KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Catatan Harian
  • Cerita Anak
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kisah Inspiratif
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • Manajemen
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Opini
  • Organisasi
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • SDM
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Artikel » Takdir Terindah (kelahiranmu adalah anugrah)

    Takdir Terindah (kelahiranmu adalah anugrah)

    BY 21 Okt 2024 Dilihat: 246 kali
    Takdir Terindah (kelahiranmu adalah anugrah)_alineaku

    Tahun 2011

    Beberapa hari menjelang kelahiranmu, rasanya perutku semakin kencang dan tegang, dibawa miring kanan tak enak, dibawa miring kiri juga tak enak, terlentang kan tidak, apalagi tengkurap, ya nggak mungkin lah, kan lagi hamil.

    Malam itu sekitar pukul dua pagi, tiba-tiba perut mama mulas. Mulasnya tidak seperti biasa. Karena waktu itu mama takut ini mulas karena mau lahiran, akhirnya Mama bangunin Ayah.

    “Yah, bangun… Perut Mama sakit banget nih, mulas.”

    “mulasnya gimana? Sering nggak?” Tanya suamiku.

    “Nggak tahu nih, mungkin udah mau lahiran.” jawabku.

    Si Ayah langsung sigap ke kamar, kemudian mengambil tas dan perlengkapan lahiran yang sudah kusiapkan dua minggu lalu. Lantas, aku ganti baju dan pakai jilbab, langsung pergi ke rumah bidan. Alhamdulillah, di rumah sudah ada Ibu yang sudah datang beberapa hari yang lalu, jadi Ibu bisa nemenin si Kakak.

    Sesampainya di rumah Bidan, suami langsung pencet bel yang ada di atas pintu, karena Bu Bidan bilang kalo ada apa-apa datang saja jam berapapun, Insya allah 24 jam siap melayani. 

    Alhamdulillah, beruntung dapat bidan yang care dan cekatan. Makanya, dari anak pertama aku sudah nyaman dengan pelayanan bidan ini, walaupun di sini bidan yang bertugas bukan yang punya tidak mengapa yang penting aku sudah tahu seluk beluk rumah ini, sudah bisa menyesuaikan dengan ruangan di rumah ini, apalagi ruangan tempat aku di eksekusi.

    Dulu, saat melahirkan anak pertama, masuk ke ruang lahiran rasanya seluruh badan gemetar, terutama bagian kaki. Antara kedinginan dan takut, si kaki nggak bisa diajak kerjasama, tetap aja gemetaran walau sudah ditenangkan oleh Ibu Bidan.

    Saat melahirkan anak pertama, prosesnya mudah banget nggak nunggu berhari-hari, karena bayinya kecil hanya 2,1 kg. Yang lamanya proses setelah melahirkan, sampai-sampai harus dikuret karena plasentanya sudah hancur dan bau, khawatir ada yang tersisa di perut jaid harus diambil tindakan kuretase.

    Bu Bidan membukakan pintu, karena bel berkali-kali dipencet.

    “Bu Bidan, tolong istri saya, perutnya mulas hebat katanya.”

    “Ayo silahkan masuk, Bu. Langsung ke ruang persalinan ya, biar saya cek.”

    Karena aku sudah tahu dimana ruang persalinan, makanya segera aku masuk ke ruangan yang dimaksud bersama suami, sementara Bu Bidan menyiapkan peralatannya.

    Tidak butuh waktu lama, Bu Bidan menggunakan sarung tangan kemudian merogoh kemaluanku, yang rasanya Maa Syaa Allah nikmat luar biasa, Bayangin aja gimana rasanya tangan orang dewasa masuk ke alat kemaluan kita.

    “Wah, ini baru pembukaan dua Bu. Masih lama. Tadi itu masih mulas palsu, jadi Ibu bisa pulang dulu. Banyakin jalan-jalan atau latihan ngepel pake tangan, ya.”

    “Oh, jadi baru pembukaan dua, kirain udah deket.” Suamiku meyakinkan diri.

    “Ya udah, gimana Mah? Mau pulang atau di sini dulu? Khawatirnya ada apa-apa nanti bolak balik lagi kan capek.” Suamiku meminta jawaban dariku.

    Setelah seharian di rumah Bu Bidan, namun tak kunjung tambah juga pembukaannya, akhirnya kami memutuskan untuk pulang dulu. Sebelumnya, Bu Bidan ngasih tahu, jika di hari keempat nanti belum bertambah juga pembukaan, nanti akan diberikan tindakan induksi untuk merangsang bayi agar cepat keluar.

    Dan, di hari keempat setelah ke rumah Bu Bidan waktu itu, kembali aku merasakan mulas yang sangat dahsyat, dan mulas kali ini semakin sering. Makanya kami langsung berangkat lagi ke rumah Bu Bidan. 

