KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Cerita Anak
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Artikel » TAMPILAN ROTI

    TAMPILAN ROTI

    BY 03 Jul 2024 Dilihat: 51 kali
    TAMPILAN ROTI_alineaku

    Dikisahkan tiga Gen Z, Rara, Bayu dan Nani. Rara, seorang wanita muda yang sedang sibuk memperjuangkan citra tubuhnya. Bayu adalah sahabat Rara yang selalu ada menemani dan mendukungnya. Lain ceritanya dengan Nani, seorang pemilik toko roti yang inspiratif, punya karakter yang unik.

    Dikisahkan di suatu sore, tidak terlalu sore di taman sekolah, Rara yang belum memutuskan untuk pulang, sedang terduduk dengan ekspresi wajah murung, dalam pikirannya berkecamuk,”Damn, I hate my body. Pendek, bunder, gak ada pinggangnya,…”

    “Hai, aneh begitu muka kamu?”Bayu tiba-tiba datang, mau mengajaknya pulang,”Pulang yuk? Sore, mendung juga, sepertinya nanti malam hujan, takut banjir, macet di jalan, males! Yuk, pulang?”

    “Aku gendut, kan?”Rara membalas ajakan bayu dengan pertanyaan.

    Gak nyambung. Kamu sehat Ra?”Bayu memberi respon.

    Rara menjawab dengan menggambarkan isi pikirannya,”Kamu asik, suka olahraga. Orang tua kamu keren, gak ada turunan gendut. Aku…”

    “Hai! Sadar! Kamu kenapa sih? Keren itu bukan soal ukuran, Non. Heran deh, kok kamu jadi begini sih? Sejak kapan? Percaya diri kenapa? Lagipula gak ada orang yang mau ngurusin ukuran badan kamu. Gak perlu ribet ah! Memangnya siapa yang bilang kamu gendut? Jangan-jangan, lama-kelamaan kamu bakal bilang juga kalau wajahmu gak glowing. Semprot sekalian biar kayak manusia silver. Glowing pekat tuh! Sudah lah, gak penting banget sih dipikirin!”Bayu sedikit memberi tekanan. 

    Rupanya Rara masih penasaran dengan masalah tubuhnya dan belum juga tertarik untuk pulang, kemudian menjawab sambil cemberut dengan tambahan side eye,” Gampang bicara, susah ngelakuinnya.”

    “Oke, oke. Begini ya, Rara cuantiiik…,”Bayu berusaha mengendalikan emosi Rara, kemudian lanjutnya,”Aku laki-laki, aku menilai perempuan cantik atau tidak, bukan dari besar kecilnya ukuran lho, maaf ya, aku mewakili laki-laki nih. Aku bangga kalau perempuan itu punya otak, nyambung enak kalau diajak ngobrol dan mandiri. Kayak kamu. Kamu gak punya mental pengemis, Ra. Kamu gak kegatelan. Kamu gak doyan ditraktir.  Aku justru akan malu kalau aku ngajak perempuan ke festival musik misalnya atau ke acara kayak kemaren itu, masih ingat?”

    “Ya,”jawab Rara dengan sangat perhatian.

    “Nah, aku akan malu sekali kalau teman ngedate aku cuma bisa jajan dan jajan minta ditraktir, muter-muter ng-absen stand tapi waktu duduk bareng dan ngobrol, sama sekali gak nyambung. Bikin jengkel tahu yang kayak begitu itu! Jadi bukan masalah gendut atau kurus! Nggak ada urusannya!”Bayu menegaskan dengan penjelasan. 

    Rara menghela nafas sambil singkat menjawab,”Oke.”

    “Hargai, syukuri tubuhmu sendiri. Cintai badanmu sendiri! Itu aset berharga, gratis dari Tuhan! Rawat yang bener! Jangan disiksa biar kurus! Pakai pikiran kamu, jangan merasa minder! Sudah! Cepat!”ujar Bayu sambil menarik tangan Rara agar bangkit dan segera beranjak pulang.

