KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Catatan Harian
  • Cerita Anak
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kisah Inspiratif
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • Manajemen
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Opini
  • Organisasi
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • SDM
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Artikel » Teman dan Sahabat

    Teman dan Sahabat

    BY 14 Jun 2024 Dilihat: 255 kali
    Teman dan Sahabat_alineaku

    Berteman adalah kebutuhan yang selalu kita perlukan. Aku tidak dapat membayangkan kalau tidak mempunyai teman. Pasti hidup rasanya sepi. Dan aku pikir semua manusia memerlukan itu, karena Homo homini lopus, homo homini sosius.

     

    Kalau aku baca memang manusia terbagi menjadi beberapa karakter, namun pada dasarnya karena manusia adalah makhluk sosial, seberapapun pendiamnya, seseorang yang mempunyai keseimbangan jiwa dalam tataran normal akan memerlukan teman atau sahabat dalam kehidupan sehari-harinya.

     

    Pasti kita memiliki teman di masa kecil dulu. Teman bermain jualan (jw. pasaran) ataupun teman mencari bunga-bunga kecil merah, teman mencari bungkus permen, teman bermain gundu, mencari jangkrik, bahkan teman untuk berdebat dan berkelahi.

     

    Dari kecil dan mulai dapat mengingat, pasti kita sudah merasa punya teman. Aku ingat, di saat aku belum bersekolah di taman kanak-kanak (mungkin saat itu sudah cukup umur untuk masuk play group, 2 – 3 tahun?), aku punya teman ledek-ledekan ala Semarangan. Aku ingat, setelah aku mandi sore dan berganti baju dan dibenaki coreng moreng (sampai sekarang aku heran mengapa Ibuku suka membedakiku dengan bedak yang gak rata ya, asal usap saja?), aku akan digendong Ibuku dan didudukkan di kursi yang berada di teras rumah. Teman sebayaku juga berada di posisi yang mirip, namun dia berada di depan rumahnya sendiri. Dan rumah kami memang berhadap-hadapan. Selagi Ibu kami masing-masing mengambilkan makanan untuk kami, kami akan saling ejek dengan saling memonyongkan mulut atau berjoged-joged segenit-genitnya. Walhasil, karena lantai teras rumahku agak bergelombang, akhirnya aku terjunggal jatuh ke lantai, dan seingatku menjadi kecelakaan kecil pertamaku. Kepalaku sempat sobek dan berdarah, yang akhirnya meninggalkan bekas “petak” kecil di kepala (entah waktu itu tergores apa). Hingga aku berumur 5 tahun, si dia menjadi saingan dan sekaligus teman akrab atau sahabatku, karena Ibunya juga teman akrab ibuku.

     

    Setelah masuk TK dan pindah ke kampung yang sedikit lebih jauh dari kampung kami semula, akupun memulai punya komunitas yang lebih beragam. Setidak-tidaknya berbeda jenis. Waktu itu bangku TK kami adalah bangku panjang yang terbuat dari kayu, dan diperkuat oleh paku-paku, yang kadang mudah copot sehingga bangkuku bisa bergoyang ke kiri dan ke kanan. Serunya tidak hanya satu atau dua anak saja yang duduk, kami berlima atau bahkan bertujuh yang duduk dalam satu bangku panjang tersebut dapat bergerak berbareng ke kanan dan ke kiri. Bahkan temanku yang paling usil (dan mulai ada bibit jahil), suka menyisakan tempat kepada kami yang datang terlambat tepat di tempat yang merupakan sambungan bangku yang dapat menjepit (maaf) pantat kami. Wah, kalau kebagian tempat duduk itu, rasanya kayak dicubit dan sakit sekali saat teman-teman kompak menggerakkan bangku ke kiri dan ke kanan. Namun aku paling suka dengan temanku yang baik hati yang selalu mengingatkan temanku yang suka usil itu…dan dia adalah teman pria baik hati pertama yang aku kenal di usiaku 5 tahun! Saat itu ku anggap dia sebagai pria yang paling keren di dunia! Aku ingin menjadi sahabatnya!

     

    Masa SD lebih seru lagi, karena tiga kali aku berpindah sekolah aku punya teman dan sahabat-sahabat yang seru. Seingatku aku sudah mulai suka membaca sejak aku mulai bisa membaca. Dan sekarang aku merasa telah memanfaatkan temanku yang sudah mempunyai banyak koleksi komik dan buku-buku saat itu. Aku bisa berangkat pagi-pagi ke sekolah (padahal seharusnya masuk sekitar jam 10-an), hanya untuk mampir ke rumah temanku tersebut untuk nongkrong dan membaca buku-buku yang dimilikinya (sementara temanku belum mandi dan sibuk mengurusku). Oh…betapa baik hatinya dia. Sebenarnya nenekku juga memiliki banyak buku cerita (dan membuat Perpustakaan di rumah), dan Ibuku juga sudah berlangganan majalah anak-anak Kuncung dan Bobo sejak Bobo terbit pertama kali di tahun 1972 (1973?), namun tidak seru lagi kalau tidak meminjam, karena buku-buku di rumah nenek maupun majalah sudah habis terbaca semua!.

