KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • basedonmyrealitylife
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Catatan Harian
  • Cerita Anak
  • Cerita Bersambung
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kisah Inspiratif
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • Madhoe Retna
  • Manajemen
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Opini
  • Organisasi
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • SDM
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Artikel » TERBANG MENANGKAP MIMPI

    TERBANG MENANGKAP MIMPI

    BY 30 Des 2022 Dilihat: 211 kali

    Oleh : Yosep Boli

    Kisah ini terus terpatri di setiap sanubari perjalanan hidup meramu cinta bersama seisih rumah.  Buah sulung tetap menjadi hasil pertama dari setiap karya sebagai bukti buah cinta antara sepasang hati, aku dan istriku. Sebagai orang tua, ada hasrat digantung tinggi untuk setiap buah-buah cinta. Mereka ada bukan karena kebetulan atau sesuatu yang asal diadakan. Mereka menjadi ada karena sebuah jawaban atas setiap pengharapan pada sang Khalik sebagai sumber dari segala sumber pengharapan. Secara alamiah, yang sulung akan mendapatkan bagian yang pertama, dan itu pasti. Cinta dan kasih sayang belum terbagikan karena ia masih seorang saja. 

    Seiring dengan perjalanan waktu, cinta itu pasti mulai terbagi seiring juga dengan bertambahnya titipan sang Khalik sebagai pusaka-Nya yang wajib kami asuh dan kami rawat sebagai citra-Nya yang hidup. Maka waktu selanjutnya adalah mengatupkan tangan dan menengadah secara bersama-sama dalam satu rumah untuk memimpikan sesuatu yang harus diselesaikan kelak sebagai guratan tangan-tangan lembut penuh kasih, bahwa pusaka-pusaka titipan Tuhan ini kelak memiliki masa depan sendiri. Itulah hadiah yang terindah dari sebuah kepercayaan yang telah Tuhan titipkan pada kami sebagai orang tua.

    Kala itu di awal Mey 2015, masih ada sisa musim penghujan. Tanah di depan teras rumah masih tersisa genagan air hujan karena malam itu sampai subuh hujan terus rintik membasahi atap rumah. Mata ini belum sempat terusap dengan segenggam air bening, anak sulungku melalui telepon genggam menyuarakan khabar sukacita baginya. Ia seperti mendapatkan sesuatu yang ia sendiri impikan selama ini. Ia yakin betul bahwa mimpinya itu juga menjadi mimpi bersama orang tuanya. Dari balik sukacita dan kegembiraanya ada deretan kata-kata bersalah karena ia tidak perna mengajak kedua orang tuanya untuk ikut bermimpi bersamanya. Dengan terbata-bata penuh haru ia berterus terang bahwa ia telah lolos menjadi penghuni sebuah kampus Negeri di kota Malang melalui jalur Undangan. Ia memimpikan sendiri, ia berusaha sendiri melalui prestasi belajarnya di bangku SMA, ia memilih jurusan sesuai dengan kemampuannya, dan semua itulah yang menghantarnya untuk menangkap mimpinya. 

    Sambil dengan seriusnya saya bersama istriku mengikuti sukacita anaku, kami terdiam haru. Tak sepatah katapun keluar dari dua mulut ini, yang ada hanyalah tetesan air bening yang mengalir dari dua pasang mata, aku dan istriku. Kami tidak saling mengetahui satu sama yang lain akan makna semuanya ini. Tetapi yang pasti adalah kami tertinggal satu langkah dari anak kami, terlambat bermimpi. Yang ada pada kami hanyalah bekal yang telah kami tanam kepada setiap buah hati kami adalah menunaikan kewajiban sebagai orang tua apapun mimpi mereka, yang terpenting semuanya demi menangkap masa depan. 