    Beberapa hari kemudian, di momen yang berbeda. Rara dan Bayu pulang sekolah ketika matahari masih tinggi, akibat kurang informasi. Seharusnya hari itu mereka tidak usah datang karena di grup ada pengumuman bahwa kelas dilakukan secara on-line dengan sejumlah tugas yang harus dikerjakan sebagai gantinya untuk dikumpulkan paling lambat pukul 9 malam. Rara dan Bayu yang terlanjur tiba di sekolah, bertemu dengan Pak Edwin, seorang sekuriti yang menyampaikan informasi,”Jadwal kosong, Neng, libur. Besok masuk seperti biasa. Ada Seminar.”

     Kedua serangkai pun kembali menuju pintu keluar dengan semangat sebab di benak mereka terlintas punya waktu luang untuk take a break sebentar dari padatnya aktivitas. Mereka menyeberang jalan menuju sebuah counter es krim di salah satu pusat perbelanjaan favorit tak jauh dari tempat itu. 

    Rara,”Aku lapar. Mampir ke toko roti itu dulu yuk? Baru ke es krim. Makannya dicampur, roti gede tambah es krim coklat jumbo. Enak.”

    “Ayo!”Bayu bersemangat dan mereka pun masuk ke toko roti bermerek salah satu negara di benua Eropa. 

    Nani, pemilik toko, menyambut mereka dengan senyum,”Selamat datang! Ada yang bisa saya bantu?”

    Rara,”Mau lihat-lihat roti, Kak.”

    “Silahkan,”sambut Kak Nani.

    Rara melihat-lihat roti dengan sangat tergiur.

    “Roti ini favorit banget di sini, ini roti special dibuat pakai resep warisan keluarga, sudah tiga generasi lho. Mau coba dulu? Boleh kok,”ujar Kak Nani.

    Rara mencicip roti coklat yang diberikan,”Wow, lumer ya dalamnya, manis coklat asli, agak gimana gitu, tidak terlalu manis. Enak.”Rara me-review.

    “Mau Bay?”Rara menawarkan rotinya ke Bayu.

    “Coba,”Bayu menggigit potongan roti itu.

    “Bagaimana, suka?”tanya Nani.

    “Iya, enak banget, Kak, padahal kalau dilihat sekilas kelihatannya sederhana saja ya, gak nyangka kalau isinya coklat padat dan lumer pula,”Rara menjelaskan kekagumannya.

    “Jangan menghakimi penampilan Kak, isinya jauh lebih punya harga dan bernilai. Hanya orang-orang berkelas saja yang bisa menikmati roti ini, karena orang-orang biasa hanya akan melihat penampilannya saja. Terlihat sangat sederhana, padahal isinya coklat berkualitas,”gurau Kak Nani yang disambut antusias oleh Bayu.

    Rara tiba-tiba tertegun.

    “Kenapa kamu, Ra? Kekenyangan?”Bayu bertanya sembari menikmati sisa potongan rotinya.

    Tak menghiraukan Bayu,“Berkelas? Enak. Harga. Semua itu ngak bisa dipatok oleh muka dan ukuran ya?”Rara bergumam, tersenyum sendiri. Rupanya Rara baru saja menemukan sebuah pencerahan.

    Pesan Moral:

    Mencintai diri sendiri adalah gerbang menuju kebahagiaan sejati. Kecantikan sejati bukan tentang ukuran atau penampilan fisik, melainkan tentang bagaimana kamu menghargai dan mengapresiasi diri sendiri. 

    Dalam diri setiap individu, terpancar nilai dan harga diri yang unik, tak ternilai, dan tak tergantikan. Penampilan fisik memang menarik, namun tidak menjadi penentu utama nilai diri seseorang. Harga diri yang tinggi datang dari rasa percaya diri, penerimaan diri apa adanya, serta rasa syukur atas kelebihan dan kekurangan yang dimiliki. Ketiga faktor tersebut memancarkan aura positif yang menarik bagi orang lain tanpa perlu dipaksakan.