     

    Demikian juga saat SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi. Mereka mewarnai kehidupanku. Teman adalah bagian dari hidup ini. Sehingga kita harus selalu menjaga hubungan pertemanan. Suatu hal yang sangat mengharukan saat beberapa waktu yang lalu, di suatu kota di Pulau Kalimantan akan bertemu lagi dengan seorang teman SD yang hanya satu tahun saja sekelas dan selanjutnya aku harus pindah ke SD yang cukup jauh di Kecamatan yang berbeda. Dia masih mengingat dan mengenal aku setelah sekian puluh tahun tidak bertemu. Dia ingat akan kebiasaan-kebiasaan ku hingga aku dapat mengingat kembali saat-saat sekelas dulu. Aku ingat, dia bersama serombongan temanku (rata-rata usia 10 tahunan) bersepeda bertandang ke rumahku yang jaraknya sekitar 10 km-an dari area rumah teman-temanku itu untuk menyampaikan salam perpisahan….uhuk..uhuk……aku jadi terharu. Terima kasih banyak sahabat-sahabatku.

     

    Pertemanan tulus dan tanpa melihat status seperti di masa kecil dulu kembali terulang di usia matang. Masa bersaing dan berkompetisi sudah berlalu, sehingga pertemanan menjadi kembali murni. Kegiatan hadir dalam reuni maupun acara olahraga bersama ataupun pengajian menjadi suatu kegiatan yang menggembirakan. Saling mengenalkan keluarga, suami, istri, anak, dan cucu menjadi sarana menambah saudara dan mempererat tali persaudaraan. Mengenang keseruan masa muda menjadi bagian yang menyenangkan, tanpa melihat status, jabatan, ataupun pangkat. Bersama-sama naik LRT (Light Rail Transit), MRT (Mass Rapid Transit), atau WHOOSH ( Waktu Hemat, Operasi Optimal, Sistem Hebat) Halim- Bandung PP-pun menjadi kegiatan mewah yang tak terlupakan. Kata orangtua bahwa berteman dan bersahabat akan merabuk /memupuk umur dan mendatangkan rejeki. 

     

    Sesuai hadits Rasulullah tentang silaturahmi (berteman dan bersahabat): “Tidak ada yang mendekatkan seorang hamba kepada Allah dengan sesuatu yang lebih baik daripada silaturahmi. Dan silaturahmi menghasilkan kasih sayang di antara keluarga dan meningkatkan rezeki.” (HR. Abu Hurairah).

     

    Teman dan sahabat adalah harta benda karunia Allah yang tak ternilai, maka perlu dipupuk dan dipelihara dengan segala hal yang baik.

     

    Kreator : Manik Priandani

    Bagikan ke

    Comment Closed: Teman dan Sahabat

    Sorry, comment are closed for this post.

    Popular News

    • Part 15: Warung Kopi Klotok  Sesampainya di tempat tujuan, Rama mencari tempat ternyaman untuk parkir. Bude langsung mengajak Rani dan Rama segera masuk ke warung Kopi Klotok. Rama sudah reservasi tempat terlebih dahulu karena tempat ini selalu banyak pengunjung dan saling berebut tempat yang ternyaman dan posisi view yang pas bagi pengunjung. Bude langsung memesan […]

      Okt 01, 2024
    • Part 16 : Alun – Alun  Kidul Keesokan paginya seperti biasa Bude sudah bangun dan melaksanakan ibadah sholat subuh. Begitupun dengan Rani yang juga melaksanakan sholat subuh. Rani langsung ke dapur setelah menunaikan ibadah sholat subuh. Tidak lama disusul oleh Bude dan langsung mengambil bahan masakan serta mengiris bahan untuk memasak. Rani dan Bude sangat […]

      Okt 16, 2024
    • Part 14: Kopi Klotok Pagi hari yang cerah, secerah hati Rani dan semangat yang tinggi menyambut keseruan hari ini. Ia bersenandung dan tersenyum sambil mengiris bahan untuk membuat nasi goreng. Tante, yang berada di dekat Rani, ikut tersenyum melihat Rani yang bersenandung dengan bahagia. “Rani, kamu ada rasa tidak sama Rama? Awas, ya. Jangan suka […]

      Sep 18, 2024
    • Part 13 : Candi Borobudur Keesokan harinya Rama sibuk mencari handphone yang biasa membangunkannya untuk berolahraga disaat Rama berada di Jogja. Rama tersenyum dan semangat untuk bangun, membersihkan diri dan segera membereskan kamarnya. Tidak lupa Rama juga menggunakan pakaian yang Rapih untuk menemui Rani hari ini. Sementara Rani seperti biasa masih bermalas-malasan di dalam kamarnya […]

      Sep 07, 2024
    • Part 12 : Cemburu Rama langsung memukul Jaka saat Jaka baru saja masuk ke ruang kerjanya Rama. Jaka yang meringis bukannya marah namun malah tersenyum terhadap Rama karena Jaka tahu bahwa Rama lagi cemburu terhadapnya. Rama males menjawab salam dari Jaka namun sebagai orang yang punya adab Rama harus menjawab salam dari Jaka dengan sopan. […]

      Sep 05, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021