    Dengan punggung tangannya, istriku menyeka air matanya. Sepertinya ia tidak mau berlama-lama larut dalam keharuan karena sekarang tinggal memilih di antara dua opsi, yah atau tidak. Baginya, tidak boleh ada kata tidak untuk kesempatan emas ini yang mungkin hanya dimiliki oleh orang-orang pilihan, dan satu diantaranya adalah putri sulung kami. Ku raih kembali telpon genggam tuk menyapa putri kami kembali, memberikan restu atas keberuntungan yang telah kita raih. Sekarang tinggal mengambil langkah cepat untuk memenuhi segala persyaratan dalam menjawabi kesempatan emas ini. Kami semua satu kata, bersama-sama menangkap mimpi itu sambil kembali menumpahkan pengharapan kepada Sang pemilik harapan itu karena di depan sejauh mata memandang masih ada lika-liku yang harus kami pijaki bersama dan kami harus berusaha untuk melakoni sesuai dengan panggilan masing-masing. Anak, kembalilah ke sini. Kita harus kumpulkan kekuatan karena engkau harus mendapatkan yang engkau cita-citakan melalui cucuran keringat dan air mata. Dalam dekapan dada kedua orang tua inilah engkau kami peluk erat supaya engkau tetap mendapatkan kehangatan untuk membakar semangatmu. Engkau akan menjadi kuat mengolah akalmu, memainkan setiap jemarimu tuk menyelesaikan selaksa beban dan kakimu akan menjadi tumpuan pijakan setiap waktu engkau mendapatkan tantangan, engkau pasti tetap tegar berdiri. 

    Segala sesuatu pun terjadi sesui rencana. Semua kelengkapan dokumen menjadi kewajiban melengkapi pendaftaran sudah terselesaikan secara on line. Mengejar waktu adalah tantangan selanjutnya. Sebagai ayah yang adalah seorang guru tentu tidak bisa mendampinginya demi memenuhi tuntutan kampus untuk bertatap muka mendampingi anak kami. Masih ada ibunya, dan itu lebih mujarab. Mereka berdua akan ku relakan pergi untuk memenuhi undangan itu. Setiap langkah ini selalu ku sebutkan namamu berdua. Kamu baik-baik dalam perjalanan, kamu harus tiba dengan selamat, segala urusan dilancarkan dan tidak ada aral yang kamu hadapi. Bersama Sang empunya harapan, segala sesuatu pasti baik-baik saja. Mereka berhasil mengemban kepercayaan keluarga untuk tugas yang satu ini, membawa anak kami, membawa kakak dari adik-adiknya yang menunggu di sini demi mendekatkan mimpinya. Jalan itu sudah terbuka lebar untuk mu, anakku. Selanjutnya engkau akan pergi sendiri tanpa harus kami tuntun lagi. Engaku harus memastikan bahwa kelak engkau akan membuat kami kedua orang tua bersama adik-adikmu tertawa lebar menyaksikan suksesmu, karena hanya itulah kado terindah buat kami. Kado itu akan rebah dalam dekapan kedua orang tuamu tetapi menjadi bola liar untuk adik-adik mu. Mereka akan belajar dari kesungguhanmu, dan bola itu akan mereka lempar jauh-jauh dan mereka kejar dan menangkapnya lagi. Semuanya itu engkau harus buktikan.

    Waktu berjalan tanpa terasa padahal sudah memasuki tahun yang ke empat, artinya dimasa-masa akhir perkuliahanmu. Jam di telpon genggam ku sudah menunjukan separuh malam. Masih ada tugas yang harus kami kerjakan bersama secara on line. Menyusun kata-kata kunci Skripsi dalam bentuk Abstrak menjadi tugas terakhir untuk menyelesaikan karya ilmiahnya dalam wujut tiga bahasa. Ada bahasa Jerman, bahasa jurusannya, ada bahasa Indonesia dan ada bahasa Inggris. Bagianku adalah mengalihkan ke bahasa Inggris sesuai dengan basikku. Berpacu dengan waktu malam itu terasa sudah mengusik semua rasa kantuk. Yang terpenting adalah kami harus berhasil menyelesaikan dengan baik demi memuaskan nalar dosen pembimbing. Hampir tiga jam semuanya terselesaikan karena keesokan harinya adalah hari terakhir kegiatan konsultasi. Kerja keras dengan segala kesungguhan memang selalu membuahkan hasil. Kembali lagi ku katupkan kedua tangan ini sebagai tanda ucapan syukur kepada Tuhan, kami telah berhasil dituntun-Nya sampai mendapat pujian dari dosen pembimbing. 

