KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Catatan Harian
  • Cerita Anak
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kisah Inspiratif
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • Manajemen
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Opini
  • Organisasi
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • SDM
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Artikel » Telinga Rafiq Dan Hati Yang Berbisik Bab 7

    Telinga Rafiq Dan Hati Yang Berbisik Bab 7

    BY 29 Nov 2024 Dilihat: 133 kali
    Telinga Rafiq Dan Hati Yang Berbisik_alineaku

    Bab 7: Keberanian dalam Keheningan

    Hari itu menjadi momen baru bagi Rafiq, sekaligus bagi seluruh kelas. Sejak ia menyampaikan keinginannya untuk menciptakan ruang aman bagi para siswa, sesuatu yang tak kasat mata terasa berubah di kelas itu. Biasanya, suasana kelas penuh dengan celoteh ringan atau diskusi tentang tugas, tetapi kali ini ada keheningan yang hangat—seperti semua orang tengah menunggu giliran untuk berbagi.

     

    Kelas Interaktif

    “Bapak ingin kalian merasa bahwa kelas ini adalah tempat aman untuk saling mendengar dan berbagi,” ucap Rafiq dengan nada yang penuh ketulusan.

    “Siapa tahu, ada beban yang selama ini kalian pikul sendirian, dan mungkin berbicara bisa membuatnya terasa lebih ringan.”

    Kata-kata itu menggema di dalam kelas, dan beberapa siswa terlihat berpikir, mungkin mempertimbangkan apakah mereka berani membuka diri di depan teman-teman sekelas. Mata Rafiq menyapu ruangan, berusaha memastikan bahwa semua anak merasa nyaman. Alih-alih terburu-buru, ia memberi mereka waktu. Hening terasa nyaman kali ini—hening yang memberi ruang untuk mendengarkan, bukan untuk tergesa-gesa merespons.

     

    Lalu, perlahan, seorang siswa mulai bicara, diikuti siswa lainnya. Mereka membicarakan hal-hal sederhana namun bermakna, mulai dari pengalaman buruk saat ulangan hingga kekhawatiran kecil di rumah. Seiring berjalannya waktu, wajah-wajah yang tadinya tegang dan ragu mulai mencair. Rafiq merasa lega melihat anak-anaknya berani terbuka, meski tentang hal-hal kecil sekalipun.

     

    Momen Emosional

    Namun, dari sudut kelas, Rafiq melihat Siti, seorang murid pemalu yang selalu diam, menatap lantai dengan ekspresi penuh keraguan. Rafiq tidak mendesaknya, hanya memberinya anggukan lembut dan senyuman yang mengisyaratkan bahwa ia boleh berbicara kapan pun ia merasa siap.

     

    Dengan suara bergetar, Siti mulai bercerita. Ia menyampaikan bahwa beban ekonomi keluarganya terasa semakin berat, hingga ia sering khawatir akan masa depan. Teman-temannya mendengarkan dalam diam, sementara Rafiq memperhatikan betapa besar kekuatan yang dibutuhkan gadis itu untuk mengungkapkan perasaannya. Saat cerita Siti berlanjut, beberapa teman sekelasnya mulai meneteskan air mata, merasa simpati dan bangga pada keberanian Siti.

     

    Tak lama setelah Siti selesai, seorang siswa lain mengangkat tangan dan mengatakan bahwa ia juga punya masalah yang mirip. Keberanian Siti telah membuka pintu bagi siswa lainnya untuk berbagi, dan kelas berubah menjadi tempat saling dukung. Saling memberi semangat, para siswa menyadari bahwa mereka tidak sendirian dalam menghadapi masalah. Rafiq merasa hatinya hangat, menyaksikan anak-anaknya menjadi lebih berani dan saling menguatkan.

     

    Refleksi Diri

    Saat kelas berakhir, Rafiq duduk sendiri di ruang guru, memikirkan kembali kejadian tadi. Ia merasa lega dan puas karena telah membantu para siswa untuk saling mendukung tanpa mengandalkan kemampuan mendengar pikiran. Ia menyadari bahwa pendekatan ini ternyata lebih berdampak daripada sekadar mengetahui apa yang mereka pikirkan. Dengan menciptakan lingkungan yang aman dan hangat, ia memberi mereka ruang untuk belajar menjadi kuat dengan cara mereka sendiri.

