Betapa banyak ilalang hidup subur di pematang sawah. Sebanyak itu ilalang dicabut, sebanyak itu pula ilalang akan tumbuh kembali. Bahkan lebih rimbun, apalagi pada musim penghujan. Ilalang dianggap gulma atau hama bagi petani, yang mana kehadirannya hanya dianggap ancaman, dapat merusak hasil panen. Berbagai upaya pun dilakukan, entah itu dengan metode konvensional seperti mencabutnya, memaculnya, atau dengan cara yang lebih moderat seperti menyemprotnya hingga mengambil akarnya. Tapi, ilalang tetaplah ilalang. Ia akan berupaya bertahan hidup.
Pertanyaan mendasar, apa yang menyebabkan ilalang mampu menjaga eksistensinya?
Jawaban singkatnya, dikarenakan ilalang memiliki Zat Endurance. Yakni, daya tahan dan kemampuan untuk melakukan intensitas hidup dalam waktu yang lama. Sungguh sebuah sistem terbentuk, terkoneksikan dalam harmonisasi hubungan yang padu pada bagian tubuh Ilalang, antara Endurance dan ZPT (Zat Pengatur Tumbuh), ibarat endurance tubuh manusia yang membutuhkan karbohidrat.
Artinya, jika seorang menghadapi berbagai problematika hidup, dirinya harus memiliki Endurance, mempunyai semangat Benchmarking (berubah menjadi lebih baik), dengan mengenali kemampuan diri agar selalu survive dalam hidup.
Prinsipnya ; Memberi tidak meminta. Produsen bukan hanya konsumen. Pelayan bukan yang dilayani. Maka, Endurance-nya dengan sabar dan sholat. Benchmarking-nya dengan Mujahada dan analisa diri-nya dengan Muhasabah.
Selalu lah bersikap optimis dalam menjalani hidup dengan bersabar, bermujahadah, bermuhasabah.
Kreator : Arif Budiono
Comment Closed: TEORI POHON ILALANG
Sorry, comment are closed for this post.