    Anak kami, kakak dari adik-adik mu, engkau memang bersungguh-sungguh menujukan jati dirimu sebagai yang sulung mendapatkan kasih sayang sekaligus sebagai suluh untuk adik-adikmu. Segala sesuatu hampir berakhir di depan penguji mu tetapi engkau harus yakin bahwa saat itu engkau berada di depan wakil almamatermu sebagai saksi hidup, saksi yang pantas menorehkan namamu dalam lembaran panjang mereka yang telah berhasil di kampus ini. Mereka, sang penguji adalah para pemegang palu kebijaksanaan yang siap menjatuhkan keputusan yang adil bahwa engaku pantas ada di sini dan telah sukses meraih gelar sarjana Bahasa Jerman. Saat itu pasti engkau merasa damai karena kami disini, orang tua mu, adik-adikmu, sementara berada didepan Tuhan dan Penolong kita berkatup tangan mendaraskan doa berhiaskan terang lilin membawamu kepada Pengharapan kita untuk suksesmu. Kami bisa merasakan degup jantungmu karena jantung itu milik kita bersama, pusaka titipan Tuhan. Sukses sementara menantimu, kamu pasti bisa. 

    Ponsel gengam berdering, kata-katamu hanyalah tangis haru. Dengan terbata-bata engkau lantumkan nada bahagiamu, bahagia kita bersama bahawa engkau sukses. Kamipun ikut menangkap keberhasilanmu dengan deraian air mata, sambil merangkul kedua adikmu seolah-olah engkau ada disini, di dalam dekapan kami. Kamipun ikut bernyanyi dalam nada suka, dan engaku telah membayar tuntas semua perjuangan dan usaha kita bersama. Engkau mengalungkan gelar di pundakmu, memeluk tangkai bunga hadiah sahabatmu sebagai lambing sukacita sambil tertawa lebar. Engkau betul-betul telah memberikan hadiah terindah buat keluarga kita.

    Musim penghujan masih bergulir. Ketika itu waktu masih berada di pertengahan bulan Februari. Pantas saja hujan masih sesekali mengguyur namun cuaca tetap bersahabat. Ada sebuah penantian panjang hampir tiga bulan setelah anak kami mengirimkan khabar bahwa sekitar pertengahan Feruari ia akan mendapatkan kesempatan untuk mengikuti prosesi pengukuhan sebagai seorang sarjana dalam sebuah acara wisuda. Menghitung waktu terasa lama sekali tetapi biar lambat namun pasti. Istriku, dari guratan wajahmu engkau pasti letih sekali. Kurang lebih empat tahun engaku harus berpacu dengan waktu mengasah pikiran, membagi rejeki tuk mencukupi semua kebutuhan keluarga. Kita pasti tidak puya kelebihan namun engkau tidak pernah merasakan kekurangan. Hanya satu yang ada dalam olahan pikiranmu, kita harus menangkap mimpi kita dari keringat kita sendiri. Istriku, mimpi yang terakhir ini kita harus tangkap dengan cepat lekas. Waktu itu engkau akan ku bawa melayang-layang di atas awan mendekati langit biru dan ku ajak engkau bemimpi demi menghilangkan kepenatanmu. Nusa Flores dan nusa Timor harus segera kami saksikan dari langit dan seterusnya akan  kami pijaki kaki ke bumi Jawa dalam hitungan menit. Istriku, engkau letih sekali. Waktu  yang kita tunggu sudah datang. Mari, tanganmu ku gengam. Aku akan menuntunmu menaiki tangga pesawat, engkau harus berada disini, di sampimgku seperti janji kita dulu. Kita akan terbang untuk menangkap mimpi kita yang sudah bertahun-tahun kita gantungkan bersama di ujung dahan. Dahan itu tertancap berakar sangat kuat di pulau Jawa, tempat anak kita menuntut ilmu. Istriku, tersenyumlah sekarang karena di bawah sana di dalam gedung yang megah ini anak kita berada di antara ribuan yubilaris disaksikan oleh ribuan pasang mata, diantaranya juga kita berdua sebagai saksi hidup, para orang tua, duduk dengan hikmat menyaksikan puncak kesuksesan anak-anak kita. 

    Istriku, kita sungguh-sungguh telah terbang untuk menangkap mimpi kita. Berada dalam sebuah gedung yang megah dan indah berhiaskan temaran tembang-tembang klasik diiringi alunan music campuran antara music modern dan tradisional, semakin menambah semarak suasana dalam gedung Graha itu. Layar raksasa terpampang di belakang para tempat duduk petinggi kampus sembari menyuguhkan karya hebat anak kampus berbarengan dengan sejuta keberhasilan yang telah tertorehkan di negeri orang pintar ini. Anakku, engkau pantas berada disini, di negeri orang pintar, Universitas Negeri Malang. 