    Dirimu berharga hingga pantas dicintai. Fokuslah pada pengembangan diri dan pencapaian mimpimu. Setiap  individu pasti memiliki kekurangan, namun itu bukanlah hal yang perlu dipermalukan. Simak baik-baik, kekuranganmu bisa menjadi kekuatanmu ketika kau berhasil memperbaikinya menjadi sebuah kebaikan.

    Bersyukurlah pada apa yang kau miliki dan alami. Fokuslah hanya pada hal-hal yang bernilai positif dalam hidupmu agar tak sulit bersyukur. 

    Teruslah belajar dan berkembang. Jangan pernah berhenti belajar dan mengembangkan diri mencapai potensi penuhmu, menjadi versi terbaik dirimu.

    Dengan mencintai dan menghargai diri sendiri, kau membuka jalan menuju kebahagiaan dan kesuksesanmu.

     

     

    Kreator : Adwanthi

    Bagikan ke

    Comment Closed: TAMPILAN ROTI

    Sorry, comment are closed for this post.

    Popular News

    • Menurut Stephen Covey Manusia Memiliki Kebutuhan Dasar, Kecuali? a. To Live b. To Love c. To Listen d. To Leave the Legacy Jawaban: c. To Listen Menurut Stephen Covey Manusia Memiliki Kebutuhan Dasar, Berikut Pembahasannya: Stephen Covey, seorang penulis dan konsultan manajemen terkenal, dalam karya-karyanya sering membahas tentang kebutuhan dasar manusia. Dalam bukunya yang terkenal, […]

      Jun 25, 2024
    • Hari sudah menunjukkan pukul 14.30. Suasana di sekolah tempat Ustadz Hamdi mengabdikan diri sudah mulai sepi. Anak-anak sudah banyak yang pulang. Ustadz Hamdi masih duduk di meja kerjanya sambil memeriksa satu persatu tugas murid-muridnya. Saat itu tiba-tiba HP Ustadz Hamdi berdering “Kriiing, kriiing, kriiing…”  “Halo…., Assalamu alaikum !”  “Wa alaikum salam. Ini Lisa, pak Ustadz.” […]

      Jun 06, 2024
    • Aku adalah teman sekelas Sky di SMP, kami berada dikelas yang sama selama 3 tahun. Sekarang setelah masuk SMA kami berada di sekolah dan kelas yang sama. Sky selalu menjadi orang terpopuler di sekolah, Sky tinggi,  tampan, dan sangat ramah. Namun sayangnya aku merasa dia selalu dingin hanya padaku, aku bahkan tidak tau alasan dibalik […]

      Jun 10, 2024
    • Mahaga Belom Bahadat adalah bahasa Dayak Ngaju yang mempunyai makna yaitu menjaga kehidupan yang saling menghargai, menghormati serta menjunjung tinggi kehidupan Adat Istiadat maupun tradisi kearifan lokal di wilayah yang kita tempati. Era zaman sekarang ini sudah banyak sekali para generasi yang melupakan prinsif-prinsif hidup yang telah dulu ditinggalkan para leluhur(nenek moyang) kita, padahal banyak […]

      Jun 02, 2024
    • Part 13 : Candi Borobudur Keesokan harinya Rama sibuk mencari handphone yang biasa membangunkannya untuk berolahraga disaat Rama berada di Jogja. Rama tersenyum dan semangat untuk bangun, membersihkan diri dan segera membereskan kamarnya. Tidak lupa Rama juga menggunakan pakaian yang Rapih untuk menemui Rani hari ini. Sementara Rani seperti biasa masih bermalas-malasan di dalam kamarnya […]

      Sep 07, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021