Penulis : Elisabeth Ibu Aba (Member KMO Alineaku)
Hujan mengguyur bumi
Sedetikpun tak kuasa berhenti
Rerumputan dan ilalang berlomba
Menertawai para petani yang tidur lelap
Seolah berkuasa menentukan musim.
Tanah, ibuku terluka parah
ulah alat-alat berat menggaruk punggungnya
Bor-bor jahanam mengeruk isi perutnya.
Ibu tanahku menangis darah.
Tanahku, ibuku…
Di atas tubuhmu kami berdiri
Isi perutmu menjadi makanan kami
Namun kami rakus, kami tamak,
Kami mau memilikiku seutuhnya
Sampai melupakan bahwa engkau juga milik dirimu
Tanahku, ibuku..
Engkau tidak mau dihibur
Engkau berduka lara
Tuhan ampunilah salah laku insane
Yang tak kuasa menumbuhkan rumput di ladang
Yang tak kuasa member makan unggas di udara
Tanahku, ibuku….
Hujan sudah mengguyur bumi
Tumbuhkan tunas-tunas baru
Bakal menjadi makanan insane
Semoga insane di tanah ini tersadar
Bangun dari tidur lelapnya
Mengolahmu dengan penuh kasih
Bak ibu member makan anaknya.
Tanahku…ibuku…
“Naskah ini merupakan kiriman dari peserta KMO Alineaku,
isi naskah sepenuhnya merupakan tanggung jawab penulis.”
Comment Closed: Tanahku, Ibuku
Sorry, comment are closed for this post.