    Suasan hening, terdengar sayup-sayup mars Gaudeamus Igitur pertanda prosesi pengukuhan segera dimualai. Petinggi kampus sudah menempati tempatnya masing –masing. Seremoni pembuka berlalu tanpa terasa karena semua mata dan telinga hanya tertuju pada saat-saat puncak, pengukuhan. Sayangku, kita betul-betul telah menangkap mimpi. Istriku mulai memecahkan keharuan. Anak kita betul-betul telah mengajak kita untuk terbang menangkap mimpi, karena ia telah berada bersama-sama dengan ribuan orang sukses di bawah sana. Sebentar lagi bait namanya akan segera dikumandangkan. Sayangku, lihatlah di bawah sana, ia berjalan tegap dengan langkah pasti mengikuti lebar sarungnya setelah namanya dipanggil. Di sana di layar raksasa di samping kita, kita bisa menyaksikan bagaimana ia menangkap mimpi itu sambil menggenggam tangan pimpinan tertinggi kampus. Menerima symbol pengukuhan, setelah itu kembali ke tempat duduknya. Air beningpun tumpah di dua pasangmata, istriku dan aku tanda suka cita bercampur haru. 

    Bapak-Mama, terima kasih. Kami berpelukan setelah prosesi selesai. Istri dan anakku, kita sudah menangkap mimpi itu, dan semua itu bukan lagi dalam khayalan tetapi sudah menjadi kenyataan.  Melalui jalan bekelok penuh kerikil tajam kita tapaki dengan sekacita. Tidak keluhan lagi tetapi hanya ada harapan, harapan untuk meraih mimpi. Anak, engkau telah mengajak kami kedua orang tua untuk ikut terbang menangkap mimpi itu, itulah sukses kita. 


    Bagikan ke

    Comment Closed: TERBANG MENANGKAP MIMPI

    Sorry, comment are closed for this post.

    Popular News

    • Part 15: Warung Kopi Klotok  Sesampainya di tempat tujuan, Rama mencari tempat ternyaman untuk parkir. Bude langsung mengajak Rani dan Rama segera masuk ke warung Kopi Klotok. Rama sudah reservasi tempat terlebih dahulu karena tempat ini selalu banyak pengunjung dan saling berebut tempat yang ternyaman dan posisi view yang pas bagi pengunjung. Bude langsung memesan […]

      Okt 01, 2024
    • Part 16 : Alun – Alun  Kidul Keesokan paginya seperti biasa Bude sudah bangun dan melaksanakan ibadah sholat subuh. Begitupun dengan Rani yang juga melaksanakan sholat subuh. Rani langsung ke dapur setelah menunaikan ibadah sholat subuh. Tidak lama disusul oleh Bude dan langsung mengambil bahan masakan serta mengiris bahan untuk memasak. Rani dan Bude sangat […]

      Okt 16, 2024
    • Dalam dunia pendidikan modern, pendekatan sosial emosional semakin banyak dibahas. Salah satu model yang mendapatkan perhatian khusus adalah **EMC2 sosial emosional**. Namun, apa sebenarnya yang dimaksud dengan Definisi EMC2 sosial emosional? Mengapa pendekatan ini penting dalam pembelajaran? Mari kita bahas lebih lanjut untuk memahami bagaimana EMC2 berperan dalam perkembangan siswa secara keseluruhan. Definisi EMC2 Sosial […]

      Okt 02, 2024
    • Pancasila sebagai dasar negara Indonesia tidak lahir begitu saja. Di balik perumusan lima sila yang menjadi pondasi bangsa ini, ada pemikiran mendalam dari para tokoh pendiri bangsa, salah satunya adalah Soekarno. Pemikiran Soekarno dalam merumuskan Pancasila sebagai dasar negara menjadi salah satu tonggak penting dalam sejarah Indonesia. Lalu, apa saja pemikiran Soekarno tentang dasar negara […]

      Des 02, 2024
    • Rumusan dasar negara yang dikemukakan oleh Mr. Soepomo memiliki peran sangat penting dalam pembentukan dasar negara Indonesia. Dalam sidang BPUPKI, Mr. Soepomo menjelaskan gagasan ini dengan jelas, menekankan pentingnya persatuan dan keadilan sosial. Dengan demikian, fokusnya pada teori negara integralistik membantu menyatukan pemerintah dan rakyat dalam satu kesatuan. Lebih lanjut, gagasan ini tidak hanya membentuk […]

      Okt 21, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021