KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Catatan Harian
  • Cerita Anak
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kisah Inspiratif
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • Manajemen
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Opini
  • Organisasi
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • SDM
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Artikel » Tangan Kasar Menumbuhkan Kehidupan (Bab 2)

    Tangan Kasar Menumbuhkan Kehidupan (Bab 2)

    BY 18 Jun 2025 Dilihat: 5 kali
    Tangan Kasar Menumbuhkan Kehidupan_alineaku

    Menjadi seorang lelaki tua yang hidup di desa dengan kesederhanaannya membesarkan tiga orang anak, tentu patut kita banggakan. Setelah mampu menyadarkan anaknya di bab satu, kita lanjutkan ceritanya. Lelaki Tua ini mampu menopang hidup dengan “ Tangan Kasar “ di lereng gunung yang menjulang.

    Kisah perjuangan mereka menginspirasi kita untuk menghargai kerja keras dan keuletan dalam mengolah alam. Di balik tangan kasar mereka, terdapat cerita kegigihan dan ketabahan. Mereka bangun sebelum fajar, berangkat untuk membajak sawah dengan cangkul, menanam benih dengan penuh perhatian, serta merawat tanaman dengan kasih sayang. Kerja keras dan dedikasi mereka adalah bukti nyata mereka menjaga ekosistem. Setiap panen yang mereka hasilkan adalah bukti nyata  kerja keras  dari “Tangan Kasar”.

    Ketiga anak laki-lakinya saling bertanya, untuk apa Ayah menanam pohon? Sambil memperhatikan ayahnya yang mengelola air dari hasil yang mereka cangkul setahun yang lalu dengan bijaksana. Sang Ayah menanam dan merawat tanaman sehingga dipastikan pohon tumbuh subur dan ternyata pohon berfungsi menjaga tanah dari erosi dan menyediakan habitat bagi satwa liar. Sehingga, lingkungan tetap hijau dan berkelanjutan untuk generasi mendatang.

    Bertani di lereng gunung bukanlah pekerjaan mudah. Medan berbatu, tanah yang tidak rata, cuaca yang tak menentu, serta serangan hama yang terus-menerus menjadi tantangan berat yang harus dihadapi para petani. Namun, Ayah tak pernah menyerah. Dengan semangat yang membara, ia menanam benih-benih harapan. Di bawah temaram cahaya bintang, ia dan para petani lain mulai mengayunkan cangkul, mencangkul tanah dengan tekad yang kuat. Keringat yang bercucuran membasahi tubuh mereka, namun tidak menyurutkan semangat. Setiap tetes keringat adalah bukti kerja keras yang suatu saat akan berbuah hasil. Kegigihan mereka tampak dalam cara mereka beradaptasi dengan medan yang sulit—membangun terasering untuk mencegah erosi tanah dan menjaga kesuburan lahan.

    Saat matahari mulai terik, mereka tetap tak beranjak dari ladang. Dengan sabar, mereka menyiangi gulma dan menyirami tanaman. Waktu pun berlalu tanpa terasa saat mereka tenggelam dalam rutinitas keseharian. Kelelahan fisik yang Ayah rasakan tak pernah menyurutkan semangatnya.

    Ketika musim panen tiba, wajah mereka berseri-seri penuh suka cita. Hasil panen yang melimpah menjadi buah manis dari perjuangan panjang mereka. Tangan-tangan kasar yang dulu menggali tanah, kini menggenggam berkah dari alam. Setiap bulir padi, setiap biji jagung, adalah saksi bisu dari kerja keras dan keteguhan hati.

    Berkah dari alam, dengan kemurahan hatinya yang luar biasa, telah menghadiahi para petani desa dengan hasil yang berlimpah—sebuah ganjaran yang layak untuk kesabaran dan pengorbanan mereka.