     

    “Ya Allah, terima kasih atas kesempatan ini,” bisik Rafiq dalam doanya.

    Ia merasa bersyukur, tidak hanya karena dapat membantu anak-anaknya, tetapi juga karena dirinya belajar dari mereka. Hari itu, ia menyadari bahwa kebahagiaan dan ketenangan lebih bernilai ketika datang dari hubungan yang tulus, bukan dari kekuatan luar biasa yang ia miliki. Rafiq berjanji pada dirinya sendiri untuk terus menumbuhkan suasana seperti ini di kelasnya, di mana murid-muridnya bisa merasa aman untuk menjadi diri sendiri, berbagi, dan berkembang.

     

    Rafiq kini semakin paham bahwa kekuatan sejati terletak pada kemampuan untuk mendengarkan dengan hati, bukan hanya dengan telinga. Setiap siswa memiliki kisahnya masing-masing, dan Rafiq percaya, dengan hati yang terbuka, ia bisa membantu mereka menemukan keberanian di dalam diri mereka. Bagi Rafiq, hari itu bukan hanya momen untuk mendidik, tetapi juga pelajaran hidup yang berarti, sebuah kisah tentang keberanian dalam keheningan yang penuh kasih.

     

     

    Kreator : Wandi

    Bagikan ke

    Comment Closed: Telinga Rafiq Dan Hati Yang Berbisik Bab 7

    Sorry, comment are closed for this post.

    Popular News

    • Part 15: Warung Kopi Klotok  Sesampainya di tempat tujuan, Rama mencari tempat ternyaman untuk parkir. Bude langsung mengajak Rani dan Rama segera masuk ke warung Kopi Klotok. Rama sudah reservasi tempat terlebih dahulu karena tempat ini selalu banyak pengunjung dan saling berebut tempat yang ternyaman dan posisi view yang pas bagi pengunjung. Bude langsung memesan […]

      Okt 01, 2024
    • Part 16 : Alun – Alun  Kidul Keesokan paginya seperti biasa Bude sudah bangun dan melaksanakan ibadah sholat subuh. Begitupun dengan Rani yang juga melaksanakan sholat subuh. Rani langsung ke dapur setelah menunaikan ibadah sholat subuh. Tidak lama disusul oleh Bude dan langsung mengambil bahan masakan serta mengiris bahan untuk memasak. Rani dan Bude sangat […]

      Okt 16, 2024
    • Part 14: Kopi Klotok Pagi hari yang cerah, secerah hati Rani dan semangat yang tinggi menyambut keseruan hari ini. Ia bersenandung dan tersenyum sambil mengiris bahan untuk membuat nasi goreng. Tante, yang berada di dekat Rani, ikut tersenyum melihat Rani yang bersenandung dengan bahagia. “Rani, kamu ada rasa tidak sama Rama? Awas, ya. Jangan suka […]

      Sep 18, 2024
    • Part 13 : Candi Borobudur Keesokan harinya Rama sibuk mencari handphone yang biasa membangunkannya untuk berolahraga disaat Rama berada di Jogja. Rama tersenyum dan semangat untuk bangun, membersihkan diri dan segera membereskan kamarnya. Tidak lupa Rama juga menggunakan pakaian yang Rapih untuk menemui Rani hari ini. Sementara Rani seperti biasa masih bermalas-malasan di dalam kamarnya […]

      Sep 07, 2024
    • Part 12 : Cemburu Rama langsung memukul Jaka saat Jaka baru saja masuk ke ruang kerjanya Rama. Jaka yang meringis bukannya marah namun malah tersenyum terhadap Rama karena Jaka tahu bahwa Rama lagi cemburu terhadapnya. Rama males menjawab salam dari Jaka namun sebagai orang yang punya adab Rama harus menjawab salam dari Jaka dengan sopan. […]

      Sep 05, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021