita percaya bahwa Allah tahu kita sedang gelisah dan kita yakin bahwa Allah telah mempersiapkan solusinya. Ada suatu kalimat dari Usman bin Affan yang aku baca, “Kecemasan dan kekhawatiran dalam urusan kehidupan adalah tanda gelapnya hati, tapi kekhawatiran tentang akhirat adalah tanda cahayanya hati.”
Ini menjadi bahan renungan diri ku selama ini yang terlalu banyak kufur nikmat dan berlaku zholim, dan telah mencampurkan antara hak dan bathil.
Semua permasalahan yang terjadi dalam hidupku bersumber dari ketamakan, kelalaian dan kecerobohanku. Apa yang aku pelajari sekarang seperti tamparan untukku. Ada pesan yang indah dari Imam Syafi’i yang sebagaimana disampaikan ustadz Sonny Abi Kim, “Biarkanlah hari-hari itu berbuat semaunya. Biarkan hari-hari itu bertingkah semaunya. Tapi, nyaman kan jiwamu, dapatkanlah kebahagian dirimu, saat takdir Allah itu datang tegarkan dirimu, lapangkan jiwamu ketika takdir itu menjatuhkan ketentuannya, dan jangan gelisah akan peristiwa malam karena tidak ada yang abadi di bumi ini.”
Untuk apapun yang terjadi dalam hidup kita, tingkah hari-hari yang terjadi, apapun itu, biarkan. Sakit, sedih, gundah, cemas, masalah begitulah hari-hari yang digilirkan dalam manusia untuk kita sikapi dengan bijaksana. Aku selama ini terlalu fokus pada masalah yang kuhadapi dan lupa pada yang punya solusinya yaitu Allah yang Maha Mengetahui segala takdir manusia.
Walaupun Allah telah menentukan takdir kita, namun kita diberi pilihan untuk bahagia atau menderita dengan takdir yang kita terima. Aku harus belajar mengolah hati dan pikiran agar aku bisa bangkit dan melakukan perubahan kearah yang baik. Masalah hati adalah masalah bagiku, karena warna hidupku tergantung pada suasana hati. Apa yang aku lakukan adalah cermin dari suasana hati. Setiap manusia, termasuk aku, dalam hidup ini berproses dalam mencari sebuah kesenangan, namun kesenangan itu tidaklah menetap dan abadi, tapi aku telah banyak melakukan kesalahan dalam mewujudkan kesenangan. Ketika hati mulai menuntun untuk mencari sebuah kebahagiaan, di sanalah awal ketenangan kudapatkan. Banyak orang mengira ketenangan didapat dengan materi yang cukup, ternyata tidak. Justru ketenangan kudapatkan ketika aku berada di titik yang bawah, ketika hatiku sudah terhubung baik dengan Allah SWT.
Inilah kedamaian dan ketenangan sejati yang kudapatkan, karena aku menyadari tidak ada seorang pun yang mencintai dan menyayangiku melebihi cinta dan sayang nya Allah pada ku. Terbukti ketika aku jatuh dan berada di titik yang paling bawah hanya Allah yang peduli dan menyelesaikan persoalanku. Aku menyadari bahwa tidak ada seorang pun yang mampu memberikan solusi dari setiap persoalanku selain Allah SWT yang telah memberikan kelapangan untuk aku bisa menyelesaikan urusanku, dan tidak ada yang lebih tahu selain Allah tentang apa yang aku rasakan, kecemasan, kegalauan dan ketakutanku. Subhanallah, dengan mendekatkan diri pada-Nya semua bisa teratasi.
Allah Maha Adil tidak mungkin zalim, Allah itu Maha Benar tidak mungkin keliru dan Allah Maha Bijaksana tidak mungkin sembarangan. Aku yakin Allah telah mengatur sedemikiannya takdirku. Aku ingin bukan hanya sekedar menerima takdir, tapi mencintai takdirku. Karena aku tahu yang memberiku takdir sangat mencintaiku. Subhanallah.
Do’a, perjuangan dan kelelahanku mengantarkanku pada titik yang sangat aku syukuri, karena Allah yang paling tahu apa yang terbaik untukku. Allah SWT tidak akan menyegerakan sesuatu kecuali itu yang terbaik dan begitu pula Allah tidak akan melambatkan sesuatu kecuali itu yang paling terbaik.
Dengan apa yang telah aku lakukan, aku merasakan terlepas dari beban yang berat dalam hidupku, karena sujudku pada Allah telah meringankan beban hidupku, Alhamdulillah.
Maka, ketika aku merasa lelah dan hampir menyerah aku hadirkan sujudku kepada Allah sehingga Allah jualah yang menjadi penolong dari setiap kelelahanku. Hidup ini terasa lapang, bermakna, dan penuh berkah. Hati terasa hidup dalam rahmat dan kasih sayang-Nya. Alhamdulillah, terima kasih yang Allah. Semoga aku bisa istiqomah di jalan-Mu.
Kreator : Reni Elfira
Comment Closed: Takdir Allah Itu Indah Episode 6
Sorry, comment are closed for this post.