Menjadi seorang lelaki tua yang hidup di desa dengan kesederhanaannya membesarkan tiga orang anak, tentu patut kita banggakan. Setelah mampu menyadarkan anaknya di bab satu, kita lanjutkan ceritanya. Lelaki Tua ini mampu menopang hidup dengan “ Tangan Kasar “ di lereng gunung yang menjulang.
Kisah perjuangan mereka menginspirasi kita untuk menghargai kerja keras dan keuletan dalam mengolah alam. Di balik tangan kasar mereka, terdapat cerita kegigihan dan ketabahan. Mereka bangun sebelum fajar, berangkat untuk membajak sawah dengan cangkul, menanam benih dengan penuh perhatian, serta merawat tanaman dengan kasih sayang. Kerja keras dan dedikasi mereka adalah bukti nyata mereka menjaga ekosistem. Setiap panen yang mereka hasilkan adalah bukti nyata kerja keras dari “Tangan Kasar”.
Ketiga anak laki-lakinya saling bertanya, untuk apa Ayah menanam pohon? Sambil memperhatikan ayahnya yang mengelola air dari hasil yang mereka cangkul setahun yang lalu dengan bijaksana. Sang Ayah menanam dan merawat tanaman sehingga dipastikan pohon tumbuh subur dan ternyata pohon berfungsi menjaga tanah dari erosi dan menyediakan habitat bagi satwa liar. Sehingga, lingkungan tetap hijau dan berkelanjutan untuk generasi mendatang.
Bertani di lereng gunung bukanlah pekerjaan mudah. Medan berbatu, tanah yang tidak rata, cuaca yang tak menentu, serta serangan hama yang terus-menerus menjadi tantangan berat yang harus dihadapi para petani. Namun, Ayah tak pernah menyerah. Dengan semangat yang membara, ia menanam benih-benih harapan. Di bawah temaram cahaya bintang, ia dan para petani lain mulai mengayunkan cangkul, mencangkul tanah dengan tekad yang kuat. Keringat yang bercucuran membasahi tubuh mereka, namun tidak menyurutkan semangat. Setiap tetes keringat adalah bukti kerja keras yang suatu saat akan berbuah hasil. Kegigihan mereka tampak dalam cara mereka beradaptasi dengan medan yang sulit—membangun terasering untuk mencegah erosi tanah dan menjaga kesuburan lahan.
Saat matahari mulai terik, mereka tetap tak beranjak dari ladang. Dengan sabar, mereka menyiangi gulma dan menyirami tanaman. Waktu pun berlalu tanpa terasa saat mereka tenggelam dalam rutinitas keseharian. Kelelahan fisik yang Ayah rasakan tak pernah menyurutkan semangatnya.
Ketika musim panen tiba, wajah mereka berseri-seri penuh suka cita. Hasil panen yang melimpah menjadi buah manis dari perjuangan panjang mereka. Tangan-tangan kasar yang dulu menggali tanah, kini menggenggam berkah dari alam. Setiap bulir padi, setiap biji jagung, adalah saksi bisu dari kerja keras dan keteguhan hati.
Berkah dari alam, dengan kemurahan hatinya yang luar biasa, telah menghadiahi para petani desa dengan hasil yang berlimpah—sebuah ganjaran yang layak untuk kesabaran dan pengorbanan mereka.
Lereng gunung yang mereka olah menyimpan tanah yang subur—tempat di mana kehidupan tumbuh dengan harapan. Hujan deras yang mengguyur ladang menjadi aliran kehidupan bagi tanaman mereka, sementara matahari yang terik memberi kehangatan yang mempercepat pertumbuhan dan pematangan. Kerja keras yang tak kenal lelah, berpadu dengan berkah alam, membuahkan panen yang melimpah. Cukup untuk mengisi piring keluarga mereka, bahkan lebih, hingga bisa dijual demi memenuhi kebutuhan hidup.
Kisah para petani ini pun melampaui batas desa—menarik perhatian dunia dan menginspirasi banyak orang. Mereka menunjukkan bahwa kemiskinan dan kesulitan bukanlah tembok penghalang, melainkan batu loncatan menuju harapan. Dengan tekad dan kerja keras, mereka mengubah keterbatasan menjadi kekuatan. Kisah mereka adalah cerminan semangat manusia yang tak mudah padam, bukti bahwa rintangan bisa dilampaui oleh mereka yang tak menyerah.
Renungan
Belajar dari Petani Desa, Sebagai warga Desa kita dapat belajar banyak dari para petani desa kita. Mereka mengajarkan kita tentang:
Nilai kerja keras dan keuletan
Kepentingan menghargai alam dan lingkungan
Kebajikan kesabaran dan ketekunan
Pentingnya komunitas dan kerja sama
Kepuasan dari hasil kerja sendiri
Kreator : Kusniwati S. Pd
Comment Closed: Tangan Kasar Menumbuhkan Kehidupan (Bab 2)
Sorry, comment are closed for this post.