    Saat di rumah Bu Bidan, mulas yang kurasakan lama-lama semakin sering. Waktu itu aku masih bingung antara sholat atau tidak, karena yang aku tahu kalau perempuan hamil sudah mau lahiran kemudian keluar lendir itu berarti udah tanda-tanda lahiran, berarti udah nggak wajib sholat lagi. Akhirnya, suamiku tanya sama temannya yang seorang ustadz tentang hukum sholat bagi perempuan yang mau lahiran.

    Kata Beliau selama belum lahir, ibu hamil masih diwajibkan sholat walaupun sudah keluar lendir. Akhirnya aku mengikutinya untuk tetap sholat walau dalam keadaan mulas yang dahsyat. Pas mau sholat, tunggu mulas dulu, baru mulai. Karena mulas yang dirasakan itu bisa 1-3 menit baru enakan, kemudian nanti mulas lagi.

    Alhamdulillah, sore hari sekitar pukul 17.00 kalo tidak salah, akhirnya Mama masuk ruang eksekusi, didampingi Ayah. Dari sore hingga waktu sholat isya hampir empat jam Mama terus berjuang, Mama terus berusaha mengikuti instruksi Bu Bidan, walau melahirkan kali ini terasa berbeda karena yang Mama rasakan pinggang seperti terbakar sering terasa panas, sakit, pegal, inginnya diusap-usap terus sama suami.

    “Oeee..oee….oeee…”

    Tepat pukul 19.42 WIB, pada hari Ahad, 03 April 2011 kamu lahir dengan selamat di kediaman Bidan Nyai Zuriati Ciater Permai, Serpong, Tangerang Selatan.

    “Alhamdulillah, terima kasih Ya Allah, Engkau berikan anugerah yang terindah yaitu seorang putra yang ganteng, sholeh, dengan berat badan 2, 9 Kg. Semoga kelak menjadi anak yang sholeh qurrota ‘ayun, bisa menjadi generasi Qur’ani.”

    begitulah ucap seorang Ibu yang baru saja mempertaruhkan nyawanya demi buah hatinya.

     

     

    Kreator : Nuryani ChotibYassir

    Bagikan ke

    Comment Closed: Takdir Terindah (kelahiranmu adalah anugrah)

    Sorry, comment are closed for this post.

    Popular News

    • Part 15: Warung Kopi Klotok  Sesampainya di tempat tujuan, Rama mencari tempat ternyaman untuk parkir. Bude langsung mengajak Rani dan Rama segera masuk ke warung Kopi Klotok. Rama sudah reservasi tempat terlebih dahulu karena tempat ini selalu banyak pengunjung dan saling berebut tempat yang ternyaman dan posisi view yang pas bagi pengunjung. Bude langsung memesan […]

      Okt 01, 2024
    • Part 16 : Alun – Alun  Kidul Keesokan paginya seperti biasa Bude sudah bangun dan melaksanakan ibadah sholat subuh. Begitupun dengan Rani yang juga melaksanakan sholat subuh. Rani langsung ke dapur setelah menunaikan ibadah sholat subuh. Tidak lama disusul oleh Bude dan langsung mengambil bahan masakan serta mengiris bahan untuk memasak. Rani dan Bude sangat […]

      Okt 16, 2024
    • Part 14: Kopi Klotok Pagi hari yang cerah, secerah hati Rani dan semangat yang tinggi menyambut keseruan hari ini. Ia bersenandung dan tersenyum sambil mengiris bahan untuk membuat nasi goreng. Tante, yang berada di dekat Rani, ikut tersenyum melihat Rani yang bersenandung dengan bahagia. “Rani, kamu ada rasa tidak sama Rama? Awas, ya. Jangan suka […]

      Sep 18, 2024
    • Part 13 : Candi Borobudur Keesokan harinya Rama sibuk mencari handphone yang biasa membangunkannya untuk berolahraga disaat Rama berada di Jogja. Rama tersenyum dan semangat untuk bangun, membersihkan diri dan segera membereskan kamarnya. Tidak lupa Rama juga menggunakan pakaian yang Rapih untuk menemui Rani hari ini. Sementara Rani seperti biasa masih bermalas-malasan di dalam kamarnya […]

      Sep 07, 2024
    • Part 12 : Cemburu Rama langsung memukul Jaka saat Jaka baru saja masuk ke ruang kerjanya Rama. Jaka yang meringis bukannya marah namun malah tersenyum terhadap Rama karena Jaka tahu bahwa Rama lagi cemburu terhadapnya. Rama males menjawab salam dari Jaka namun sebagai orang yang punya adab Rama harus menjawab salam dari Jaka dengan sopan. […]

      Sep 05, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021