Pernikahan adalah sebuah perjalanan panjang, bukan sekadar tujuan. Dalam perjalanan ini, dua hati yang berbeda belajar untuk berdetak dalam irama yang sama, meski terkadang dengan tempo yang tak selalu selaras. Untuk benar-benar menjadi satu kesatuan, kedua belah pihak harus bersedia mengikis ego, menutupi kekurangan, dan memperbaiki diri sebaik mungkin. Dalam pernikahan, setiap hari adalah kesempatan untuk tumbuh, untuk saling mendengarkan, dan mendukung satu sama lain.
Pernikahan bukanlah sebuah keajaiban yang terjadi dalam sekejap, seperti makanan siap saji yang langsung dapat dinikmati. Pernikahan lebih menyerupai sebuah panci kosong. Anda berdua diberikan bahan-bahan mentah—kepribadian, mimpi, kekhawatiran, dan harapan—dan bersama-sama Anda mulai menyiapkan hidangan kehidupan. “Marriage is not a noun; it’s a verb. It isn’t something you get. It’s something you do.” kata Barbara De Angelis. Apa yang Anda sajikan di meja pernikahan adalah apa yang akan Anda nikmati bersama. Rasa manis pernikahan tidak datang begitu saja; ia adalah hasil dari kerja keras, pengorbanan, dan cinta yang disuling dari waktu ke waktu.
Pernikahan bukanlah tempat untuk mencari kebahagiaan. Jika Anda memasuki pernikahan dengan harapan bahwa pasangan Anda akan menjadi sumber kebahagiaan utama, maka Anda akan kecewa. Kebahagiaan harus Anda bawa sendiri ke dalam pernikahan, bukan sesuatu yang Anda tuntut dari pasangan Anda. Seperti yang pernah dikatakan oleh Abraham Lincoln, “Most folks are as happy as they make up their minds to be.” Dalam pernikahan, kebahagiaan adalah keputusan yang dibuat bersama, bukan hadiah yang diberikan oleh keadaan.
Kedamaian dalam pernikahan juga tidak akan muncul dari kekosongan. Kedamaian itu harus Anda bawa ke dalam hubungan, dari kedalaman jiwa yang telah menerima dan memaafkan. Sukacita yang sejati dalam pernikahan adalah hasil dari sukacita yang Anda tanam bersama, dalam kehangatan cinta yang saling menguatkan.
Apa yang Anda bawa ke dalam pernikahan, itulah yang akan Anda dapatkan. Jika Anda membawa ketulusan, kepercayaan, dan komitmen, maka itulah yang akan tumbuh dalam hubungan Anda. Namun, jika Anda membawa harapan-harapan yang tidak realistis, kecemasan, dan kekecewaan, maka itulah yang akan mengisi ruang di antara Anda.
Betapa indahnya ketika pasangan saling memperhatikan, saling memperbaiki, dan saling memberdayakan. Pernikahan bukan tentang mencari kesempurnaan dalam diri pasangan, tetapi tentang menerima ketidaksempurnaan dengan lapang dada dan penuh kasih. Dalam setiap hari yang berlalu, biarkan cinta Anda bertumbuh seperti pohon yang akarnya semakin dalam dan dahannya semakin kuat.
Seperti yang pernah diucapkan oleh Kahlil Gibran, “Stand together yet not too near together: For the pillars of the temple stand apart, and the oak tree and the cypress grow not in each other’s shadow.” Pernikahan adalah tentang berdiri bersama, namun tetap memberikan ruang untuk masing-masing tumbuh, menemukan kekuatan dalam keberagaman, dan menemukan kebahagiaan dalam kebersamaan yang seimbang.
Kreator : Wista
Comment Closed: Tentang Pernikahan
Sorry, comment are closed for this post.