Jesi, seorang siswi yang penuh semangat dan tekad, telah menyelesaikan perjalanan panjangnya di sekolah dasar dengan peringkat yang sangat memuaskan. Setelah menikmati liburan akhir semester, Jesi mempersiapkan berkas pendaftaran untuk mendaftar di SMP impian. Dengan hati yang berdebar, Jesi menyerahkan berkas pendaftarannya dan berharap dapat diterima di SMP tersebut.
Beberapa hari setelah pendaftaran, Jesi mengikuti tes untuk masuk ke SMP impian tersebut. Namun, Jesi kembali dihadapkan dengan pemisahan siswa berdasarkan tingkat kecerdasan, dimana siswa pintar masuk ke kelas A. Jesi berhasil masuk ke kelas A dan siap menghadapi tantangan dan persaingan di dalamnya.
Di kelas A, Jesi bersaing dengan siswa-siswa lain untuk mendapatkan peringkat terbaik. Setiap siswa berjuang keras untuk mempertahankan peringkat mereka dan mendapatkan pengakuan sebagai siswa yang pintar. Jesi menemukan teman-teman baru yang juga memiliki semangat yang sama, yaitu Zia, Nunu, Suci, Salwa, dan Arni. Mereka dikenal dengan nama “geng orang pintar” karena merekalah yang paling semangat bersaing dengan semua siswa di sekolah tersebut. Mereka selalu belajar bersama secara intensif. Mereka saling mendukung dan saling mendorong untuk meraih kesuksesan.
Pada awal semester ganjil di kelas 9, Jesi dan Nunu terpilih untuk mewakili kelas A dalam kuis bahasa Inggris yang diadakan oleh sekolah. Mereka berdua merasa bangga karena dapat mewakili 28 orang siswa lainnya di kelas mereka. Lalu mereka berdua langsung pergi ke tempat kuis. Di sana sudah ada beberapa juri yaitu guru bahasa Inggris di sekolah itu. Tak berselang lama, kuis pun dimulai. Mereka berdua dan peserta lainnya mengerjakan kuis dengan fokus dan teliti. Dan pengumuman pemenang pun tiba. Jesi dan Nunu masing-masing mendapatkan peringkat 3 dan 1 dalam kuis tersebut. Mereka membawa nama baik kelas A, kelas unggulan. Mereka merasa bangga atas pencapaian mereka. Setelah mendapatkan pengumuman pemenang, mereka berdua mendapatkan hadiah penghargaan dari pihak sekolah karena telah memenangkan kuis tersebut.
Setiap semester, Jesi dan teman-temannya berlomba mendapatkan peringkat terbaik di kelas. Meskipun Jesi selalu mendapatkan peringkat 3 ke atas, persaingan di antara mereka tetap sehat dan penuh semangat. Mereka belajar bersama, berdiskusi, dan saling membantu dalam memahami pelajaran yang sulit.
Namun, tidak semua perjalanan di kelas A berjalan mulus. Pernah ada drama ketika salah satu teman sekelas Jesi merasa bahwa Jesi telah mengambil peringkatnya, yang berakibat pada penurunan peringkat teman tersebut secara drastis. Hal ini menyebabkan konflik dan air mata di antara mereka. Namun, mereka akhirnya mampu berbicara dan menyelesaikan masalah tersebut dengan dewasa, memahami bahwa persaingan seharusnya tidak menghancurkan persahabatan mereka.
Namun, pada saat kelas 9 pada tahun 2019, dunia dihadapkan pada pandemi COVID-19 yang sangat parah. Semua siswa diberi libur selama dua minggu, yang akhirnya berubah menjadi libur selama dua tahun. Akibatnya, angkatan Jesi tidak melaksanakan ujian nasional seperti biasanya. Mereka harus menyesuaikan diri dengan pembelajaran jarak jauh dan menghadapi tantangan baru dalam menyelesaikan tahun terakhir mereka di SMP. Pada tahun tersebut, semuanya berjalan tidak normal, harus memakai masker saat keluar rumah, menjaga jarak antar pribadi dan harus mengikuti vaksinasi. Semuanya dijalankan secara online dari rumah. Entah itu proses belajar mengajar, ataupun bermain bersama teman-teman. Jesi dan teman-temannya adalah angkatan pertama yang menerima pembelajaran melalui daring (dalam jaringan/online). Jadi mereka masih belum terbiasa dengan semua itu. Mereka belajar dari awal. Tentang apa? Ya. Tentang semua yang terkait dengan pembelajaran. Mereka belajar bagaimana cara mengumpulkan tugas lewat daring, belajar bagaimana cara mengerjakan tugas lewat daring dan bagaimana menghadiri pertemuan lewat daring pula. Semua itu mereka pelajari satu persatu. Dan ya, mereka bisa karena terbiasa.
Meskipun menghadapi banyak tantangan dan perubahan yang tidak terduga, Jesi tetap tegar dan optimis. Dia belajar mengatasi rintangan dan menemukan cara untuk terus belajar dan berkembang di tengah situasi yang sulit. Jesi dan teman-temannya tetap saling mendukung dan berbagi semangat untuk meraih kesuksesan di masa depan. Mereka saling mendukung melalui daring pula. Saling melakukan VC (video call), dan membahas tentang hal-hal apa saja yang mungkin dapat membantu pembelajaran di tengah pandemi covid-19. Mereka tak pernah menjatuhkan. Mereka saling bahu membahu, membantu dan mengajari teman-temannya yang masih belum paham. Tentunya diajar lewat daring juga.
Perjalanan Jesi di SMP penuh dengan tantangan, persaingan, dan perjuangan. Namun, dia tidak pernah menyerah dan terus berjuang untuk meraih mimpinya. Dia belajar bahwa keberhasilan tidak hanya dilihat dari peringkat atau prestasi semata, tetapi juga dari kekuatan tekad, semangat, dan integritas yang dimiliki.
Ketika masa SMP berakhir, Jesi merasa bangga dengan pencapaian dan perjuangannya. Dia siap melanjutkan pendidikan ke jenjang berikutnya, dengan keyakinan bahwa dia memiliki kemampuan dan potensi untuk meraih mimpi-mimpinya. Jesi adalah contoh inspiratif bagi semua orang yang menghadapi tantangan dalam hidup, bahwa dengan tekad dan kerja keras, kita bisa meraih apapun yang kita impikan.
Kreator : JESINTA DEWI SRIKANDI
Comment Closed: Tantangan dan Perjuangan dalam Meraih Mimpi
Sorry, comment are closed for this post.