    Lereng gunung yang mereka olah menyimpan tanah yang subur—tempat di mana kehidupan tumbuh dengan harapan. Hujan deras yang mengguyur ladang menjadi aliran kehidupan bagi tanaman mereka, sementara matahari yang terik memberi kehangatan yang mempercepat pertumbuhan dan pematangan. Kerja keras yang tak kenal lelah, berpadu dengan berkah alam, membuahkan panen yang melimpah. Cukup untuk mengisi piring keluarga mereka, bahkan lebih, hingga bisa dijual demi memenuhi kebutuhan hidup.

    Kisah para petani ini pun melampaui batas desa—menarik perhatian dunia dan menginspirasi banyak orang. Mereka menunjukkan bahwa kemiskinan dan kesulitan bukanlah tembok penghalang, melainkan batu loncatan menuju harapan. Dengan tekad dan kerja keras, mereka mengubah keterbatasan menjadi kekuatan. Kisah mereka adalah cerminan semangat manusia yang tak mudah padam, bukti bahwa rintangan bisa dilampaui oleh mereka yang tak menyerah.

    Renungan

    Belajar dari Petani Desa, Sebagai warga Desa kita dapat belajar banyak dari para petani desa kita. Mereka mengajarkan kita tentang:

    Nilai kerja keras dan keuletan

    Kepentingan menghargai alam dan lingkungan

    Kebajikan kesabaran dan ketekunan

    Pentingnya komunitas dan kerja sama

    Kepuasan dari hasil kerja sendiri

     

     

    Kreator : Kusniwati S. Pd

    Bagikan ke

    Comment Closed: Tangan Kasar Menumbuhkan Kehidupan (Bab 2)

    Sorry, comment are closed for this post.

    Popular News

    • Part 15: Warung Kopi Klotok  Sesampainya di tempat tujuan, Rama mencari tempat ternyaman untuk parkir. Bude langsung mengajak Rani dan Rama segera masuk ke warung Kopi Klotok. Rama sudah reservasi tempat terlebih dahulu karena tempat ini selalu banyak pengunjung dan saling berebut tempat yang ternyaman dan posisi view yang pas bagi pengunjung. Bude langsung memesan […]

      Okt 01, 2024
    • Part 16 : Alun – Alun  Kidul Keesokan paginya seperti biasa Bude sudah bangun dan melaksanakan ibadah sholat subuh. Begitupun dengan Rani yang juga melaksanakan sholat subuh. Rani langsung ke dapur setelah menunaikan ibadah sholat subuh. Tidak lama disusul oleh Bude dan langsung mengambil bahan masakan serta mengiris bahan untuk memasak. Rani dan Bude sangat […]

      Okt 16, 2024
    • Part 14: Kopi Klotok Pagi hari yang cerah, secerah hati Rani dan semangat yang tinggi menyambut keseruan hari ini. Ia bersenandung dan tersenyum sambil mengiris bahan untuk membuat nasi goreng. Tante, yang berada di dekat Rani, ikut tersenyum melihat Rani yang bersenandung dengan bahagia. “Rani, kamu ada rasa tidak sama Rama? Awas, ya. Jangan suka […]

      Sep 18, 2024
    • Part 13 : Candi Borobudur Keesokan harinya Rama sibuk mencari handphone yang biasa membangunkannya untuk berolahraga disaat Rama berada di Jogja. Rama tersenyum dan semangat untuk bangun, membersihkan diri dan segera membereskan kamarnya. Tidak lupa Rama juga menggunakan pakaian yang Rapih untuk menemui Rani hari ini. Sementara Rani seperti biasa masih bermalas-malasan di dalam kamarnya […]

      Sep 07, 2024
    • Part 12 : Cemburu Rama langsung memukul Jaka saat Jaka baru saja masuk ke ruang kerjanya Rama. Jaka yang meringis bukannya marah namun malah tersenyum terhadap Rama karena Jaka tahu bahwa Rama lagi cemburu terhadapnya. Rama males menjawab salam dari Jaka namun sebagai orang yang punya adab Rama harus menjawab salam dari Jaka dengan sopan. […]

      Sep 05, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021